"Ayo. K-kita harus b-bergegas" Lea membantu Yume berdiri. Setelah beberapa menit istirahat, mereka memutuskan untuk kembali berjalan
Pukul tiga dini hari, dan mereka masih belum berhenti mencari. Hutan seluas ini, sangat mustahil untuk menemukan seseseorang sekalipun mereka bertiga, mencarinya bersama
"Aku tak mau mengatakan ini. Kimmy... Masih---"
"J-jangan teruskan! Jangan.." Hime menyela Lea begitu saja. Dia sendiri khawatir. Sudah empat jam pencarian, Kimmy tetap saja belum ditemukan. Mata mereka merah, Berat dan mengantuk. Tidak sedetikpun mereka akan betah beristirahat, dan berlama-lama hanya sekedar untuk duduk sebentar. Kimmy menjadi prioritas mereka saat ini. Rambut kusut, Kaki yang mati rasa, ujung jari yang kedingingan, serta pakaian mulai kering tak dipedulikan mereka.
"A-aku tak bermasud Hime.." Lea memelankan suaranya, masih menggigil walaupun pakaian yang dikenakannya sudah kering ditubuhnya sendiri. Hanya ada satu pilihan jika tersesat di hutan ini. Dimakan binatang buas. Dan itu sungguh menyeramkan bahkan hanya sekedar dipikirkan saja.
Hime benar-benar paham maksud perkataan Lea Itu. Gadis itu putus asa! Sambil menahan suaranya dengan mengigit bibir, Hime menangis dalam diam
"Hime.." Yume mendekat. Meletakkan tangannya di pundak Hime, menenangkannya. Bagaimanapun, Kimmy adalah sahabat baiknya.
"Kita hanya bersiap untuk kemungkinan terburuk. Itu saja." Hime menggelengkan kepalanya kuat-kuat, tak mau mendengar apa yang dikatakan Yume dan terus menyalakan dirinya. Seandainyan dia sedikit lebih cepat dan bisa menyusul temannya saat itu,seandainya...tidak. tidak. Kimmy masih ada diluar sana. Menunggu, dan mencari mereka. Hime menenangkan dirinya sambil mengulang-ulang pemikiran itu di otaknya
"T-tidak ada kemungkinan t-terburuk. Kimmy masih di luar sana, menunggu kita" Hime melepaskan genggaman Yume di pundaknya
"Hime..."
"J-jangan berbicara denganku!" Hime berjalan paling depan. Membiarkan Yume dan Lea berjalan berdampingan mengikuti langkahnya. Mereka berdua menghela napas panjang, membiarkan Hime didepan sana. Dia butuh waktu untuk sendiri
Hime masih tetap dengan harapan yang sama. Kimmy itu kuat. Hime mengingat kembali cerita Kimmy tentang kekuatan anehnya saat mereka diantar kembali oleh Euloni yang untungnya memelankan laju renangnya dan membuat mereka dapat sedikit santai serta berbincang-bincang. Dia kuat, dan pasti dapat menjaga dirinya sendiri.Dia pasti ada diluar sana.
"Kemana lagi..?" Yume bertanya putus asa, menghadap Lea, mencari harapan.
"L-lihat!" Lea menunjuk bebatuan yang berhamburan janggal serta dahan yang patah, tampak masih baru.Tak perlu menunggu lama,Yume dan Hime menatap kearah yang ditunjuk Lea.
"I-ini..." Tangan Hime gemetaran, memegang sepenggal kain ditangannya. Itu potongan pakaian Kimmy yang sobek. Gadis itu menutup mulutnya dengan kedua tangan rapat-rapat, terjatuh ditanah begitu saja, tanpa ada yang mendorongnya.
Lea menunduk. Mengepalkan tangannya kuat-kuat. Tidak mungkin. Tidak mungkin. Yume disebelahkan melakukan hal yang sama. "Sial!" Amuknya, menendang bebatuan didepan yang tak bersalah
"KIMMMYYY!!!" Hime berteriak tak terkendali. Tubuhnya yang menggigil kedinginan bercampur gemetar ketakutan
"T-tunggu. I-ide yang bagus Hime!" Lea berseru semangat, memberikan harapan sambil menunjuk dedaunan yang tersibak janggal dijalan menurun.Mereka saling tatap kebingungan dengan maksud Lea, tak mengerti perkataannya.
"Teriakan. T-teriakan namanya" Gadis itu berjalan, semakin lama semakin menurun, mengikuti jejak dedaunan yang janggal itu.
"K-KIMMY!!!....KIMMYYY!!" teriak Lea dan Hime bersamaan, walaupun harus terbatuk-batuk diakhir teriakan mereka tak membuat semangat mereka berhenti.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mystiki Porta
FantasyMystiki porta : Adventure In My School Dua hal yang dipercayai Kimmy dalam hidupnya yaitu, Mistis dan Keajaiban Dua hal yang dipercayai Himeko dalam hidupnya yaitu, Sains dan Realitas Dua hal yang dipercayai Yumeko dalam hidupnya yaitu, Sa...