Married 12

174K 7.1K 180
                                    

Sahabat.

Itulah yang terngiang di kepala Zolla sejak tadi.

"Zolla? Lo mau nggak nih? Gue tau gue gak pernah ada friendship sama cewek. Tapi gue nyaman ada di deket lo. Jadi... lo mau jadi sahabat gue?" Kata Jonathan tulus. Itu membuat hati Zolla semakin sakit. Dia tidak tau apa yang terjadi. Tapi sepertinya dia sudah mulai sadar jika dirinya jatuh cinta pada Jonathan.

Walaupun gue gak bisa memilikinya, setidaknya gue tetep deket sama dia. Batin Zolla.

"Kenapa enggak." Zolla mengalihkan padangannya saat mengatakan itu. Satu butir air mata turun di wajah cantiknya itu.

"Thank you, Zolla." Kata Jonathan tulus. Kata orang, perempuan itu takdirnya dikejar, bukan mengejar. Tetapi sepertinya itu tidak berlaku pada Zolla. Zolla segera menghapus air matanya. Dia berbalik san tersenyum. Senyuman indah seperti indahnya sunrise.

Sunrise menunjukkan warna dan pesona yang indah, sunrise datang untuk menutupi panasnya matahari. Sama seperti senyuman, yang datang untuk menutupi sebuah kesakitan.

Jonathan tersenyum tulus. Dia senang mendapatkan sahabat baik sebaik Zolla. Yang mungkin akan menjadi sahabat hidupnya dan sahabat terbaiknya nanti.

"Bagus ya sunrise nya." Kata Jonathan sambil merangkul Zolla. Zolla hanya mengangguk.

Mereka berdua melihat pemandangan indah itu tanpa sadar jika ada yang memperhatikan mereka dari jauh. Dia tahu kalau Zolla menangis.

Lo emang gak peka, Jon. Kasian tuh cewek kalo lo gak peka. Karena cewek cuma ingin dimengerti sama cowok. Batin orang tersebut dalam hati.

"Kita jaga hati ya?" Tanya Jonathan. Zolla menoleh.

"Maksudnya?" Tanya Zolla.

"Kita boleh pacaran sama siapa aja, tapi kalo udah kuliah, kita harus putus sama orang itu dan belajar mencintai." Kata Jonathan.

Sorry Jon, gue udah jatuh cinta sama lo sekarang. Batin Zolla, tetapu dia mengangguk.

Jonathan tersenyum dan meraih tangan Zolla, "Sahabat selamanya."

"Sahabat selamanya." Sahut Zolla. Terkadang kita tidak harus memiliki jika kita mencintai. Karen melihat orang itu bahagia akan membuat kita tersenyum bahagia.

"Ekhmm..." Dehaman seseorang, sekelompok tepatnya mengagetkan Jonathan dan Zolla.

"Kalian..." Kata Jonathan sebal. "Kenapa ninggalin gue kemaren, kalian tuh kemana sih?" Lanjut Zolla dengan nada sebal juga.

"Ada yang habis cup cup nih kemarin." Goda Steven pada kedua sahabat itu.

Wajah Zolla memerah."Habisnya Jonathan sih yang ngasih dare aneh aneh... daripada gue nyium Dio, atau Steven, atau Cleo, lebih parah lagi Mikhael. Ntar jadinya dosa." Bela Zolla.

"Tau tau deh. yang udah halal. Kalian gak coba... mmm..." Dio susah melanjutkan kata katanya.

"Gak, dasar otak mesum!!!" Kata Zolla dan Jonathan serempak.

"Kompak banget nih dua anak." Goda Mikhael. "Kita juga bisa lebih kompak dari itu kan, sweetheart." Mikhael merangkul Fanya. wajah cantik Fanya menjadi merah. Mikhael terkekeh.

"Gausah tebar kemesraan. Gue hajar lo kalo macem macem." Kata Cleo.

"Iya iya... ampun kakak ipar..." Canda Mikhael. Yang lain hanya geleng geleng.

"Kalo mereka bisa, kita juga bisa." Steven merangkul Dio.

"Jijik lo ah... amit amit..." Kata Dio menepis tangan Steven.

"Ternyata lo pada gak serem serem amat ya... gue gak nyangka kalian kayak gini." Zolla geleng geleng kepala.

"Emang dulu lo takut sama kita?" Tanya Jonathan sambil menatap Zolla.

"Iya tuh... dia pasti menghindar dan cari jalan lain kalo ada kalian. Dia gak mau cari masalah sama kalian. Hehehe... dia takut banget waktu Jonathan dateng ke meja Claire yang ada di belakangnya dan malah pura pura kerja tugas." Tutur Fanya panjang lebar.

"Aib tau Fan, astagaa..." Zolla menimpuk kepala Fanya dengan cangkang kerang kecil yang ditemukannya di pantai.

"Yaudah sih, gak usah nimpuk gue." Kata Fanya sewot.

"Kamu takut sama aku?" Tanya Jonathan heran.

"Gak." Kilah Zolla.

"Alah... ngomong aja deh. Lo itu cuma pura pura berani..." Kata Fanya yang dihadiahi sentilan di dahinya oleh Zolla.

"Sekali lagi lo nomong yang macem macem. Gue sumpel mulut lo pake pasir." Kata Zolla sambil menatap Fanya tajam.

"Ampun Zoll..." Kata Fanya sambil terkekeh.

"Bener itu?" Zolla mengalihkan pandangannya ke Jonathan.

"Ya awalnya sih. Gue takut lo apa apain." Kata Zolla pada Jonathan sambil menunduk. Dia malu sekali, karena awalnya memang dia sok berani pada Jonathan.

Jonathan mengelus kepala Zolla. "Lo gak perlu takut gitu kali ke gue. Gue ijin kok kalo mau macem macem." Kekeh Jonathan.

"Jon..." Kata Zolla sebal.

"Apa?" Balas Jonathan santai.

"Tau ah... nyebelin lo." Ketus Zolla.

"Udah ah... Jangan ngambek... ntar jelek lo..." Jonathan mencubit pipi Zolla.

"Apaan sih cubit cubit. Emang gue kue cubit gitu hah?"

"Maaf deh... " Kata Jonathan mengelus kepala Zolla lagi. Zolla hanya mengangguk.

Mungkin sahabatan nggak buruk juga. Batin Zolla.

"Yaudah, masuk yuk... pasti pada belum mandi kan?" Kata Steven yakin. Semuanya mengangguk.

"Yaudah, mandi aja yuk..." Kata Dio.

"Amit amit deh, Yo... Gue gak bakalan mandi sama lo. Entar gue diapa apain lagi..." Kata Steven sambil menyilangkan tangan di depan tubuhnya.

"Ih.. jijik gue... lo kayak tante tante girang tau gak... amit amit dah... " Tukas Mikhael.

"Yaudah, mending kita masuk. Ntar digodain tante tante girang tau rasa lo..." Timpal Jonathan . Mereka semua terkekeh.

"Tau lo... pikiran lo mesum amat." Kata Fanya. Sedangkan Zolla hanya terkekeh.

"Eh, Zoll. Lo sama temen lo beda jauh amat ya... secara Fanya itu mulutnya luar biasa, gak bisa diem, ribut deh pokoknya. Nah, lo kan anggun, baik, cantik, gak cerewet lagi. Kok bisa sih?" Tanya Steven sambil merangkul pundak Zolla -modus dikit- yang langsung ditatap tajam oleh Jonathan.

"Sorry lah, Jon. Lagian kalian sebastian kan -sebatas hubungan tanpa kepastian-. Jadi gue boleh dong ambil dia selagi bisa." Canda Steven. Jonathan yang mendengarnya hanya merubah wajahnya menjadi datar.

"Kita bukan sebastian, tapi sahabat." Kata Jonathan dingin. Suasana berubah menjadi hening.

"Lo yakin? Lo udah nikah tau. Kalian gak mau pacaran aja?" Tanya Cleo mengabaikan tatapan dan suasana ini.

"Kita yakin kok." Kata Jonathan. Dia menoleh ke arah Zolla untuk meminta kepastian. Zolla hanya mengangguk dan tersenyum. Fake smile.

"Kalian tuh emang pasangan aneh tau gak." Kata Fanya saat mereka memasuki villa. Yan lain hanya menangguk. Sedangkan Jonathan dan Zolla hanya tersenyum melihat reaksi teman teman mereka itu. Pembicaraan terhenti saat itu juga. Mereka masuk kamar masing masing untuk mandi.

★★★★★★★★

Update lagi nih... Happy Sunday all :D

Sahabat ya... hmm... mau tau kisah persahabatan mereka? Apa nanti Jonathan bisa luluh sama Zolla? Tunggu aja ya kelanjutannya. Vomment juga biar aku makin semangat...

Callista

Young MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang