⇦DUA PULUH TUJUH⇨

176K 10.6K 879
                                        

Wkwk kocak banget siih. Apa lagi banci2nya, jadi gemesh sama KaRoGa. Karrel juga ngaku2 namanya Aurel lagi. Berasa geli waktu ngikutin suara banci ala Karrel, eh salah Aurel. Wkwk keren sadis deh part inii

freakfiction97

Sebelum baca kalian jawab dulu pertanyaanku. Kira-kira siapa yang nyuruh preman buat nyelakain Kiara?

▣▣▣▣▣

"Gimana?" tanya Nessa saat tiga lelaki sudah masuk ke dalam mobil.

"Kita langsung nyamperin orangnya!" kata Karrel emosi.

"Santai bos, santai!" ujar Rokky menenangkan.

"Enak aja lo bilang santai, ini udah nggak bisa dianggap sepele, atas dasar apa dia nyelakain Kia," kata Karrel keras kepala.

"Keras kepala lo! Emang lo mau musuh lo liat lo jadi banci kayak gini hah?!" tanya Gani.

"Tenang dulu deh, ini sebenarnya ada apa?" tanya Desi kebingungan.

"Jadi gini, kita udah tau siapa yang nyuruh kitu preman buat nyelakain Kiara," ucap Rokky.

"Siapa-siapa?" tanya Desi dan Nessa bersamaan.

"Amel," jawab Gani.

"Hah?! Perasaan Amel nggak ada masalah apa-apa sama Kia, kok bisa dia nyuruh preman-preman itu buat nyelakain Kiara?" tanya Nessa bingung.

"Tau tuh aneh banget," komentar Rokky.

"Makanya kita harus secepat mungkin nemuin dia," kata Karrel yang nampak dendam kesumet sama makhluk bernama Amel itu.

"Tunggu dulu, Amel yang dimaksud itu, Amel yang suka sama lo kan?" tanya Gani.

"Hah?! Emang Amel suka sama gue? Kok gue baru tau?" tanya Karrel bingung.

"Makanya jadi orang tu jangan kayak es batu. Semua orang juga tau kali kalau Amel si cewek yang makek bedak kelebihan itu demen amat sama lo," jelas Rokky.

"Jangan-jangan dia kesel sama Kiara karena Karrel suka sama Kia, terus dia nyuruh preman deh," ucap Desi.

"Udah deh, jangan nerka-nerka. Mending kita pulang, terus bobo cantik, ini udah malem lho! Besok kita sekolah, mana gue belum buat PR lagi. Mending kita lanjutin besok aja," saran Nessa yang nampak mengantuk.

"Bener juga kata Nessa, mending sekarang kita pulang, Des, ayo cepetan pulang, gue udah sesek nih! Atau perlu gue buka baju di sini?" ancam Karrel.

"Iya-iya," Desi pun mulai menghidupkan mobil dan melajukan mobil tersebut.

▣▣▣▣▣

Angin malam terasa sangat dingin, tetapi lelaki itu masih tetap diam di balkon rumahnya. Dengan ditemani secangkir kopi panas dan juga angin yang sedari tadi menerpa rambutnya itu, Karrel memainkan gitar kesayangannya itu.

Sudah lama ia tak memainkan gitar tersebut, padahal pensi sudah dekat. Bahkan Karrel sudah jarang berlatihan untuk pensi. Sekarang pikirannya hanya satu, menyelamatkan gadisnya dari ancaman dikeluarkan dari sekolah.

Lelaki itu nampak fokus dengan gitarnya, memetik satu demi satu senar gitar sambil bernyanyi. Suara lelaki ini sangatlah bagus, tetapi tidak sempurna jika tidak ada gadis itu. Gadis itu telah mengubah segalanya, dari kebiasaannya yang sangat buruk menjadi lebih baik.

Lelaki itu tidak pernah membantah ucapan guru dan juga balapan liar bahkan lelaki itu juga sudah jarang merokok karena terlalu sibuk dengan sebuah misi. Misi yang akan ia tuntaskan secepat mungkin. Lelaki ini sudah berjanji untuk menjaga apa yang bisa membuatnya bahagia dan gadis itu telah membuatnya bahagia, jadi dia akan melawan siapa saja yang ingin menyakiti kebahagiannya itu.

Different Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang