⇦EMPAT⇨

285K 17.7K 172
                                        

Kiara berjalan pelan menuju perpustakaan sambil mengelap keringat didahinya. Hari ini hari terakhir MOS dan tadi ia baru saja mengumpulkan tanda tangan OSIS.

Kiara masuk ke perpustakaan yang sepi, hanya ada penjaga yang sedang tertidur. Kiara berjalan menuju rak buku novel. Tetapi ia tak sengaja menabrak salah satu kursi yang sedang diduduki seseorang.

Orang yang tadinya tertunduk, mendongak, membuat gadis itu takut. Alangkah terkejutnya gadis itu saat melihat Karrel yang sedang memelototinya. Kiara ingin berlari, tetapi sayangnya bukunya terjatuh dan diambil oleh Karrel.

"Mau kemana lo?" tanya Karrel.

"Kembaliin buku gue," kata Kiara sambil mencoba mengambil bukunya, namun usahanya sia-sia.

"Gue tanya, mau kemana lo?" tanya Karrel lagi, kini sedikit berteriak membuat gadis itu terdiam.

"Ma ... mau keluar," jawab Kiara gugup.

Karrel berdiri, kemudian menyeret tangan Kiara paksa. Lelaki itu menyeret Kiara sampai di luar perpustakaan kemudian berhenti.

"Kok lo naik-narik sih?" tanya Kiara tak terima.

"Kan lo yang bilang mau keluar," kata Karrel santai.

"Tapi kan--," ucapan Kiara dipotong oleh Karrel.

"Kenapa? Lo nggak terima?" tanya Karrel sambil mendekati Kiara, membuat gadis itu berjalan mundur.

"Ee ... enggak," jawab Kiara takut.

"Ya udah," kata Karrel lalu pergi meninggalkan gadis itu.

Beberapa detik kemudian ia teringat sesuatu, "buku gue," gumam Kiara.

Tamatlah riwayatnya, buku yang berisi tanda tangan OSIS yang ia cari dengan susah payah, kini berada di tangan lelaki iblis itu.

Bagaimana nasib gadis malang ini? Bukankah sebentar lagi buku para siswa-siswi MOS akan diperiksa, dan yang tidak membawa buku atau tanda tangannya kurang dari lima belas akan dihukum? Apakah gadis ini harus pasrah, usahanya selama ini diambil oleh lelaki iblis itu? Tidak! Ia tidak boleh pasrah!

Dengan langkah cepat, Kiara mencari lelaki iblis itu, ia celingak-celinguk untuk melihat dimana lelaki iblis itu bersemayam. Sesampainya di kantin, ia melihat lelaki iti sedang tertawa bersama teman-temannya. Iya! Itu lelaki iblis yang ia cari.

Dengan cepat Kiara berjalan menuju lelaki itu, belum saja ia sampai di meja Karrel. Langkah nya sudah terhenti. Apakah ia berani mengambil buku itu? Apakah ia berani berbicara dengan lelaki itu? Sepertinya tidak, tetapi Kiara sudah bertekad untuk mengambil bukunya.

Kiara kembali berjalan menuju meja lelaki iblis itu.

"Eh, ada Kia," goda Martin.

"Mau ngapain lo ke sini?" tanya Karrel sinis.

"Jangan galak-galak napa, Rel? Kasian tau Kia nya jadi takut," kata Rokky sok imut.

"Jijik gue!" kata Gani sambil menoyor kepala Rokky.

"Mana buku gue? Balikan!" pinta Kiara setelah mengumpulkan keberanian.

"Siapa lo nyuruh-nyuruh gue?" tanya Karrel.

"Ini ada apa sih?" tanya Martin bingung.

"Lo nggak perlu tau!" kata Karrel sinis.

"Rupanya Karrel sudah main rahasia-rahasiaan," kata Rokky.

"Apa? Kamu merahasiakan sesuatu dariku?" tanya Gani dramatis.

"Alay lo!" kata Karrel.

"Balikin buku gue!" kata Kiara.

"Balikin aja kali, Rel," kata Martin.

"Oke gue bakal balikin, tapi ada syaratnya!" kata Karrel.

"Apa?" tanya Kiara.

"Lo harus nurutin tiga permintaan gue," kata Karrel.

"Hah?!" Kiara saat itu langsung terkejut.

"Gak mau? Ya udah, gue robek aja bukunya," kata Karrel bersiap merobek buku Kiara, namun ditahan oleh gadis itu.

"Gue mau," jawab Kiara.

"Bagus, ini buku lo," Karrel melempar buku itu pada Kiara, dengan sigap gadis itu menangkapnya.

Kiara langsung pergi dari tempat itu, di dalam hatinya, ia merasakan sesuatu yang buruk baru saja di mulai. Semoga itu tidak terjadi.

▣▣▣▣▣

Kiara berjalan menuju kelasnya. Ia tak menyadari bahwa sedari tadi para siswa-siswi MOS sudah masuk sesuai kelas masing-masing.

Kiara berjalan sendiri, karena kelasnya dengan Jenny berbeda. Sesampainya di depan kelas, ia mengetuk pintu, karena ada guru yang sedang mengajar.

"Permisi buk! Saya murid baru," kata Kiara sopan.

"Oh, silahkan masuk!" ajak Guru perempuan yang sudah tua itu, "perkenalkan diri kamu!" pinta nya.

"Nama saya Kiara Ifania, kalian bisa memanggil saya Kia," kata Kiara singkat.

"Ya udah kamu duduk di sana!" kata guru tersebut sambil menunjuk bangku pojok belakang. Kiara pun berjalan ke bangku tersebut.

Bangku tersebut diisi oleh seorang lelaki yang sedang menunduk, nampaknya sedang tertidur.

Kiara duduk di sebelah lelaki itu, ia memperhatikan lelaki yang sedang tertidur itu, kemudian menepuk bahunya pelan, membuat lelaki itu terbangun.

"Bangun! Ini jam pela--," ucapan Kiara terputus saat melihat wajah lelaki itu, ia Karrel, lelako iblis itu.

"Lo?" tanya Kiara kaget.

"Iya, ini gue emang kenapa?" tanya Karrel.

"Nggak papa," jawab Kiara.

"Sama satu lagi, jangan pernah coba-coba bangunin gue waktu tidur! Ngerti?" tanya Karrel, Kiara mengagguk. Sepertinya hal buruk akan segera dimulai.

▣▣▣▣▣
Hai aku update lagi! Dan kayaknya aku bakal fast update mulai hari ini, hehe ...

Jangan lupa vomment! Terima kasih.

24-04-2016

Different Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang