32.......

87 1 0
                                    

Fauzan pov. 

pukul 9 pagi yang terlihat cerah dengan matahari yang bersinar tanpa terhalangi sekecil awan pun. di sebuah mesjid dekat rumah, yang telah dihiasi dengan kain-kain sutra putih, sebuah meja kecil untuk tempat dilaksanakannya ijab qobul, dan karpet-karpet serta pembatas untuk para undangan nantinya. syukur Alhamdulillah, akhirnya waktu yang aku tunggu-tunggu tiba juga. hari ini adalah hari akad nikahku dengan Nuriyati sebagai calon mempelai wanitanya. 

aku masih ingat sebulan sebelum acara ini, Nuri yang paling sibuk mencari informasi tentang Michi, Dymas, Bambang dan Yudi melalui jejaring sosial. kata Nuri, dia sudah menjalin komunikasi kembali dengan Michi, dan kabarnya juga Michi sudah memiliki satu anak laki-laki. aku jadi iri dengannya. hahaha...

bukan hanya dengan Michi saja, bahkan entah bagaimana caranya ia menemukan nomer ponsel teman-temannya yang lain. maybe on Facebook. tapi bagus lah, dengan begitu Nuri bisa mengundang nya diacara pernikahan. 

aju penasaran bagaimana wujud mereka semua. 

" hey... calon mempelai prianya jangan melamun.." mama menyadarkanku yang ternyata aku  sedang melamun. " jangan melamun nak, sebentar lagi acaranya dimulai." tambahnya.

" sorry mom." aku merapihkan letak songkok dan dasi hitam yang aku pakai. 

aku memakai kemeja putih, dasi hitam yang senada dengan jas, celana dan sepatu pentofel hitam. ditambah sebuat bunga mawar kecil yang diselipkan di kantong sudut kiri atas jas hitamku. 

acara pun dimulai, MC yang ayah tunjuk telah membuka acara pernikahan ini. aku merasa gugup dan tanganku menjadi basah karena membayangkan sebentar lagi aku akan berumah tangga. 

dengan seksama, lantunan ayat suci Al-qur'an terdengar oleh seorang perempuan yang kata Nuri dari pesantren Bogor. 

akhirnya apa yang aku takutkan tiba juga. aku mengulang-ngulang ijab qobul yang akan aku ucapkan.

Nuri keluar dari tempat istirahatnya, dia sungguh cantik dimataku. kebaya putih yang panjang hingga membentu ekor pendek dibelakangnya, rok batik coklat yang cocok dengan kebayanya,  serta kerudung putih yang pertama kalinya aku lihat dimasukkan kedalam kebayanya terlapisi oleh selembar selendang renda putih. walau terlihat sedikit aneh dengan kerudung pendek yang dipakainya, namun itu tidak sebanding dengan kecantikan yang terpancar darinya akibat senyumnya yang terus terpahat di bibirnya. 

Nuri ditemani mamaku untuk duduk disampingku sebelum aku mengucapkan ijab qobul. 

 mama menyambungkan selendang renda putih denganku.

" baik, bisa kita mulai sekarang???." tanya pak penghulu. this is it... Bismillah...

aku menjabat tangan pak penghulu, dan mendengarkan ijab qobul yang harus aku tirukan.

" saya terima nikah dan kawinnya Nuriyati binti Muhammad Rizar Asgar dengan......dengan...." aku merasa gugup, sehingga ijab qobulnya tersendat.

" sabar pak, jangan buru-buru. tenanglah... dan bismillah. mari kita ulangi lagi." pak penghulu dengan sabarnya mengulagi ijab qobulnya. 

" saya terima nikah dan kawinnya Nuriyati binti Muhammad Rizar Asgar dengan maskawin seperangkat alat shalat dan uang tunai senilai tersebut dibayar tunai." Ahkirnya.... aku berhasil mengucapkan kalimat yang menghalalkanku dengan wanita disampingku ini. 

dengan patuh, wanita yang menjadi istriku ini mencium tangan kananku. begitupun aku, mencium keningnya for the first time setelah acara pemsangan cincin. 

" Assalamualaikum cinta..." ucapku padanya.

" waalaikum salam cinta..." balas nya dengan senyum ikhlasnya.

*******

Assalamualaikum readers... gomen.. mestinya ini cerita udah ending, tapi kayaknya belum rela.. jadinya aku tambahin beberapa part baru. maaf yah...

happy reading minna-san. i hope you like...

LEMOT, IT'S METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang