⇦SEBELAS⇨

213K 13.3K 122
                                    

Mobil milik Karrel melaju kencang. Namun beberapa saat setelah keluar dari kerumunan tersebut, Karrel memelankan laju mobilnya. Saat ada belokan, Karrel membelokkan mobilnya.

"Kok, belok sih? Bukannya arena balapannya itu lurus?" tanya Kiara.

"Emang siapa yang mau ikut balapan?" tanya Karrel.

"Lah, terus ngapain ke sini?" tanya Kiara bingung.

"Gue ke sini itu cuma untuk nipu mereka biar ngira gue hadir," jelas Karrel, "emang gue gila apa? Ngajak cewek polos kayak lo balapan? Yang ada pulang-pulang lo nangis-nangis, terus laporin gue ke kantor polisi," kata Karrel membuat Kiara memukulnya.

"Gue bukan anak kecil," kata Kiara.

"Tapi itu faktanya, wahai nona," kata Karrel.

"Buktinya?" tanya Kiara.

"Mau bukti? Yakin? Entar lo malu lagi, pas nginget kejadian jidat lo ciuman sama kotak pensilnya karet unyil," kata Karrel.

"Nggak usah dibahas!" kata Kiara, "kita mau ke mana?" tanya Kiara.

"Gue mau ngajak lo ke suatu tempat," kata Karrel.

"Tempat apa?" tanya Kiara.

"Entar juga lo tau," jawab Karrel.

Tiba-tiba mobil Karrel berhenti.

Kiara pun menoleh, "kok berhenti? Udah sampai?" tanya Kiara.

"Bukan udah sampai, tapi bensin gue habis," kata Karrel.

"Kok bisa sih? Ih, Karrel gak seru banget sih, masa gue harus jalan sampai rumah? Yang ada kaki gue bisa patah," keluh Kiara.

"Gimana ya? Mana enggak ada pom bensin lagi di sini," kata Karrel.

"Ya udah, gue nyari pom bensin dulu ya, lo tunggu di sini, jangan kemana-mana, kalau ada apa-apa telpon gue," kata Karrel lalu membuka pintu mobil dan keluar, "inget jangan kemana-mana," kata Karrel, lalu menutup pintu.

"Huh! Nyebelin banget tuh cowok, udah ngerusak malam minggu gue sama Dimas, maksa gue ikut sama dia, terus ninggalin gue di mobil yang pengap ini lagi," keluh Kiara.

Beberapa lama kemudian, Karrel tidak datang-datang juga, Kiara pun memutuskan untuk menyusul lelaki itu.

Kiara turun dari mobil dan berjalan pelan. Tiba-tiba, ada dua orang lelaki yang menyetopnya.

"Mau kemana cantik?" tanya salah satu pria dengan rokok di tangannya.

"Permisi," kata Kiara menghindar dari pria itu. Akan tetapi pria di sebelahnya malah mencekal pergelangan gadis itu.

"Gak baik cewek cantik jalan sendiri malam-malam, mending sama abang aja," goda pria yang mencekal tangan Kiara.

"Lepasin!" teriak Kiara sambil menarik tangannya.

"Cantik-cantik kok galak sih?" goda pria yang membawa rokok tadi sambil mencolek dagunya.

"Tolong!" teriak Kiara.

"Teriak aja terus neng, nggak akan ada yang dateng," kata pria tersebut.

Tiba-tiba ada seorang lelaki yang memukul pria yang mencekal tangan Kiara dari belakang. Pria tersebut pun menoleh.

"Eh, bocah, lo ngapain mukul gue?" bentak pria tersebut.

"Lepasin dia!" teriak lelaki yang tak lain adalah Karrel.

"Siapa lo berani-berani nyuruh gue?" tanya pria itu sombong.

"Lepasin atau nyawa lo melayang!" ancam Karrel.

"Udah, hajar aja bos," kata pria di sampingnya.

"Karrel?" tanya Kiara kaget saat melihat wajah lelaki itu.

"Lo masuk mobil sana!" perintah Karrel.

"Tapi ...," Kiara nampak tak yakin.

