Married 32

143K 5.8K 146
                                    

Zolla terbangun di sebuah ruangan yang mayoritas interiornya berwarna putih. Obat obatan juga mendominasi bau di sana.

"Ssshh..." Rintihnya pelan. Kepalanya terasa sangat pusing. Saat dia hendak menggerakkan tangannya yang terbebas dari infus, tangannya itu terasa berat. Zolla melirik ke arah tangannya. Jonathan tidur dengan kepala tertumpu pada tangan Zolla.

Zolla dapat melihat raut wajah Jonathan memancarkan aura kelelahan dan kekhawatiran. Dia tersenyum sekilas melihat perhatian suaminya itu padanya, tetapi kemudian meringis lagi karena ujung bibirnya yang terluka.

Zolla mengusap kepala Jonathan sekilas. Terasa rambut Jonathan yang lembut di telapak tangan Zolla.

Usapan itu membuat Jonathan semakin mengeratkan tangannya kepada tangan Zolla yang digenggamnya.

"Sleep tight, Jon..." Bisiknya pelan. Zolla memfokuskan pandangannya ke arah jam dinding. Jam 4 sore. Dia menghela nafas panjang. Dia sedikit meringis merasakan rasa sakit pada tubuhnya. Disingkapnya baju yang ia kenakan dan ia melihat beberapa luka panjang yang masih setengah basah, ada krim seperti salep di atas luka itu, mungkin obat penyembuhnya.

Dia menutup kembali perut datarnya dengan bajunya. Dia hanya berdiam diri. Tidak ada siapapun disana. Hanya suara dengkuran halus Jonathan yang terdengar.

Beberapa saat kemudian, ponsel Jonathan yan ada di samping tempat tidur berdering. Zolla meraihnya. Dilihatnya notifikasi yang tampak. Mama yang menelepon. Zolla mengangkatnya.

"Halo..." Ucap Zolla dengan suara serak.

"Halo... Ini siapa ya? Bisa saya bicara dengan Jonathan?"

"Jonathannya lagi tidur, Ma."

"Zo-Zolla??? Kamu udah sadar nak... Kenapa gak bangunin Jonathan???" Tanya Mamanya bertubi tubi. Zolla hanya tertawa lalu merintih pelan. Sshhh... Sakit banget ini luka. Batinnya.

"Iya Ma... Ini Zolla. Zolla gapapa kok. Jonathannya lagi tidur. Aku gak mau gangguin. Kasian wajahnya keliatan capek banget." Ucap Zolla lagi.

"Mama sama papa lagi dalam perjalanan kesana. Kamu mau titip makanan apa?" Tanya Mama. "Bubur ayam aja ya? Kamu gak boleh makan yang kering kering dulu." Lanjut Mamanya lagi.

"Yah... Mama... Mama yang nanya kenapa mama yang jawab. Plin plan deh." Ucap Zolla.

"Hehehe... Maaf maaf. Kak Hans bilang dia udah pulang kampus tadi, dan mau langsung kesana. Mungkin bentar lagi sampe."

"Oke Ma."

"Yaudah, kamu istirahat dulu ya. Suruh kakakmu panggil dokter kalo udah sampe. Salam buat Jonathan kalo dia udah bangun. Dia sama sekali gak bisa tidur ngeliat keadaan kamu."

"Iya Ma... Yaudah... Bye." Zolla menekan tombol merah pada layar ponsel, dan percakapan itu terputus. Zolla meletakkan ponselnya ke samping tempat tidur dan kembali terdiam.

Beberapa saat kemudian, Zolla kembali melirik Jonathan yang tertidur pulas. Tangan Zolla mulai pegal sebenarnya. Tanpa sengaja dia menggerakkannya sedikit.

"Mmm..." Jonathan menggerakkan tubuhnya dan mengubah posisinya menjadi duduk kembali dengan mata setengah terpejam. Zolla terkikik, lalu kembali meringis memegangi sudut bibirnya. Lebam itu benar benar menyiksa.

Zolla menggenggam tangan Jonathan yang masih ada di pinggir tempat tidur.

"Jon... Bangun... Udah malem nih. Ntar kerasukan lho..." Panggil Zolla sambil menarik narik tangan Jonathan.

"Mmm... Jam berapa???" Ucapnya setengah sadar.

"Jam 5 nih... Ayo bangunn... Gak kangen nih sama aku." Ucapnya mulai kesal karena Jonathan tetap pada kebiasaannya, susah bangun.

Young MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang