"Hwaaa..." seorang gadis cantik terlihat menjerit terpejam ketakutan di hadapan para penjahat yang sepertinya tak kenal ampun dan kasihan.
"Srrreettt..." suara sebuah pedang membuat gadis itu membuka kedua matanya. Ia masih gemetaran. Dilihatnya seorang lelaki berdiri membelakanginya dengan sebuah jubah dan pedang di tangannya. Mungkinkah dia orang yang tadi mengibaskan pedang untuk melindunginya? Atau...
"Siapa kau?!" gertak salah seorang penjahat yang ada di hadapannya.
"Ah, sepertinya akulah yang harusnya bertanya, siapa kalian? Beraninya mengganggu seorang wanita yang lemah dan tanpa senjata. Apa bahkan kalian layak disebut sebagai laki-laki setelah berkelompok begini menyakiti seorang wanita?" lelaki yang membelakangi gadis itu meledek sekelompok penjahat di hadapannya.
"Siapa laki-laki ini?" gadis itu membantin di tengah ringkukannya.
"Tak usah banyak bicara!! Hyaa..." salah seorang penjahat menyerang kemudian disusul yang lainnya.
Lelaki yang entah siapa namanya itu menghindar cukup gesit dari setiap serangan yang ditujukan padanya. Pedangnya mengayun dengan lenturnya menjatuhkan setiap orang yang menyerangnya. Gadis yang dilindunginya sejenak terpesona sebelum akhirnya kembali merasa takut setelah melihat darah yang bercecer akibat pertarungan mereka. Lelaki itu bergerak gegas melepas jubahnya dan melemparnya ke arah gadis itu untuk menutup matanya dari melihat apa yang sepertinya tak bisa dilihat matanya.
"Aroma yang sangat lembut... aku suka ini..."batin gadis itu sembari mencium jubah yang dilontarkan laki-laki tadi padanya. Ia kembali mengintip sejenak.
Dalam hitungan menit yang singkat lelaki itu berhasil melumpuhkan semua penjahat itu. "Sial! Kali ini kami akan mundur. Tunggu pembalasan kami di lain waktu!!" umpat dan janji pemimpin penjahat itu sebelum memerintahkan anak buahnya untuk turut kabur.
"Buktikan dan jangan hanya bicara!" lelaki itu kembali meledek. Ia kemudian berjalan ke arah gadis yang ditolongnya.
"Sekarang sudah baik-baik saja. Kau bisa membuka kedua matamu tanpa menyembunyikannya." Lelaki itu tersenyum berjongkok mengimbangi gadis itu.
Kembali, gadis itu kembali terpesona olehnya. "Te-terima kasih..." ucapnya gugup.
"Hmm. Sekarang bisa aku minta jubahku kembali?"
"Hah..." gadis itu tersentak."Oh,,,tentu." Jawabnya kemudian sembari mengulurkan jubah itu. Lelaki itu memakainya lalu hendak beranjak.
"Tunggu...! Siapa namamu?"
Lelaki itu lalu menoleh kebelakang ke arah gadis itu lalu tersenyum. " Kaze...kau bisa memanggilku itu jika kita bertemu lagi nanti." Ia kembali melangkah ke depan.
"Tunggu!" pinta gadis itu lagi. Langkah kaki Kaze terhenti.
"Apa lagi kali ini?" tanyanya tanpa menoleh.
"Mmm...itu...kau tidak ingin tahu siapa namaku?" gadis itu tertunduk malu.
" Apakah aku perlu tahu namamu?"
"Hah..." gadis itu kembali tersentak malu dan sedikit kecewa.
Kaze kembali menoleh ke belakang. "Bercanda. Siapa namamu?" senyumnya masih mengebang indah. Gadis itu mengangkat kepalanya.
Ah,,,sepertinya dia benar-benar akan terpesona dan jatuh cinta pada laki-laki bernama Kaze itu! Apa lagi? Wanita itu mudah ditebak...kadang...
"Sa...kura..." ucapnya kemudian kikuk.
"Oh, Sakura. Nama yang indah. Aku akan mengingatnya."
"Nona Sakura...!!" jerit seseorang memanggil nama gadis itu. Kaze dan Sakura menoleh ke arah suara itu.
"Ada seseorang yang memanggilmu..."
"Ah, itu..."
"Rupanya kau di...sana, No-na..." kata-kata terakhirnya terbata karena ia melihat sosok lain di samping nonanya. Kaze tersenyum ke arahnya.
"Lama tak bertemu, Hyuga..." sapa Kaze kemudian.
"Oh...ya...lama tak bertemu, Kaze..."
Sakura memandangi keduanya bergantian. "Kalian saling kenal?"
"Yah, begitulah..." Kaze mengiyakan.
"Maaf, kita harus pulang, Nona..."
"Kenapa? Aku masih ingin..."
"Pulanglah! Ini sudah larut. Itu tidak baik untuk gadis sepertimu berada di luar seperti ini." Kaze memotong ucapan sakura dengan sarannya. Hati Sakura kaget dan bahagia mendengarnya dan itu tergambar jelas di wajahnya.
"Berhenti menggodanya, Kaze!"
"Aku tidak menggodanya. Aku membantumu untuk membawanya pulang. Harusnya kau bertrimakasih padaku!"
"Apa lagi ini?"
" Baiklah, aku tidak akan menahan kalian lebih lama disini. Tolong antarkan dia pulang dengan selamat, Hyuga!" Kaze tersenyum lalu beranjak meninggalkan Sakura dan Hyuga. "Ah, dan lagi, tolong jangan melepas Sakura dari pengawasan matamu! Itu akan sangat berbahaya jika ada sekelompok orang ingin menyakitinya..." Kaze memberikan kata-kata terakhirnya sebelum ia pergi. Dan jalannya yang cepat membuatnya begitu cepat menghilang dari pandangan Sakura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakura Yuki to Kaze Hyuga
Historical FictionSebuah kisah romansa kehidupan dimasa kerajaan di sebuah negri Indah bernama Naniwa yang berkerabat dengan Jepang dan menceritakan perjalanan kompleks cinta Sakura yang dalam bahasa jepang berarti bunga sakura, juga Yuki yang berarti salju, dan Kaze...