Married 23

143K 5.8K 84
                                    

Sekarang saatnya makan malam, Zolla dan Nathan sedang menyalakan api unggun untuk memasak. Jonathan, Cleo, dan Mikhael mencari kayu bakar lagi untuk api unggun agar mereka hangat nanti malam. Vie dan Alana mengambil air matang yang disediakan panitia di tenda panitia bersama dengan Vie yang juga mengambil bahan masakan. Rencananya mereka akan memasak telur kornet.

"Eh, ini bahannya." Kata Emily yang datang bersama dengan Alana dan Vie yang membawa segalon air.

"Ini airnya." Kata Vie benafas tersengal sengal.

"Thanks." Entah kenapa Zolla tidak benci pada kedua orang ini. Dia hanya tidak suka pada Febby saja.

"Eh, Em... lo tau tenda panitia kan? Lo ajak Zolla kesana ya. Di masak nasi disana. Telurnya biar gue yang masakin." Zolla dan Emily kemudian pergi. Nathan melirik dua perempuan yang sedang duduk disamping tenda yang belum dibangun itu. Ya, belum dibangun. Karena mereka tiba di tempat ini hampir malam. Jadi mereka harus makan dulu.

Nathan langsung membuka galon dan memasang pompa air. "Minum nih." Kata Nathan memberikan 2 gelas plastik. Mereka langsung minum.

"Kalian tuh minum kayak orang tinggal di gurun tau gak." Kata kata Nathan hanya ditanggapi cengiran oleh dua wanita itu.

"Gue tanya ya... kenapa kalian lakuin itu ke Zolla?" Kata Nathan dengan nada dingin. "Gue tau semuanya. Mulai kalian bekap dia sampai kalian panggil Jonathan dan bilang Zolla sama om om, padahal kalian yang suruh laki laki itu buat merkosa Zolla." Desis Nathan.

"Ki-kita cuma disuruh Febby. Kita awalnya emang gak suka sama Zolla. Tapi kalo caranya gitu kita gak akan ikutin dari awal." Ucap Alana menyesal.

"Lo tau Zolla itu siapanya Jonathan?" Tanya Nathan pelan. Dia mulai memecahkan telur dan mengocoknya.

"Dia pacar Jonathan kan? Sumpah kia gak maksud gitu. Iti semua disuruh Febby. Gue, Alana, sama Claire terpaksa ikut." Kata Vie pelan.

Nathan menggeleng. "Dia bukan pacar Jonathan Vie." Katanya sambil memasukkan kornet dan sedikit garam lalu mengocok campuran itu lagi.

Sementara itu, Vie dan Alana saling pandang. "Emang siapanya? Adik? Saudara? Sahabat? atau yang lain?" Tanya Vie lagi.

"Kalian akan tau dari mereka sendiri.Yang penting sekarang, kalian minta maaf ke Zolla." Perintah Nathan dingin. Namun tegas. Kedua wanita tadi mengangguk penuh penyesalan.

Nathan pun menggoreng telurnya. "Sekarang mending kalian bantu gue ambilin piring buat tempat telur kornet ini." Alana pun beranjak dan mengambil piring lebar untuk meletakkan telur kornet itu.

"Thanks." Alana mengangguk.

Beberapa saat kemudian, Zolla dan Emily kembali membawa sebakul nasi yang masih mengepul. Vie segera mengambil tikar yang dibawanya tadi dan melebarkannya. Zolla meletakkan nasinya disana. Alana menyusul dengan piring, sendok, garpu, dan gelas. Zolla mengerutkan alisnya, bingung dengan yang mereka lakukan.

"Zoll, lo bisa ikut kita bentar?" Tanya Alana dan Vie. Zolla menoleh kemudian berpikir.

"Kita gak akan macem macem. Lo boleh bawa pisau kalo mau." Ucap Vie menyakinkan. Zolla terkekeh dan menangguk. Mereka berjalan keluar kerumunan dan duduk di atas rumput.

"Maafin kita." Ucap Alana langsung.

"Hah? Maksudnya?" Tanya Zolla terkejut.

"Kita gak bermaksud gitu ke lo. Kita minta maaf banget soal kemarin. Gue, Alana, sama Claire gak maksud buat gitu. Awalnya emang kita benci sama lo. Kita gak suka karena lo yang bisa bikin Jonathan jatuh hati. Kita ikut aja rencana Febby. Gue gak tau itu sampe sangkut pautin keperawanan lo. Kita minta maaf banget." Ucap Vie menyesal. Zolla melihat ke arah mereka dan menatapnya dalam dalam.

Young MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang