⇦DUA PULUH SATU⇨

184K 11.4K 1.4K
                                    

Kiara berjalan pelan menuju kelasnya. Sesampainya di kelas Kiara disambut dengan ucapan selamat dari para temannya.

"Ini kenapa sih pada nyelamatin gue?" tanya Kiara bingung sambil menaruh tas di bangkunya.

"Kan lo baru jadian, Ki," kata Tata yang duduk di depan bersama Zen.

"Ini gara-gara lo Nes," kata Kiara marah pada Nessa yang duduk di bangku samping Kiara.

"Hehehe ...," Nessa hanya cengengesan, lalu melanjutkan kembali kegiatan menyalin PR teman.

Tiba-tiba seorang lelaki datang dengan pakaian urakan. Ia berjalan menuju bangkunya. Beberapa menit kemudian guru pun datang.

"Anjir, udah dateng aja Bu Siti, woi KJ mana KJ?" tanya Zen histeris.

"Eh, KJ gue mana? Siapa yang nyuri nih?" tanya Doni bingung.

"Anak-anak!" teriak Bu Siti sambil memukulkan penggaris pada papan tulis, karena murid-muridnya  sangat ribut.

"Iya Bu Cantik," jawab Rokky tengil.

"Iya, Bu, ibu cantik banget hari ini," sambung Deni.

"Jadi makin suka deh sama ibu," kata Doni.

"Apalagi kalau ulangannya dibatalin," kata Zen yang langsung dapat pelototan tajam oleh guru tersebut.

"Tumben lo nggak ikut," kata Kiara pada Karrel yang sedang membaca buku sejarah, suatu kegiatan yang sangat jarang lelaki itu lakukan.

"Lagi nggak pengin aja," kata Karrel sambil membuka halaman buku selanjutnya.

"Oh, tumben banget sih," komentar Kiara.

"Emangnya gue nggak boleh belajar?" tanya Karrel sewot.

"Ya nggak gitu juga kali," jawab Kiara.

"Ya udah diem," kata Karrel.

"Iya, iya," kata Kiara.

▣▣▣▣▣

Bel pulang sekolah telah berbunyi membuat siswa-siswi kelas 11 IPS 2 berhamburan keluar kelas.

"Ki, ditunggu Kak Dimas di luar," kata Amel.

"Cie ... ada yang udah ditungguin nih," goda Nessa.

"Apaan sih Nes, udah sana pergi!" usir Kiara.

"Yeh ngambek, ya udah gue pergi," kata Nessa lalu berjalan menuju pintu keluar.

Kiara pun menggendong tasnya dan hendak keluar, tetapi tangannya dicekal seseorang, Kiara pun menengok.

"Entar jam delapan gue bakal jemput lo, gue mau ngomong sesuatu," kata Karrel.

"Hah?!"

"Gue enggak nerima penolakan," kata Karrel, lalu keluar. Saat berpapasan dengan Dimas, ia menatap Dimas dengan tajam, seolah menyatakan bahwa ia ingin membunuh Dimas saat ini juga.

Kiara pun berjalan dan berhenti saat melihat Dimas di depan pintu, "kakak ngapain di sini?" tanya Kiara.

"Emang salah kalau aku nungguin pacarku sendiri?" Dimas balik bertanya sambil mengacak pelan rambut Kiara.

"Ya enggak, tapikan kakak jadi repot," kata Kiara.

"Kamu enggak ngerepotin kok, aku malah seneng lagi bisa jemput kamu," kata Dimas sambil merangkul pinggang Kiara membuat gadis itu sedikit tidak nyaman.

"Kak," kata Kiara sambil melepaskan tangan Dimas yang merangkulnya.

"Kenapa?" tanya Dimas bingung.

Different Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang