"I don't wanna lost you,
Be without you,
Anymore ...." (Once Again - Mad Clown ft Kim Na Young)____
Hari yang cerah di tanggal merah membuatku membuang niat untuk melanjutkan tidur, kemudian mataku terjatuh pada jam weker di atas nakas. Masih ada waktu berlari pagi ringan.
Tanganku beralih membuka kaitan jendela, berupaya agar udara segar memasuki kamar sekaligus memasuki indra penciumanku.
Kaki-kakiku perlahan turun dari ranjang, menyentuh lantai yang dingin hingga aku harus sedikit berjingkat ke arah lemari, mencari celana training serta switer biru kesayanganku.
Begitu selesai, aku segera turun ke bawah, mencari sepatu lari pemberian Ayah tiga bulan lalu yang jarang aku pakai.
"Mau lari, Sha?"
Aku menoleh mendengar suara lembut itu lantas tersenyum. "Iya, Ma. Udah lama nggak lari pagi."
"Pagi, Mama."
Mataku segera berpaling saat Drian datang memberi ucapan selamat pagi pada Mamanya. Aku lalu berdiri, berpamitan pada Mama Rini tanpa repot menatap Drian.
Tapi, bunyi gerbang yang tertutup kedua kalinya--setelah aku--tentu menarik perhatianku. Dan yang membuatku jengkel, ternyata Drian juga ikut jogging. Aku baru menyadari jika dia memakai setelan olahraganya.
Haruskah aku pulang lagi? Tapi, jika aku pulang, itu artinya aku pengecut! Baiklah, aku akan melanjutkan, tanpa peduli jika ada manusia di belakangku.
Tiba-tiba saja, dua cewek berpakaian kurang bahan yang berlari berlawanan arah dengan kami, menyapa Drian genit dan dibalas sama genitnya oleh cowok itu.
Aku berdecih. Cowok, dimana-mana sama saja jika sudah melihat yang model begitu!
"Kok ganteng-ganteng sendirian, sih?" Celetuk salah satu dari cewek itu.
"Emang keliatannya saya sendiri?" Nada suara Drian sungguh menggelikan! Membuat mual saja.
"Lho, kayaknya iya, deh. Gak mungkin sama cewek yang di depan itu, 'kan?"
Bola mataku memutar kala mendengar nada sinis dari cewek tersebut.
Emangnya kenapa kalau sama gue? Masalah buat, Mbak? Ingiiiin sekali aku menyahut begitu, tapi aku tahu diri.
Siapa aku bagi Drian?
Hanya--
"Iya, saya sama dia, pacar saya, tapi lagi ngambek makanya dia lari duluan," sahut Drian, terdengar sangat amat santai.
Amarahku mulai naik ke ubun-ubun.
"Oh, gitu, ya udah kita duluan, ya? Daah."
Setelah dirasa aman, aku berhenti dan berbalik badan, menatap tajam Drian yang sedang tersenyum.
Bukan senyum miring menyebalkannya seperti biasa, kali ini terlihat lebih ... sendu?
"Kalo ngomong dijaga, ya!"
"Nggak ada yang salah kok dari ucapan gue ke Mbak-Mbak itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
40 Days Contract (Complete)
Roman pour AdolescentsSesungguhnya aku tidak tau arti Cinta yang sebenarnya hingga harus menempuh jalan lain yang berduri untuk kulewati, tak terpikirkan olehku bahwa ada jalan yang lebih baik menanti. Aku mengenalnya karna dia teman sekelasku. Hanya karna dia selalu men...