33.......

229 1 0
                                    

Author pov.

acara akad nikah yang dilangsungkan dengan acara resepsi di sebuah gedung yang sudah di sewa oleh keluarga Hanif, menampakkan kemewahan pengantinnya. warna coklat muda yang dipadu dengan warna putih. serta lampu-lampu kecil disetiap sudut ruangan mempercantik suasana. meja-meja yang tertata sempurna, kursi-kursi yang cukup untuk para undangan, ada sebuah patung es berbentuk love di tengah ruangan, dilingkari oleh kue-kue dan buah-buahan segar.

pasangan pengantin lebih dulu memasuki gedung itu, tidak ada pelaminan yang lazim seperti di pernikahan lainnya, karena pengantinnya akan berbaur dengan para tamu yang datang. 

para tamu undangan saling berbisik-bisik menilai dekorasi gedung pernikahan yang tidak ada pelaminan. aneh memang, tetapi inilah permintaan dari Nuri.

" ecie.... ciiiieee..... pengantin baru. bawaannya senyum mulu..." Bambang menghampiri Fauzan yang sedang berpisah dengan Nuri.

" eh, Bro... how are you all?." Fauzan menyalami Bambang Dymas dan Yudi dengan salaman ala cowok.

" baik lah. gile... gak nyangka aja ngeliat kalian bakalan berjodoh. hahaha.... great." kata Yudi yang mengedarkan pandangannya mencari seseorang.

" iya begitulah.. by the way... gue gak ngangka ngeliat si Bambang yang sekarang udah kurus dan berotot.  gimana ceritanya Bang?." Yudi dan Dymas hanya mengangguk.

" hehehe.... iya dong... awalnya ini semua demi si Michi. biar bisa jatuh cinta sama gue. eh... tapi ora opo.. udah ada pengganti dia kok." Bambang menyisir rambutnya yang di gel kebelakang.

" hei, kalian ngomongin gue ye?." Michi tiba-tiba datang bersama Nuri.

" enggak.." jawab Dymas, masih dengan ciri khasnya dari kuliah dulu.

" hehehe... whaw.. Bang loe berubah drastis, malahan lebih cakep sekarang." kata Michi memuji.

" iya gitu deh... thanks pujiannya. by the way suami loe mana?."

" lagi di toilet." 

" hm... hey anak loe lucu banget.. boleh gendong gak?." Dymas membuka suaranya.

" boleh.." Michi menyerahkan anaknya yang sibuk menjilati tangannya sendiri pada Dymas.

" namanya siapa Chi.?." kini Yudi yang berbicara sambil memainkan tangan anak Michi.

" namanya Muhammad Luthfi Rahim Alwahdi." 

" wahaw... boleh... boleh... boleh..." ujar bambang, masih asik dengan sikecil hingga Bang Arab datang.

" congrats for you two." kata Bang Arab sambil menjabat tangan Fauzan.

" thanks bang." Fauzan membalas jabat tangannya.

" by the way.. Dymas, loe ama siapa kesini selain mereka bertiga?." Michi bertanya yang masih tetap berdiri di sisi kiri Michi.

" sama... " 

" sama tunangannya Chi." semprot Bambang.

" iya Chi. dia udah bisa move on dari loe sekarang." tambah Yudi.

" apaan sih kalian, lagi pula yang waktu kuliah juga itu cuman bercanda. biar suasana rame aja. lagi pua kaga enak, ada suaminya disini." Dymas menjadi malu karena memorinya di bongkar didepan bang Arab.

" Chi, Bang, boleh gue gendong anak loe gak?." Fauzan meminta izin pada Michi dan Bang Arab.

Bang Arab hanya mengangguk dan Michi berkata iya, Fauzan pun meminta Luthfi pada Bambang.

" mukanya kayak orang arab." ujar Fauzan saat Luthfi sudah ditangannya.

" iya lah, orang bapaknya aja kayak orang arab mukanya."

LEMOT, IT'S METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang