14.Cancer

1.4K 110 0
                                    

Penerangan yang mereka dapatkan semakin lama semakin jarang. Rimbunnya hutan menutupi matahari yang samar-samar masuk melalui celah dedaunan. Langkah mereka lambat sambil memperhati -kan jalan yang berbatu. Jangan sampai tergelincir atau akan berakhir lebih parah daripada kondisi Kimmy saat ini.

"Kau yakin ini arahnya? Aku sedikit... Merasa tidak tenang" mewakili perasaan teman-temannya yang lain, Hime bertanya pada Christy didepannya.

Masih siang, tapi hewan hutan bersahut-sahutan dari arah kanan dan kiri mereka seakan siap memangsa mereka kapanpun juga. Angin yang bertiup aneh, memberikan sensasi yang benar-benar tak mengenakkan

"Lihat sekitarmu. Ini hutan crado" Christy masih berusaha menjelaskan dengan kakinya melangkah waspada dengan beberapa bebatuan runcing didepannya.

Berbeda dengan hutan yang mereka kunjungi sebelum-sebelumnya, hutan ini terlihat begitu suram. Bukan berarti pepohonan disini tidak berdaun.Dedaunan disini sungguh lebat.Saking lebatnya membuat tempat ini menghalangi cahaya matahari yang masuk. Mulai ragu, mereka menatap Christy, merasa mereka sudah benar-benar tersesat sekarang

"Kau takut?" Hime bertanya, mengingat Kimmy yang sangat mempercayai sesuatu tentang hal-hal aneh yang berada di kegelapan.

"A-ah? T-tidak..Akh! Apa itu!" Kimmy meloncat kebelakang secara spontan, tapi kemudian meringis memegang lututnya, merutuki kebodohannya.

Yume mendekat kearah Kimmy, memperhatikan apa yang sedang ditakutinya."Kelinci" Yume menggelengkan kepala, memutuskan untuk menjauh dan berdiri disamping Lea, tak mau berurusan lagi dengan Kimmy dan pikiran anehnya

"Kelinci. Hanya kelinci dan ditanggapi reaksi yang berlebihan" Lea menahan tawanya. Bagaimam dengan hal lain? Benar-benar, pasti Kimmy sudah Berlari tak mempedulikam kakinya yang akan diamputasi.

Dar!

Tuk

Lea menahan napasnya. Menatap lewat ekor mata. Panah. beberapa senti lagi hampir mengenai kepalanya. Rambutnya terkikis sedikit. Wajah gadis itu melolot kaget. Nyawanya nyaris melayang

"D-dari mana datangnya?" Christy siaga, menatap kesegala arah dengan waspada. Begitu pula yang dilakukan yang lain. Kegelapan janggal ini membuat mereka tak bisa melihat sekitar dengan jelas.

Dar!

Lagi-lagi satu anak panah meleset, kali ini tepat tertancap ditanah, ditengah-tengah mereka.

"Peledak... Peledak!Berlindung!" teriak Lea, sadar ada gumpalan kertas di ujung busur yang tertancap ditanah. Itu kertas peledak. Mereka sedikit terpencar, berlindung diantara bebatuan sambil tiarap.

BAMMM!

Suara keras memenuhi pendengaran sampai ke seluruh hutan. pohon disekitar menggugurkan daunnya. ada beberapa pohon yang tumbang tapi tidak sampai mengenai mereka yang tiarap. Sungguh beruntung.

"Semuanya! Lari!" Christy berteriak langsung berlari dengan sigap walaupun agak sedikit kesusahan dengan bebatuan disekitarnya. Panah demi panah meluncur kearah mereka secara berurutan tanpa mengenal ampun. Lea, Kimmy, Hime dan Yume mengikuti langkah Christy secermat mungkin agar tidak tersandung bebatuan. Dengan sedikit kepayahan, Kimmy berlari dibantu oleh Yume disebelahnya. Sedikit tertahan, tapi kakinya benar-benar ngilu saat ini.

Kerajaan Cahaya. Negeri Peri. Busur itu memberikan simbol seperti itu. Lagi-lagi dari kerajaan. Lea benar-benar sudah tak tahan.

Duk

"ARGGH!" Jeritan sangat kuat itu, membuat langkah mereka serentak berhenti, menatap ke sumber suara.

Christy terjatuh, lengannya sedikit tergores panah. Tapi bukan hal itu yang harus dikhawatirkan. Kakinya lecet akibat terpeleset .kakinya menjadi kaku dan susah digerakkan. Christy memegang kakinya kuat-kuat menahan kesakitan yang mulai terasa sampai perut.

Mystiki Porta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang