18. Pertarungan

1.4K 99 0
                                    

Malam yang semakin larut, membawa segala kemisteriusannya. Tak pernah ada yang tahu apa yang sedang terjadi dalam kegelapan malam. Kegelapan menjadi satu-satunya alasan bagi siapapun untuk menutup pintu rumah mereka, tak melakuakn aktivitas luar rumah sama sekali.

Agak jauh dari gerbang Kerajaan Cahaya, Bangsa Peri. Griffer, Kenneth dan Lea juga beberapa pasukan Kerajaan Cahaya yang tersisa bersembunyi dibalik semak-semak, menunggu sebuah instruksi. Lea berdiri paling depan dengan Griffer dan Kenneth dikedua sisinya. Mereka bertiga dilindungi dari arah belakang. Tetap siaga, dan awas dengan sekitar mereka.

Tak kelihatan dimana Yume, Hime dan Kimmy berada. Mereka tak berada disekitar sana. Mereka berpencar. Berdiri sesuai tempat yang sudah ditentukan dan direncanakan matang-matang.

Berbekal pedang berukuran tiga puluh senti di masing-masing saku--yang dibagikan Flandy sebelumnya juga baju besi kebesaran yang membuat beberapa---terutama Kimmy mengeluh karena berat yang tentu saja dibagikan juga oleh Flandy.
Kimmy tak bisa berbuat banyak. Mereka Siap mengorbankan nyawa, dan baju berat itu pasti akan sangat bermanfaat. Sambil berjinjit sedikit, Kimmy mengeluh dalam hati. Apa cuma dirinya yang merasa tak nyaman? Pakaian ini sungguh tak nyaman.

Lea mengangkat tangannya sejajar bahu. Mengayunnya kedepan kemudian menengokkan kepalanya kebelakang "Sekarang!"Lea berseru sedikit pelan. Dengan kompak mereka menganggukkan kepala bersamaan, maju perlahan-lahan, berusaha sebaik mungkin agar langkah kaki mereka tak kedengaran, ditengah heningnya malam ini.

"Lima" Lea berbisik sekali lagi memberikan instruksi sambil tangannya menunjukkan angka lima.Didepan sana, gerbang utama dijaga oleh lima orang. Dua orang menatap samping kiri, dua orang menatap samping kanan dan seorang lagi ditengah, menatap nyalang seperti berkata 'siapapun yang menghadapi mereka tidak akan pernah lolos kemanapun'

Lea mengepalkan tangannya kuat-kuat. Isyarat yang mereka diskusikan untuk maju menyerang.

Zring!

"Ada pe--" Griffer menekan mulut Penjaga itu dalam-dalam, tak membiarkannya berbicara atau memberitahukan adanya bahaya di gerbang depan. Lea menyerang dua penjaga lainnya yang masih berbalik, belum sada kedatangan mereka, Kenneth menyerang di arah sebaliknya. Empat pasukan kerajaan Cahaya yang tersisa membantu dari arah samping

"Darimana kau belajar menggunakan benda itu---rasakan ini!" Kenneth bertanya sedikit menghadap kearah Lea saat jarak mereka hampir berdekatan lalu menendang lutut lawannya yang hampir saja mengiris lengannya.

"Tiga bulan dalam pengasi---ngan" Balas gadis itu mengingat latihan tiga bulannya dengan griffer sambil sedikit kesusahan menjatuhkan musuh didepannya yang memiliki badan dua kali lipat lebih besar darinya. Lea menghela napas. Lebih mudah dari perkiraannya. Gadis itu tersenyum miris. Seandainya dulu dia sekuat ini... Lea berbalik. Tak mampu membayangkannya, dan menstabilkan napasnya.

Prak!

Gadis itu kaget, melompat kesamping secara spontan. Tubuh penjaga lainnya ambruk disampingnya.

"Jangan lengah" Griffer kembali, menatap sekitar setelah tadi memukul jatuh salah satu penjaga yang hampir melukai Lea. Lea berdiri kaku. Tak membayangkan jika saja Griffer tak menyadarinya. Mereka berhasil menjatuhkan lima penjaga itu. Yang benar saja. Mereka berdelapan dan yang mereka lawan adalah lima. Tentu saja mereka unggul.

"M--mereka m-mati?" Lea bertanya gemetar

"Pingsan. Lihat, tak ada darah. Ayo! Angkut mereka!" Griffer memberi instruksi, mengangkat tubuh mereka, menyembunyikannya di semak-semak. Sekali lagi, mengendap-ngendap jangan sampai menimbulkan keributan. Lea menghela napas. Jangan sampai ada yang mati. Hal-hal yang menyangkut kematian sangat tidak menyenangkan dan gadis itu sangat tahu akan hal itu.

Mystiki Porta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang