⇦DUA PULUH LIMA⇨

197K 11K 226
                                        

Hahaha ... lagian nyari disosmed mana bener, kebanyakan kan nggak bener. Tuhkan gak bener, bukannya asli, eh malah orang gila yang kabur dari RSJ, wkwkwk ..., udah gitu ngaku-ngaku lebih ganteng dari shawn mendes sama cameron dallas lagi, part ini sumpah gokil abis ampe sakit perut gue hahaha ...

OkthaViana

▣▣▣▣▣

Nessa mengetuk pelan pintu rumah Kiara, "permisi," kata Nessa.

Pintu terbuka menampakkan wanita paruh baya, "eh, Nessa, silahkan masuk, Kiara ada di kamar," kata Sinta mempersilahkan Nessa dan Desi masuk.

"Tante aku ke kamarnya Kiara dulu ya," kata Nessa lalu berjalan menuju kamar Kiara.

"Kamu nggak ikutan ke kamar Kiara?" tanya Sinta sambil duduk di sofa.

"Entar aku nyusul tan, sebelumnya aku boleh nanya nggak tan?" tanya Desi setelah duduk di samping Sinta.

"Boleh, nanya apa ya?" tanya Sinta.

"Tentang Kiara," kata Desi.

"Kiara?" tanya Sinta memastikan.

"Iya tante, Kiara sejak diskors gimana keadaannya?" tanya Desi.

"Dia sering murung, setiap tante tanya pasti dia jawab nggak papa, tante rasa dia masih takut soal preman itu," kata Sinta.

"Hah?! Preman?" tanya Desi kaget.

"Iya, dia diskors gara-gara salah paham, Kiara udah nyeritain semuanya ke tante. Katanya dia dicegat sama dua preman waktu mau makan sama Dimas, terus Pak Lukman gurunya langsung ngambil kesimpulan sendiri dan nggak mau denger penjelasan Kiara. Makanya sampai sekarang Kia masih takut, soalnya Kia punya phobia, Kiara takut sama orang-orang yang nggak dia kenal. Setiap kali deket sama orang yang nggak dia kenal, dia selalu mikir orang itu jahat, tapi phobianya udah hilang lama banget, nggak tau entah mengapa sekarang phobianya dateng lagi, mungkin dia merasa ada seseorang yang selama ini jagain dia tapi seseorang itu hilang entah kemana. Mungkin dia kangen Papanya yang baru aja berangkat kerja keluar kota," ujar Sinta panjang lebar.

"Oh, jadi Kiara punya phobia. Ya udah deh tante, makasi ya, aku nyusul Nessa ke kamar Kiara," kata Desi lalju berjalan menuju kamar Kiara.

Hanya Tuhan dan Kiara lah yang tahu dugaan Sinta benar atau kah salah. Mungkin saja Kiara merindukan Papanya atau orang lain yang menurutnya akan lenyap sebentar lagi dari kehidupannya. Kita hanya bisa menerka-nerka saja untuk menemukan jawabannya.

Sementara itu Nessa sudah ada di kamar Kiara.

"Lo ngapain ke sini Nes?" tanya Kiara.

"Mau jenguk lo, kasian lo diskors seminggu, pasti bosen di rumah kan?" tanya Nessa khawatir.

"Ah, lebay lo Nes, gue nggak papa kali," kata Kiara berbohong padahal sangat terlihat jelas kelopak matanya hitam seperti kekurangan tidur dan matanya sembab seperti habis menangis.

Duh, Kak Desi mana sih? Lama amat ngobrolnya sama Tante Sinta. Kalau gini caranya, bakalan lama nih gue harus ngomong hal-hal nggak penting sama Kiara. Ah keburu siang nanti, mending gue ngomong intinya aja sama Kiara bodo amat deh sama Kak Desi, males gue nungguin, batin Nessa.

Baru saja Nessa ingin memulai sesi tanya jawab pada Kiara. Tiba-tiba pintu terbuka menampakkan perempuan dengan wajah cantik, "hai semua," kata Desi sambil menutup pintu kamar Kiara.

"Loh, Kak Desi kok ada di sini?" tanya Kiara heran melihat seorang Desi -salah satu murid populer dengan segudang prestasi- datang ke rumahnya.

"Hehehe ... maaf nyosor ke kamar lo padahal kita sama sekali nggak kenal, tapi lo kan udah tau nama gue, gue pun udah tau, berarti gue anggap kita udah saling mengenal," ujar Desi sambil duduk di kasur Kiara.

Different Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang