"Anak anak, sesuai kesepakatan yang diadakan oleh OSIS, perkemahan sekolah akan diadakan lusa... ini adalah perkemahan kalian yang terakhir, jadi... persiapkan diri kalian sebaik baiknya." Kata Miss Felly, guru bahasa inggris muda yang sekarang menjadi wali kelas mereka.
"Baiklah... lembaran kelompok ini saya tempel, kelompok ini terdiri dari anak anak kelas lain juga." Lanjut Miss Felly. "Setelah kalian melihat kelompoknya, kalian boleh pulang. Ok,good afternoon class, see you tomorrow." Kata Miss Felly lalu keluar dari kelas.
Zolla melihat kelompoknya.
Kelompok 4:
Mikhael XIIC/23 (Ketua)
Zolla XIIA/34 (Wakil)
Jonathan XIIA/21
Cleo XIIB/08
Nathan XIID/26
Vie XIIC/29
Emily XIIE/12
Alana XIIB/03"Shitt!!!" Seru Jonathan sambil mengeraskan rahangnya. Zolla menoleh.
"Jon, kamu kenapa?" Tanya Zolla kebingungan. Jonathan tidak menanggapi pertanyaan Zolla. Dia hanya menarik Zolla dengan keras.
"Akkhh... Jonathan... sakit!!!" Teriak Zolla saat mereka sudah sampai di lapangan parkir sekolah. Jonathan merenggangkan genggamannya. "Maaf..." Dia mencium sekilas pergelangan tangan Zolla. Zolla hanya mengangguk, mukanya memerah. Jonathan tersenyum melihat tingkah istrinya yang sampai sekarang masih saja memerah karena perlakuan sederhana Jonathan.
"Ayo pulang..." Kata Jonathan. Zolla mengangguk.
"Kamu kenapa sih kok tiba tiba keliatan marah gitu?" Tanya Zolla sebelum mereka masuk ke mobil.
"Ada Vie, Alana, sama Nathan, Zolla..." Zolla refleks mengusap bibir dan lehernya lagi karena perkataan Jonathan, tetapi Jonathan menghentikannya dengan mencium bibir dan leher Zolla sekilas.
"Kamu jangan gini terus dong... Kamu bersih Zolla, di mata aku kmu bersih." Kata Jonathan mengelus puncak kepala Zolla.
"Maaf... Refleks. Tapi kalo Nathan... dia fine fine aja kan?" Jonathan hanya terdiam. Tiba tiba suasana menjadi canggung.
"Yaudah... ayo pulang. Kamu gak perlu jawab kok kalo gak mau." Kata Zolla. Jonathan menghela nafas lega.
"Yaudah... ayo." Mereka pun pulang ke rumah.
"Zoll, hari ini aku ke kantor ya. Ada berkas yang harus di cek sama ditanda tangan." Kata Jonathan di perjalanan.
"Iya, tapi gak boleh berubah arah ke club atau hiburan malam sejenis itu ya. Aku gak suka kamu masuk kesana." Jonathan hanya mengangguk menanggapi permintaan Zolla.
"Udah nyampe nih, Zoll... Kamu gak turun nih?" Tanya Jonathan saat Zolla tidak juga turun.
"Zoll..." Panggil Jonathan sekali lagi. Zolla tetap tidak bergeming.
Jonathan membalikkan wajah Zolla menghadapnya. Dia menemukan Zolla menutup mata dan bernafas dengan teratur.
Dia manis banget kalo lagi tidur. Batin Jonathan.
Karena tidak tega membangunkan Zolla, Jonathan menjalankan mobilnya ke kantornya. Dia membiarkan Zolla ikut ke kantornya.
Sesampainya di kantor, ternyata Zolla masih belum bangun. Karena tidak ingin Zolla kehabisan nafas di dalam mobil, Jonathan akhirnya menggendong Zolla ala bridal style. Dia memasuki lift di basement parkiran agar tidak perlu repot repot bertemu dengan banyak orang.
Ting
Pintu lift terbuka di lantai 20, disini hanya ada ruangannya, papinya, dan sekretarisnya.
"Jonathan! Zolla kenapa nak?" Seru Papi Charles pada Jonathan.
"Sttt... Zolla ketiduran, pi. Jonathan gak mau dia kehabisan nafas di dalam mobil." Kata Jonathan. Papi Charles hanya mengangguk angguk.
"Oh... yasudah, bawa saja dia ke kamar yang ada di ruangan kamu. Kamu kenapa kesini? Bukannya besok masih sekolah?" Tanya Papi Charles sambil membukakan ruangan kerja Jonathan. Mereka masuk ke dalam sana.
"Besok palingan cuma briefing buat camping lusa. Lagian disini Jonathan ada berkas yang harus ditanda tangani." Kata Jonathan.
"Oh iya. Papi lupa kalo besok kalian camping." Jonathan memang sudah memberitahu Papinya mengenai camping yang diadakan sekolah. Papinya membukakan sebuah pintu di sebelah kiri ruangan Jonathan, dan tampaklah tempat tidur queen size di dalam ruangan itu. Ditambah juga lemari, kaca, dan kamar mandi. Kamar ini biasa digunakan Jonathan dulu saat liburan dan dia malas pulang ke rumah. Jadi dia menginap di kantornya.
"Okelah. Papi tinggal dulu ya." Kata Papi Charles, kemudian dia keluar ruangan Jonathan dan menutup pintunya lagi.
Jonathan menidurkan Zolla di tempat tidur itu. Dia menyelimuti Zolla dan mengecup kening Zolla perlahan. "Sleep tight Zolla." Katanya. Lalu dia mengambil baju di lemari dan berganti di kamar mandi.
Tak lama kemudian, dia keluar lagi dengan polo shirt putih dan celana jeans biru. Dia keluar dari kamar itu, menutup pintunya, dan mulai berkutat dengan berkas berkas di meja kantornya.
★★★★★★★★
Zolla menggeliat dan membuka matanya perlahan. Dia merasa aneh dengan kamarnya yang lebih kecil.
Saat telah tersadar, Zolla langsung mengecek ke balik selimutnya.
Untung masih pake baju lengkap, berarti aku ga diapa apain. Tapi, ini kamar siapa? Batin Zolla heran. Akhirnya, dia memutuskan untuk keluar kamar. Dan yang dilihatnya adalah Jonathan sedang sibuk dengan berkas.
"Jon... ini kamar kamu disini?" Tanya Zolla langsung. Jonathan menoleh sekilas dan mengangguk.
"Huh... aku pikir ini kamar om om." Kata Zolla lega.
"Gak mungkin lah aku jual kamu ke om om. Paling aku pake dulu sebelum dipake om om." Muka Zolla merah padam karena mengerti apa yang dimaksud Jonathan. "Kamu nyebelin!!!" Seru Zolla. Jonathan tertawa pelan.
"Jam berapa sekarang?" Tanya Zolla. "Itu ada jam... liat sendiri aja." Kata Jonathan. Zolla menelusuri dinding dengan pandanannya. "Jam 7... lama juga aku tidur." Kata Zolla pada dirinya sendiri.
"Yaudah, kamu mandi aja sana. Ada handuk di dalam lemari. Mmm... buat baju, tadi aku sempat suruh office boy cewek buat beli. Di paper bag coklat di atas sofa." Kata Jonathan tanpa mengalihkan pandangan dari berkas berkasnya.
"Dasar workaholic..." Umpat Zolla pelan. "Aku denger itu, sayang." Kata Jonathan. Zolla hanya mendengus pelan dan berjalan menuju sofa kemudian meraih paper bag itu.
Wajah Zolla memerah tiba tiba. "Da-darimana ka-kamu tau ukuran ba-baju dalamku Jon? Ka-kamu... Ja-jangan jangan kamu u-udah..." Ucap Zolla terbata bata sambil melirik Jonathan.
"Kalo iya kenapa?" Ucap Jonathan santai. Wajah Zolla berubah menjadi merah padam. Membuat Jonathan ingin melihat ekspresinya lebih lagi. Dia berdiri dari kursi kebesarannya dan berjalan menuju Zolla. Zolla mundur terus selangkah demi selangkah sampai punggungnya menabrak dinding ruang kerja Jonathan.
Jonathan menghimpit Zolla antara tubuhnya dan dinding. Dia hanya memisahkan tubuh mereka dengan tangan yabg dia letakkan di sebelah kiri dan kanan kepala Zolla. Wajah Zolla semakin memanas begitu melihat tatapan Jonathan ke arah tubuhnya.
"Mi-mi-minggir..." Zolla bahkan tidak berani menyentuh dan mendorong tubuh Jonathan sedikit pun. Dia tau jika dia salah sentuh sedikit saja, dia akan membangunkan macan yang sudah hampir terbangun ini.
"Kamu mau coba dalam keadaan sadar, babe?" Jonathan mendekatkan wajahnya ke arah wajah Zolla.
★★★★★★★★
Jonathan yaa... mau ngapain tuh. Berarti dia pernah 'itu' sama Zolla dong waktu Zolla tidur? Itu baru mungkin guys... kalo mau lebih jelas, baca aja part selanjutnya.
Vomments yang banyak biar aku cepet lanjutin ceritanya :))
Callista
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Marriage
RomanceCover by: samuderablue Dia cowok pembully di sekolah Dia cowok berandalan di sekolah Dia selalu dapet nilai paling tinggi Dia suka menggoda perempuan Dia ketua tim basket ........ Dia suamiku. Kisah pernikahan antara anak SMA... ya SMA! Kisah aneh a...