"Cepet!" paksa Karrel, Kiara pun berlari menuju mobil.

"Ayo, jangan cuma berani sama cewek," kata Karrel, lalu memukul wajah salah satu pria membuat pria itu tersungkur.

"Baru di pukul dikit aja udah kayak gitu," kata Karrel meremehkan.

Pria di sampingnya pun tak tinggal diam. Dia memukul pipi Karrel membuat sudut bibir Karrel mengeluarkan darah.

"Cih, cuma segini doang?" tanya Karrel meremehkan, lalu memukul pria tersebut hingga bertubi-tubi. Pria tersebut pun jatuh, tetapi temannya berdiri dan menyerang Karrel dari belakang, ia memutar tangan Karrel hingga terdengar suara.

Karrel pun tak tinggal diam, ia memukul pria itu dengan tangannya yang satunya dengan membabi buta. Pria itu pun jatuh.

"Lo pergi atau mati?" ancam Karrel. Dua pria tersebut pun lari tertatih-tatih.

Karrel berjalan pelan menuju mobil dan masuk ke dalam mobil. Ia melihat seorang gadis yang tengah menangis sambil menutup wajahnya.

"Lo kenapa?" tanya Karrel sambil menarik tangan gadis itu yang menutupi wajahnya.

"Gu ... gue takut," kata Kiara, lalu memeluk Karrel dan menangis di dalam pelukan itu.

"Udah, lo tenang aja, preman-preman tadi udah pergi kok," kata Karrel.

"Makasi," kata Kiara.

"Iya, sama-sama. Btw, lo masih pingin meluk gue?" goda Karrel membuat Kiara langsung melepas pelukan itu.

"Apaan sih?" tanya Kiara, "sekali lagi, makasi ya," kata Kiara.

"Iya sama-sama, tapi ini nggak gratis loh," kata Karrel.

"Maksudnya?" tanya Kiara bingung.

"Ya lo harus ngerawat gue sampai gue sembuh," kata Kiara.

"Iya-iya, btw lo punya P3K?" tanya Kiara.

"Buat?" tanya Karrel.

"Itu bibir lo berdarah," kata Kiara.

"Oh, ada di bagasi," kata Karrel.

Kiara pun mengambil P3K tersebut.

"Sini gue obatin," kata Kiara, Karrel pun mendekatkan dirinya. Kiara mulai membersihkan luka tersebut. Jantung keduanya berdetak cepat saat mereka berdekatan.

"Udah," kata Kiara.

"Makasi," kata Karrel.

"Iya."

"Gue laper nih, ambilin makanan dong di belakang," pinta Karrel. Kiara pun mengambil beberapa roti dan minuman.

"Nih," Kiara memberikan minuman dan roti pada Karrel.

"Suapin," kata Karrel.

"Lo kan udah punya tangan," kata Kiara.

"Tapi kan tangan gue sakit gara-gara preman tadi," kata Karrel, Kiara pun kaget.

"Tangan yang mana?" tanya Kiara khawatir sambil memegang kedua tanga Karrel, membuat lelaki itu meringis.

"Aww, tanga kanan, jangan dipegang! Sakit," kata Karrel, Kiara pun melepaskan pegangannya itu.

"Maaf," kata Kiara.

"Udah, gak papa, ayo cepet suapin gue, gue laper," kata Karrel, Kiara pun mengikuti perintah lelaki itu.

Kiara merobek bungkus roti itu, lalu diberikan pada Karrel.

"Lo enggak makan?" tanya Karrel.

"Nggak laper," kata Kiara.

"Lo harus makan!" paksa Karrel.

"Tapi kan ...," omongan Kiara berhenti saat ada roti yang menyumpal mulutnya.

"Lo nggak mau kan gue dimarah gara-gara bawa anak orang dan nggak dikasi makan?" tanya Karrel, "udah cepet makan, sebentar lagi taksi yang gue telpon dateng," kata Karrel.

Kiara pun makan dalam diam.

▣▣▣▣▣
Aku update lagi, maaf kalau lama. Jangan lupa vomment!

06-05-2016

Different Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang