Married 2

218K 10K 377
                                    

Whaatttt???!!!

Aku langsung mundur ke belekang Kak Hans begitu melihat siapa yang datang. Dia tukang bully di sekolah. Jonathan yang dateng. Aku mulai takut nih.

"Hai Charles, perkenalkan, ini keluargaku. Istriku Chyntia, anak laki lakiku Hans, dan anak perempuanku Zolla." Kata Papa pada rekan kerjanya.

"Ini keluargaku. Istriku Della, anak laki laki pertamaku Ryan, anak laki laki keduaku Jonathan, dan anak perempuanku Maria." Kata rekan kerja Papaku.

"Charles Ini rekan kerja sekaligus sahabat papa dari kecil." Oh... ternyata namanya Charles.

"Kenapa lo mundur mundur gitu sih, Zoll. Mereka gak gigit kok." Kata Kak Hans kepadaku. Aku hany diam saja, 'Iya gak gigit, tapi memangsa perempuan.' Batinku.

"Baiklah, sebaiknya kita mulai acara makan malamnya." Kata Papa memecah suasana.

★★★★★★★★

Selesai makan, kami berkumpul di ruang tamu.

"Zolla sekarang kelas berapa?" Kata Tante Della.

"Aku kelas 11 tante." Jawabku. Tiba tiba suasana menjadi hening.

"Sebenernya papa punya tujuan lain mengundang sahabat papa makan malam."Tujuan apa ya?

Kulihat papa, Mama, Om Charles, dan Tante Della mengangguk seperti meyakinkan satu sama lain. Aku jadi makin bingung deh.

"Mmm... kami berdua dulu bersahabat dari kecil. Karena kedekatan kami, akhirnya kami ingin menjodohkan anak kita dengan catatan mereka seumuran. Dan ternyata ada anak kita yang seumuran." Kata Om Charles membuka pembicaraan. Aku kaget waktu denger kata kata perjodohan. Yang seumuran kan, aku sama Jonathan, jangan jangan....

"Dan kami ingin menjodohkan Zolla dan Jonathan." Ucap Tante Della.

Aku merasa mataku membulat saat mendengar aku akan dijodohkan dengan pembully sekolah.

"Kalian harus putuskan sekarang. Kalian terima atau tidak perjodohan ini. Kita beri waktu 1 jam. Zolla, ajak dia ke kamarmu." Kata mama. Aku hanya mengangguk dan berjalan menuju kamarku. Jonathan mengikutiku dari belakang.

Aku kunci kamarku dan duduk di kasur, sedangkan Jonathan bersender di dinding.

Tak terasa sudah 15 menit. Kami masih belum berbicara satu sama lain. Jonathan terus menatapku tajam sehingga aku hanya menundukkan kepala.

"Mmm... lo kenal gue gak?" Kataku memulai pembicaraan. Aku bosan dengan suasana hening yang terlalu lama.

"Mmm... gak." Bagus.

"Jadi, lo terima perjodohan ini?" tanyaku lagi.

"Mmm... sebelumnya, gue mau nanya, lo sekolah dimana dan kelas berapa?"

Gue sekolah di SMA Zerain. Kelas 11A." Kataku. Dia terkejut. "Gue temennya Fanya, kembarannya Cleo." Dia semakin terkejut, tapi berusaha menyembunyikan ekspresinya.

"Bagus, gue terima perjodohan ini. Gue sayang sama ortu gue, lagian ada untungnya juga kalo nikah sama lo. Gue bisa bebas."

"Gue gak akan tinggal diem. Gue lapor lah ke ortu lo kalo lo suka main cewek." Kataku. Tapi dia hanya menyeringai.

"Coba aja kalo bisa." Kemudian di menarikku dan menyudutkanku ke dinding. Pergerakanku dibatasi oleh kedua tangannya. Dia memajukan mukanya yang membuatku ketakutan. Dia mau nge-kiss aku?!! No... aku gak mau... kita belum sah.

"I-iya.. gu-gue gak akan bi-bilang."

"Bagus. Dan satu lagi. Lo harus terima perjodohan ini. Gue gak mau denger lo gak nerima perjodohan ini. Paham?!!" Aku hanya mengangguk. Dia melepaskanku.

Menjadi suami seorang berandalan sekolah seperti ini?!!! ini mimpi terburuk dalam hidupku.

★★★★★★★★

Kami keluar kamar. Dan saat kami keluar kedua ortu kami melihat kami dengan was was.

"Jadi..." Kata mama.

"Kita terima perjodohan ini." Kata Jonathan. Aku hanya menangguk.

Mama dan Tante Della langsung berpelukan senang.

"Benar kalian menerimanya?" Om Charles memastikan. Aku dan Jonathan mengangguk bersamaan.

"Baiklah. Kita laksanakan pemberkatan serta resepsinya 2 minggu lagi." Kata Papa. Aku hanya tersenyum. H-14 dan aku akan terikat dengan seseorang. Aku menghela nafas.

"Mulai besok kalian harus siapkan stamina ya. Kalian akan sibuk dengan banyak kegiatan. Mmm... Jonathan, sementara ini suruh sekertarismu handle semua pekerjaanmu dulu. Kamu gak mungkin jadi CEO sambil merencanakan pernikahan kan?" kata Tante Della. Jonathan bekerja? CEO? Waw... anak seperti dia bisa kerja juga.

"Iya ma." Jawabnya singkat.

"Besok Jonathan jemput kamu ya, menemui WO dan mencari baju wedding kalian." Kita hanya mengangguk lagi.

"Baiklah. Kita pamit dulu ya. Selamat malam." Kata Keluarga Jonathan saat kami sudah ada di pintu rumah.

"Ciee... yang mau jadi istri orang." Goda Kak Hans.

"Ih... apaan sih kak." Kataku. Benar benar menyebalkan kakakku satu satunya ini.

"Sorry sorry. Tapi gimana? Dia ganteng juga loh, udah jadi CEO di umur segitu lagi. Kan hebat juga." Hebat apanya?

"Ya kak. Aku kagum." Aku jujur kali ini. Aku kagum sama kerja kerasnya.

"Yaudah... tidur gih... Udah malem." Kata Kak Hans sambil mencium keningku.

"Malem kak." Aku pun memasuki kamar. Aku mengganti baju, mencuci muka, lalu naik ke tempat tidur.

Selamat datang mimpi buruk.

★★★★★★★★

"Lo nikah?!!" Kata Fanya. Suaranya bikin gue pusing sumpah.

"Sttt... mulut lo dikasih makan apa sih? lo ngamutin toa ya tiap hari?" Kataku.

"Sorry sorry." Katanya sambil nyengir.

"Jangan hobi ngemutin toa, ntar gak ada yang suka loh."

"Ihh... iya iya deh tau.. yang udah laku."

"Laku apaan?" Sahutku.

"Kalo gak laku mah gak nikah, Zoll..." Kata Fanya.

"Serah lo deh..." Kataku. Aku menyerah menghadapi sahabatku ini.

"Kirim undangannya yaa."

"Asalkan lo tutup mulut gue undang, tapi kalo lo gak bisa tutup mulut gak gue undang lo." Ancamku.

"Iya iya deh."

"Tapi... gue lagi suka sama orang kok. Jadi gue akan belajar bersikap baik." Waww...

"Siapa? siapa?" kataku. Aku penasaran.

"Ada deh... rahasia dulu. Ntar kalo udah pacaran gue kasih tau deh."

"Terserah lah..." lagi lagi aku menyerah. Aku alihkan pandanganku ke arah yang lain. Aku terkejut. Jonathan sedang berciuman dengan seorang cewek di tengah kantin. Nekat banget dia. Aku penasaran siapa cewek itu.

"Eh... yang disampingnya si Jonathan itu siapa sih, Fan?" Tanyaku penasaran.

"Gak penting... lo udah mau kawin masih aja kepoin cowok lain." Aku memang gak bilang kalau calon suamiku itu si Jonathan ke Fanya.

"Cuman nanya kan..." Dengusku.

"Iya iya deh... Itu pacarnya."

PACARNYA.

Degg....

★★★★★★★★

Vomment ya guys...

Callista

Young MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang