9.Pisces

1.8K 119 0
                                    

"kau bercanda!" Yume berseru panik karena tanpa berdiskusi terlebih dahulu, Kimmy langsung menunjuk tangannya kedepan, kearah yang dipilihnya. "Hime, amankan!" Lanjut Yume

"A-aku tidak-akh- bercanda! Lepaskan aku!" Kimmy berusaha melepaskan diri dari Hime yang mulai menyeretnya keluar ruangan. keberadaannya sekarang ini harus dihilangkan.Lea sendiri dari tempatnya berdiri, menggelengkan kepala putus asa. Tamat sudah. Habislah harapan mereka

"Aku yakin---Lepaskan!"Sekali lagi Kimmy berseru yakin, menghempas -kan tangannya kuat-kuat, membuat Hime otomatis melepaskan gadis itu, menghindari serangan

"Benar.. bukan?" Sambungnya, Kembali menatap Seva, dan menunjuk tepat kearahnya

"Aku? Kenapa Aku?" Seva menunjuk dirinya sendiri sambil mengangkat alisnya setengah, bertanya balik.

"Asal tebak--Akh! Tolong!" Kimmy Mengangkat kedua bahunya kemudian langsung menghindari Hime dan Yume yang menyerbunya dan hampir mencakar wajahnya kalau saja Lea tidak menenangkan mereka berdua

"S-sudahlah..."

"T-tenanglah.. Aku sering menonton Film-akh! Teka-teki seperti ini---Lea!! Selamatkan aku!" Setelah menyebut -kan kata film, Hime dan Yume tak tahan lagi. Hanya berdasarkan sebuah film! Kakak Beradik itu langsung menyerbu dan mengejar Kimmy yang menghindar.

"S-sudahlah.Hei, Tenang.." Lea sedikit kewalahan. Kimmy bersembunyi dibelakang tubuhnya sebagai tameng, sementara Yume dan Hime berusaha menggapai tubuh Kimmy tanpa melukai Lea

"Hei, Kau kan? Benar kan!?" Kimmy bertanya sekali lagi masih dengan posisi menghindari kakak beradik itu. Mereka benar-benar akan membunuhnya!-- oke, itu terlalu jahat. Tapi kali ini wajah mereka berdua sangat tidak bersahabat

"Benar"

Hime menghentikan gerakannya yang hampir saja menggapai wajah Kimmy, dan se-senti saja sudah bisa manjambak rambutnya. Dia dan Yume terdiam mematung, masih belum paham.

"Maksud---"

"Ya. Temanmu ini benar" Kemudian Seva mendekat ke arah mereka, memisahkan mereka yang hampir saja mengeroyok Kimmy disana.

Lea Menggeleng tak percaya. Astaga! Seva yang selama ini dia temui di ruang tengah lantai dua..Dengan raut terkejutnya dia menatap Seva masih tak percaya "B-bagaimana bisa?"saat itu, hari-hari Seva menemaninya di ruang tengah lantai dua, seharusnya para Raja dan Ratu berkumpul di ruang sidang untuk mengadakan rapat. Bagaimana bisa Seva bisa ada dengannya saat itu, menemaninya berbincang-bincang dan tidak mengikuti..rapat? seingatnya Seva pernah memberitahukan, Ibunya Seorang Ratu, sedang mengikuti rapat. Dia tak pernah berkata soal dirinya.

"Yeah.Belakangan aku harus menggantikan Ibuku...yang Juga korban--" Seva tak mampu melanjutkannya. Ibunya yang saat itu Ke daratan, Ikut tewas dalam peristiwa Kerajaan Cahaya. Umurnya masih sangat muda, sepantaran dengan Lea. Karena Tugas kerajaan, mau tak mau dia harus berada di posisi ini.

"M-maaf.. Aku--"

"Tak perlu merasa bersalah. Apa yang kurasakan sekarang... Tak sebanding denganmu" Seva menatap Lea, tersenyum masam.Ayah dan Ibunya korban. Dan itu pasti lebih menyakitkan.

"Kalian bertiga boleh Keluar, Terima Kasih" Perintah Seva pada ketiga Manusia setengah ikan yang masih berdiri daritadi tak bergerak, mengamati mereka. Setelah perintah itu, Mereka menunduk patuh, dan keluar dari tempat itu.

"Baik Yang Mulia"

"Lupakan Soal yang tadi---Kalian seharusnya memuji teman kalian ini!" Seva menepuk-nepuk pundak Kimmy dengan keras. Sementara Kimmy, membusungkan dadanya tinggi-tinggi, memasang wajah kesal pada teman-temannya seperti berkata dalam hati 'hei! Kalian dengar kan! Ayo cepat puji aku!'

Mystiki Porta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang