Seva berlari ke arah vas bunga didepanmya yang sudah tak bisa tertolong lagi. Tangannya gemetaran, memegang pecahan demi pecahan, menatapnya tak percaya.
"K-kau!" Seva Menatap Kimmy dengan garang, menunjuk-nunjuk wajahnya, membuktikan kalau yang ditunjukmya itu bersalah.
"Ada ap--akh!" Tak sempat berkata-kata, Sevalangsung mencekiknya, menggoyangkan kepalanya kekiri dan ke kanan
"Henti--uhuk--TOLONG--uhuk!!"
"Ada apa--Astaga!! Tenang Seva, Tenang!"Lea yang baru saja masuk, berlari berusaha memisahkan kedua orang itu setelah wajah Kimmy yang dilihatnya semakin tampak pucat. Hime menepuk-nepuk punggung sahabatnya sementara Yume menahan kedua tangan Seva, tidak bergerak agar gadis itu tak berniat menyerang lagi.
"M-maaf.maaf aku tidak sengaja" sadar akan kesalahannya, Kimmy menunduk menyesal, masih dengan Punggung yang ditepuk Hime dan dahak kecil-kecil yang terdengar sesak
"Tak bisa diterima. Vas ini sudah ada selama tiga ratus enam puluh generasi. Sebelum kakekmu,kakek buyutmu dan kakek buyut buyutmu lahir!"Sekali lagi Seva menatap Vas bunga didepannya prihatin. Astaga! Vas itu dijaga selama generasi ke generasi, dibersihkan dan selalu dilap, dan sekarang lihat. rusak berantakan dalam hitungan detik detik.
"L-lalu apa yang harus aku lakukan?" Kimmy bertanya takut-takut. Dia yakin, vas itu sudah tak akan pernah dia dapatkan lagi dimanapun. Berdasarkan penjelasan Seva saja, sudah sangat mustahil mendapatkan -nya di toko antik sekalipun
"Oh! Kalau kau mau, A-aku bisa Memplesternya" Sambungnya lagi mencari solusi yang paling masuk akal
Seva menggeliat,berusaha melepas -kan diri. Kakinya menendang- nendang tak tahan.
"Bagus Kimmy, Solusimu sangat membantu!--Tenanglah Seva.." Yume masih tetap mempertahankan dirinya, Memegang kedua pundak Seva kuat-kuat, agar dia tidak bisa meloloskan diri.
"A-apa salahku--"
"Sebaiknya Kau jangan dulu bicara! Hime tutup mulutnya!" Hime melakukan sesuai perintah. Membekap mulutnya kuat-kuat agar Kimmy tak bisa berbicara
"M-maaf Seva. Kimmy benar-benar tak bermaksud merusaknya. sungguh" kali ini Lea yang berbicara, mendekat kearah Vas bunga yang benar-benar sudah tak berbentuk itu dan tak bisa lagi diselamatkan. Perlahan-lahan gadis itu mengangkat puing-puingnya satu-persatu dan mengumpulkannya diatas meja.
Seva menghentikan gerakan melepaskan dirinya dan melemaskan badan, Menatap Yume dibelakangnya yang masih tetap pada posisinya, tak membiarkan Seva kemana-mana
"Lepaskan"
"Jangan harap aku--"
"Aku tak akan berbuat apa-apa pada temanmu itu" Meski ragu, perlahan- lahan Yume mengendurkan pegangan -nya dan kemudian membiarkan Seva pergi.
"Hentikan.Pengawalku yang akan membereskannya" Seva menarik Lea mundur, Tak membiarkan gadis itu meneruskan pekerjaan itu
"Kau seharusnya bersyukur. Kali ini kau terselamatkan" Seva masih memandang Kimmy sengit, tapi kali ini tidak berniat mencekiknya lagi.
"S-sebaiknya kita pergi sekarang" Lea menatap Seva tak enak hati. Pasti Vas itu sangat berarti baginya.
"Kau yakin? Tak akan menginap dulu?" Pertanyaan itu lebih ditujukkan pada Lea. Seva bukannya dendam pada yang lainnya. Tapi, dia sekarang ini benar-benar hanya mengkhawatirkan Lea saja
""Y-yeah tak apa-apa. Kami harus bergegas"Seva sedikit murung atas jawaban itu. Dia sangat berharap mereka menginap
"Maaf mengecewakanmu" Kemudian Lea mendekat kearah teman- temannya yang sudah berkumpul didepan pintu keluar ruang sidang bawah laut,bersiap pergi
KAMU SEDANG MEMBACA
Mystiki Porta
FantasiMystiki porta : Adventure In My School Dua hal yang dipercayai Kimmy dalam hidupnya yaitu, Mistis dan Keajaiban Dua hal yang dipercayai Himeko dalam hidupnya yaitu, Sains dan Realitas Dua hal yang dipercayai Yumeko dalam hidupnya yaitu, Sa...