28.Ayah & Ibu

1.3K 88 2
                                    

Lea menangis, semakin lama semakin kencang dan tak terkendali, tanpa memperdulikan adanya Yume, Hime dan Kimmy. Dia tidak peduli jika tangisnya membuat mereka yang menatapnya terheran-heran. Gadis itu juga tak peduli lagi jika karena menangis saat itu, suaranya akan serak, bahkan dia tak peduli juga jika tangisannya itu akan mengundang musuh mendekat.

Siapapun yang melakukan ini, orang itu sudah sangat keterlaluan, sudah sangat tidak waras.

Sesaat setelah dia mendekat kearah peti dan menemukan sesuatu yang tergeletak tak bernyawa didalam sana, memorinya berputar kembali ke masa lalu. Masa yang sangat menyakitkan baginya. Masa dimana dia ingin membuang kenangan itu jauh-jauh. Kenangan yang membuat hatinya teriris-iris. Sakit sekali.

didepan sana, didalam peti usang itu, tergeletak kedua orang tak berdosa,yang terbaring kaku tak bernyawa. Mereka meninggalkan dunia tanpa tahu dukacita yang mereka tinggalkan. Tanpa tahu mereka akan berakhir didalam peti usang itu.Kedua orang yang dulunya sangat peduli pada Lea, dan menyayanginya dengan segenap hati dengan senyum yang selalu terpahat di wajah teduh mereka saat ini hanya terdiam kaku tanpa bisa melawan takdir yang mereka hadapi. Lea menutup mulutnya kuat-kuat. Tangannya memegang wajahnya bergetar.

lihatlah Keadaan mereka saat ini.keadaan mereka sangat sama  persis seperti saat dia bertemu mereka untuk yang terakhir kalinya.Bekas tusukan pedang masih tampak dari tubuh mereka, tampak meninggalkan jejak goresan panjang dan dalam.bekas darah juga masih  menghiasi seluruh tubuh kedua orang itu yang menimbulkan bau amis yang tajam ketika menghirup udara lamat-lamat.Mereka bagaikan sampah yang dibuang begitu saja. Tak dihargai dan dihormati. Siapapun yang melakukannya, dia memang sudah tak punya hati sama sekali. Dan Lea hanya bisa memikirkan satu nama dipikirannya

"L-lea? Si-siapa itu?" Kimmy bertanya hati-hatu saat melihat Lea makin menangis kencang. Yume menyenggol pundak Kimmy, menyalahkannya dan menyuruhnya untuk tetap diam. Dari reaksi Lea, Yume sudah mengerti keadaan saat ini.

Teriakan Lea terdengar sumbang dan berantakan memancarkan kesedihan yang dia pendam selama ini. Kimmy berahli, memandang peti tak layak itu lamat-lamat dan mengerutkan kening, seakan melupakan sesuatu.

"I-i-itu, ibu d-dan ayahku." Lea berkata terbata-bata lalu kemudian melanjutkan tangisnya lagi. Pernyataan mendadak yang keluar dari bibir Lea, membuat ketiga temannya yang masih berdiri, tercengang tidak percaya.

"Siapapun. Siapapun mereka! Mereka sudah keterlaluan!" Teriak Himeko sambil menggertakkan kedua giginya turut merasakan apa yang sedang Lea rasakan. Yumeko dan Kimmy sendiri menundukkan kepala mereka dalam-dalam, menyetujui yang dikatakan Himeko dalam hati.

Himeko, Kimmy dan Yumeko sadar. Kalau hanya sekedar kata-kata penghiburan saja, tidak akan mempan bagi Lea saat ini. Jadi dalam diam mereka saling menyemangati Lea dalam hati berusaha mengirim energi positif padanya. Dalam keheningan yang mencekam itu, Himeko,Yumeko dan Kimmy mendekat kearah Lea dan memeluknya berusaha menegarkan hatinya lewat sentuhan.

"Hahahaha! Apa kau suka hadiahku Lea?" Seru seseorang yang tiba-tiba muncul didepan keempat gadis itu seakan bangga atas apa yang dia lakukan. Tanpa melihat wajahnya keempat gadis itu sudah sangat hafal siapa yang berdiri didepan mereka saat ini.Lebih tepatnya itu suara dari orang yang mereka benci

Avrilia

Dialah pemilik suara itu.

*

Setelah mendengar suara yang sudah sangat familiar itu, mereka berempat langsung berdiri dan menatap murka orang yang ada didepan mereka. Perempuan ini memang jelmaan iblis!

"Dasar kau iblis tak punya hati!!"teriak Kimmy pada Avrilia dengan menatapnya tajam seakan ingin menerkamnya saat itu juga. Kimmy sudah tersulut emosi saat melihat Lea yang tiba-tiba menjadi lemah tadi

Mystiki Porta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang