Zolla sudah boleh pulang dari rumah sakit, tetapi tidak boleh melakukan kegiatan yang terlalu berat terlebih dahulu.
"Ayo turun." Kata Jonathan saat mereka sudah sampai di rumah mereka. Orangtua mereka tadi langsung pulang setelah membantu mereka mengemasi barang Zolla.
Zolla sedikit meringis saat berjalan, karena memang lukanya belum pulih dengan sempurna dan masih sakit saat digunakan berjalan.
"Sakit ya?" Ucap Jonathan. Zolla hanya mengangguk.
"Aakhh... Turunin gak!!!" Zolla berteriak karena Jonathan menggendongnya ala bridal style.
"Katanya sakit... Gimana sih." Dengus Jonathan. Meskipun begitu, dia tidak menurunkan Zolla dari gendongannya. Dia masuk ke rumah setelah pintu dibukakan oleh Bi Asih.
"Bi, tolong ambil barang barang Zolla di bagasi ya. Ini kuncinya." Kata Jonathan sambil menjatuhkan kunci di tangannya yang sedang menggendong bagian bawah lutut. "Maaf saya jatuhin." Bi Asih hanya tersenyum dan mengangguk. Dia tau betul bagaimana rasanya menjadi pasangan muda.
Jonathan berlalu menuju kamar. Sementara Zolla hanya menyembunyikan wajahnya di dada bidang Jonathan. Wajahnya memerah dan dia tidak mau Jonathan melihatnya.
Jonathan membuka pintu kamar dengan tangannya yang berada di bawah lutut Zolla. Sesudah masuk, dia menutupnya dengan kakinya.
Dia merebahkan Zolla ke atas tempat tidur yang tidak pernah mereka tiduri selama seminggu. Dia terkekeh saat melihat Zolla memalingkan wajahnya, membuang mukanya yang memerah. Dia beniat menjahili Zolla.
"Eh, Zoll... Tau gak... Kita kayak pengantin yang lagi honeymoon loh tadi." Jonathan memutus perkataannya untuk membaringkan tubuhnya di samping Zolla. Tubuh Zolla bergetar merinding mendengar perkataan Jonathan.
Jonathan mengarahkan wajah Zolla untuk menghadapnya, dia merasakan pipi Zolla memanas.
"Kamu juga peluk peluk gitu. Bikin tambah mirip." Jonathan mengusap pipi Zolla yang halus itu dengan pelan dan lembut. Membuat Zolla makin merinding. Pipinya semakin memanas.
"J-jon... A-apaan sih?" Zolla bahkan tidak berani menyingkirkan tangan Jonathan dari pipinya.
"Gak apa apa. Cumaa...." Jonathan menyentuh permukaan bibir Zolla dengan ibu jarinya.
"I want to do it now. So, prepare yourself." Jonathan memandang Zolla dengan tatapan 'ingin' menerkamya.
Saat hendak turun dari tempat tidur, perutnya terasa nyeri. Zolla mengernyit dan mendesis pelan. Dia mengumpat dalam hatinya. Dia tidak bisa bergerak lagi dan akan memudahkan Jonathan untuk 'menerkamya'.
Saat wajah Jonathan semakin mendekat, Zolla menutup matanya. Gotcha! Kata Jonathan dalam hati.
"I can't hold it anymore." Jonathan tertawa keras. Zolla membuka matanya dan menatap Jonathan bingung. Sedetik kemudian, dia sadar bahwa Jonathan mengerjainya.
"You have to see your blushing face. It's so cute." Kata Jonathan lagi.
"Shit!" Umpat Zolla. Dia memalingkan wajahnya.
"Kalo ngerjain aku pasti ada hubungannya sama 'itu'. Dasar cowok mesum." Umpat Zolla tanpa memalingkan wajahnya ke arah Jonathan.
"Tapi selalu berhasil, kan? Kamu sensitif banget kalo berhubungan sama kata 'itu'." Ucap Jonathan sambil menghentikan tawanya.
"Udah ketawanya?" Tanya Zolla sinis.
"Eh... Kan cuma bercanda... Jangan marah dong." Ucap Jonathan sambil meraih tangan Zolla dan mengecup punggung tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Marriage
RomanceCover by: samuderablue Dia cowok pembully di sekolah Dia cowok berandalan di sekolah Dia selalu dapet nilai paling tinggi Dia suka menggoda perempuan Dia ketua tim basket ........ Dia suamiku. Kisah pernikahan antara anak SMA... ya SMA! Kisah aneh a...