Chucha Pov.
Jam terus berjalan, namun mataku belum juga mau tertutup. Entah apakah aku tidak bisa tidur karena memikirkan Jacky yang akan datang besok malam ke rumahku?.
Sungguh ini adalah pengalaman pertama bagi ku. Dilamar oleh orang yang aku cintai.
Semoga hari esok lebih baik dari pada hari ini ya Allah…
*******
Disaat kuliahpun aku sampai di tegur oleh dosen karena tidak memperhatikan kuliahnya.
“ maaf pak. “ hanya itu yang dapat keluar dari mulut kecilku ini.
“ maaf terus. Jangan lah dulu kau memikirkan tentang pacarmu itu… belum tentu dia memikirkanmu juga. Eeeh… siapa nama kau lagi?.” Pak Tajir memicingkan matanya mencoba mengingat namaku.
“ Chucha pak.”
“ ah, iya.. itu lah maksud saya. Sekarang, silahkan kamu boleh pulang karena waktu sudah menunjukkan shalat Dhuhur. Selamat siang semuanya.”
“ hah?!. Kok di usir pak?.” Keluhku.
“ salah sendiri melamun di waktu kuliah saya. Tidak ada diskriminasi, sekarang kamu dengan hormat saya persilahkan keluar nona.”
Dengan malas dan rasa bersalah, aku keluar ruangan dan menunggu di kantin hingga waktu jam kuliah berganti.
*******
ARDI Pov.
Matahari begitu panas bersinar, namun tidak bagiku saat ini. Karena ada sang putri di depanku sedang sibuk membaca dan menlihat-lihat majalah tentang baju pengantin.
Aku dan Putri memutuskan untuk tidak berlama-lama, karena Putri takut akan dosa karena berzinah. Akhirnya setelah aku, Putrid an masing-masing orang tua kami menyetujui kami untuk segera menghalalkan hubungan kami.
Di rumah ku, tepatnya rumah mama. Putri tampak tersenyum saat melihat gambar-gambar gaun muslimah di majalah itu.
Putri meminta agar pernikahan ini berlangsung sederhana saja dan tidak terkesan mewah dan berlebihan.
Aku mengusulkan pada Putri jika hari pernikahan ku dengannya dilaksanakan saat hari ulang tahunnya,
Beberapa hari yang lalu aku memberitahukan berita bahagia ini pada Ismi. Aku berharap di akan senang mendengarnya, namun malah yang aku dapat adalah ceramah panjang lebar darinya tentang dosennya yang berasa stress saat istrinya akn melahirkan hingga setelah melahirkan. Kata Ismi, dosennya bercerita kalau dia selalu borhasil di bikin pusing istrinya yang dioperasi hingga akhirnya meminum obat untuk menggugurkan demi membersihkan sisa-sisa daging yang masih tersimpan dalam Rahim istirnya.
Setelah Ismi bercerita panjang lebar, malah dibuatnya sadar akan tingginya angka kematian akan ibu dan anak di Indonesia. Dan setelah aku memberitahukan hal ini pada Putri, Putri malah menyarankan agar menunda kehamilannya, dan merasa tidak keberatan jika menunggu hingga beberapa tahun ke depan hingga dirinya siap fisik dan mental unutk memiliki seorang anak.
Aku merasa kagum dan bangga memiliki calon istri yang salehah sepeti Putri ini. Bila aku didekatnya selalu saja hatiku sejuk bila melihatnya tersenyum. Subhanalla…
“ aku memilih yang ini.”
Aku tersadar dari lamunanku, dan beralih memandang gambar seorang wanita yang memakai gaun pengantin muslimah berwarna putih.
“ hm… boleh lah. I think itu cocok untuk kamu. Tapi… apa tidak sempit untuk mu?.”
“ hm… iya sih… emang kamu mau nya apa?.”
“ yah… dari pada pusing milih dan cari baju pengantin, mending kita pakai baju adat saja. Kan simple, dan kalau soal warna bagaimana jika hijau?.”
Putri menimbang-nimbang usulanku ini, dan aku berharap….
“ iya deh… aku juga pusing soalnya kalau harus fitting dan lain sebagainya.”
“ Alhamdulillah.. kalau begitu tinggal kita bilang pada orang tua kita masing-masing.”
*******
Maap yah semuanya klo dikit part yang ini aku bikin….

KAMU SEDANG MEMBACA
LEMOT, IT'S ME
Fiksi Remajacerita cewek yang serba lemot dalam segala hal, termasuk ngomong and makan... namun gimana dengan kisah cintanya? apa kah selemot dirinya atau tidak dan akankah dia berubah menjadi tidak lemot lagi?