29.......

84 1 0
                                    

Setibanya aku dirumah tepat saat waktu ashar masuk, aku istirahat sejenak sebelum shalat ashar. Seusai shalat ashar, aku bukannya memikirkan perut yang sudh kelaparan, namun aku memikirkan laptopku. Aku mengeluarkannya dari tas dan memulai kesibukan membuat sekumpulan poem. I don’t know why I like make a poem. I think it’s normal for me. Ada beberapa puisi yang sudah aku tulis di buku tulis kan aku pindahkan dan ke laptopku agar aku bisa menatanya lebih baik lagi.

“ well, this time to write a poem…” aku merentangkan tanganku sebelum mulai mengetik banyak puisi yang perlu aku pindahkan ke laptop.

“ tapi… kayaknya sebaiknya aku lunch dulu deh…” aku keluar dari kamar tempat aku meletakkan laptopku lalu berjalan ke dapur mencari makanan apa yang telah disiapkan tante ria sebelum dia berangkat kerja.

“ not bad… “ kataku saat membuka tudung saji yang didalamnya hanya ada tayam dua potong, tahu empat potong, tempe dadu kecap, dan sambel tumis yang pedas nya cukup menurutku.

Aku mengambil sesendok nasi dan sepotong ayam serta dua potong tahu bersama ssesendok makan sambel tumis buatan tante Ria. Aku memakannya dikamar sambil memandangi layar laptopku. Aku membuka facebook dengan tangan kiriku yang bersih. Oh iya, aku duduknya dilantai beralaskan bantal besar milik kak Alman.

Ternyata lumayan banyak pemberitahuan rupanya, I think it’s not important for me. Aku konsentrasi terhadap lunch ku dan dalam waktu yang terbilang cepat limabelas menit nasiku sudah habis.

After lunch, aku kembali pada laptopku dan mulai mengetik poem-poemku yang terbengkalai karena aku lunch…

 poem… 1.

Pernah ada rasa cintaku untukmu.

Namun…

Seiring berjalannya waktu antara kita

Hanyalah sebuah memorial yang kitas saja mengetahuinya bersama Tuhan kita..

Mulai hari ini, detik ini aku akan kulupakan semua tentang dirimu…

Dan aku kan berusaha esok tidak akan sama lagi dengan hari ini, hari yang dulunya kulalui bersamamu…

Sebenarnya, walau kau jauh disana, dihati kecilku aku berbisik disini sesungguhnya aku merindukan dirimu. Dihatiku.

Ichi, 2013.

Poem… 2.

Maaf aku telah membuatmu kecewa…

Pada akhirnya juga aku harus merelakan dirimu ‘tuk pergi dariku yang telah menyakitimu…

Walau sebenarnya hati ini terus saja menangis…

Menangis menahan sakit aku perbuat sendiri…

Jujur, aku tidak kuasa menahan tangisku saat terakhir aku dapat menggenggam tanganmu,

Sayang…

Izinkanlah aku menitipkan satu kisah cinta kita ini untuk selamanya…

Ichi, 2013.

poem… 3.

dulu kau datang dengan cinta padaku…

selalu tersunyum bila aku sedih dan terluka…

dan kau selalu ada untukku…

walau diriku bukanlah cintamu yang pertama,

LEMOT, IT'S METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang