Chapter 25 : Pictures

255 18 8
                                    

SOPHIA mengantuk. Ya. Sangat mengantuk. Bahkan rasa mengantuk itu terbawa sampai istirahat pertama.

"Nih, makanan lo," Mitha menyodorkan semangkuk bakso.

Sophia langsung memakannya tanpa mengubah arah pandangannya dari pot bunga di dekat pintu keluar kantin ini.

"Lo kenapa, Sop?"

Sophia langsung menoleh dan mendengus pelan saat menyadari ternyata Sinta yang memanggilnya. "Sap, sop, sap, sop."

"Ah, elo mah pilih kasih. Sama Kak Titan boleh aja, sama sahabat sendiri masa nggak boleh?"

Sophia menegakkan tubuhnya. "Elo marah nggak kalo gue nggak suka lo panggil kayak tadi? Tapi sama Titan malah gue bolehin?"

Sinta mengangkat kedua bahunya. "Nggak juga, sih. Emang kenapa?"

Sophia mengangguk-angguk. Ia mulai menyeruput kuah baksonya.

"Nggak papa. Cuma lagi survei aja."

Sinta manggut-manggut.

"Phi, gimana?" tanya Mitha.

Sophia berhenti menyendokkan kuah bakso ke mulutnya. "Apanya?"

Mitha baru saja ingin menjawab, tapi pandangannya malah tertuju pada seseorang yang sekarang sedang berjalan menuju kesini. Sophia yang fokus pada Mitha, kini mengikuti arah pandangan Mitha.

Haikal, berjalan mendekati mereka. Ia lalu berhenti tepat di samping Mitha. Mitha hanya melirik Haikal sambil melemparkan pandangan 'ada-apa'.

Haikal menatap Mitha tiga detik. Detik berikutnya, ia mengembuskan napas pelan lalu melewati Mitha tanpa menyapa atau melemparkan senyum terlebih dulu.

Mitha meniup poni yang menggantung di depan dahinya. "Gaje banget sih, tuh orang."

"Nggak ada hubungannya sama gue, kan?" tanya Sinta tiba-tiba, membuat Sophia maupun Mitha menatapnya penuh tanda tanya.

"Siapa tau dia caper sama gue," lanjut Sinta. Dan ucapan Sinta semakin sukses membuat Sophia dan Mitha menganga lebar.

"Lo tau lah ...," Sinta menunjuk Sophia dan Mitha bergantian dengan sendok. "Kalo cowok di depan cewek yang suka sama dia, dia bakal sok ganteng. Dan, dia ngiranya gue suka sama dia, kan? Padahal dia yang suka sama gue."

Mitha mengusap-usap tengkuknya, ia lalu menatap Sophia sebentar sebelum lanjut memakan baksonya.

Sophia tersenyum. "Bisa jadi, Sin."

"Ya, kan," Sinta tersenyum narsis. Beberapa saat kemudian, ia menyadari sesuatu pada ucapannya. "Phi, gue nggak bermaksud. Beneran. Gue cuma ... cuma menghibur diri aja. Gue nggak ada niat ngarepin Kak Haikal suka sama gue, beneran," raut wajah Sinta menunjukkan kalau ia menyesal. "Phi, maafin gue, ya."

Sophia tertawa kecil. "Maafin apa, sih?"

"Gue mengutip kata-kata lo, Sin. Jelasin dong maksud kata 'menghibur diri' yang lo bilang tadi," ucap Mitha. "Gue kok mau ngakak, ya?"

Sinta memanyunkan bibirnya. "Maksudnya, kan Kak Haikal kegeeran, ngira gue suka sama dia. Ya, gue juga mau kegeeran dong. Nggak adil kalo dia doang. Kalo kayak gini kasusnya, ayo kita kegeeran rame-rame!"

Tawa Mitha pecah. "Kasian. Jomblo ya, Neng?"

Sinta menatap Mitha tajam. "Nyari temen sesama jomblo ya, Neng?"

Mitha terdiam. Sinta langsung tertawa kemenangan.

"Nggak papa kali kalo Kak Haikal beneran suka sama lo," ucapan Sophia membuat Sinta langsung menatapnya.

MLS (1) - Phytagoras LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang