A Piece of Memory and Truth

40 4 0
                                    

Kicauan burung dan hembusan angin yang membelai dengan lembutnya menghiasi kota indah di pagi yang cerah ini.

Aku tak sabar ingin mengetahui pertemuan dua orang yang telah berjanji semalam. Ah, itu Sakura dengan mantel yang ia gunakan untuk menutup kepala dan penampilannya. Hanya wajah cantik menawannya yang putih bersinah bersama mentari pagi yang masih sedikit nampak. Senyumnya terkembang indah mengundang kekaguman sesiapa yang melihatnya. Ah,,,andai aku manusia....

Hei, bukankah itu Kaze?! Ah, dia sengaja bersembunyi di atas sebuah tembok mengintip putri cantik ini dari kejauhan sebelum menemuinya! Curang! Kaze tersenyum memandangi Sakura dari kejauhan. "Dia selalu tampak lebih cantik dari sebelumnya...." Begitulah bisik hatinya.

" Sret..tap..." Kaze mendarat dengan loncatan indahnya dari atas tembok. Ia tak ingin membuat gadis itu menunggunya lebih lama. Ia berjalan cepat mendekat. Ia berdiri tepat selangkah di belakang Sakura dan sedikit di sebelah kanannya. Kaze tersenyum lalu mengulurkan tangan setelah membaliknya elegan ke depan Sakura. Sakura menoleh. Ia tertegun. Tangannya refleks terlepas dari penutup kepala yang ia pegang di bagian leher. Kecantikan Sakura tertampak jelas.

Kaze terdiam. Bukan kagum. Matanya terpaku pada hair pin di yang menghias rambut Sakura. Selaksa kerinduan nostalgia kembali terbuka dalam ingatannya. Sakura tersenyum anggun. Namun, Kaze lebih terdiam. Kaze manarik tangan yang diulurkannya lalu menekan dadanya yang terasa tak menentu dengan ibu jarinya. Memorinya berputar.

" Hei, aku... aku... harus kembali..."

"Kem-ba-li? Kemana? Kapan? Apa kita bisa bertemu lagi...?" Tanya seorang gadis kecil pada seorang anak lelaki di hadapannya.

" Aku...akan.. ah, ambil ini...aku akan memastikan...."

"Bukankah tidak ada kepastian seperti itu di dunia ini...?" air mata gadis kecil itu menetes.

Anak lelaki di hadapannya melangkah mendekat kemudian memakaikan hair pin itu di rambut gadis kecil di hadapannya sembari menahan air matanya. " Maaf...aku harus pergi..." kata tulus terlontar lalu tersusul langkah kaki yang sangat cepat meninggalkan gadis itu. " Jika aku bertahan lebih lama, aku tidak akan sanggup untuk pergi... tapi di kemudian hari seperti ini aku menyesal karena kehilangannya..." kata-kata itu mengiang di kepala anak lelaki itu hingga ia tumbuh besar.

" Hair pin itu..." mata Kaze masih tak mampu lepas darinya.

"Kaze..." panggilan Sakura mengembalikan kesadaran Kaze.

"Oh, maaf... kau sangat cantik hari ini....aku...ter..pesona..." mata Sakura sedikit melebar dengan tawa ringannya. Aku rasa dia bahagia mendengarnya, meski kata-kata itu tidak seratus persen benar....

"Haruskah kita mulai berjalan sekarang?" Kaze mencoba mengembalikan emosinya ke level stabil.

Sakura tersenyum lalu mulai berjalan di depan Kaze. Kaze berhenti sejenak memandang Sakura kembali. "Ini tidak benar, kan?" Kaze meyakinkan dirinya. Namun, hati kecilnya masih tak bisa bersikap seolah tak mengerti seperti sebelumnya. Ada sesuatu yang berbeda, kemungkinan kebenaran yang berusaha ia elakkan.

Keduanya berjalan menuju sebuah padang hijau dengan pepohonan Sakura di tepi dan satu di tengah dengan ukuran yang sangat besar.

Kaze menghamparkan kain yang telah mereka beli di pasar sebelum kesana untuk duduk. Ia mengambil pedangnya untuk diletakkan. Namun...

" Wuuusssh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Wuuusssh..." ikatan rambut Sakura terlepas hembusan kuat angin. Rambutnya terurai indah dengan hairpin yang juga menawan di bagian kanan rambutnya. Sakura tampak menikmati hembusan angin itu. Ia menyunggingkan senyum terpejam dengan telapak tangan kiri yang ia letakkan di bagian kiri rambutnya.

"Buk.." pedang Kaze terjatuh dari tangannya. Nostalgia itu terasa kian nyata....

" Gadis kecil itu.... Ayahnya... adalah pelakunya. " ucapan seseorang yang sangat Kaze percaya itu kembali mengiang di ingatannya.

"Jelas aku berbeda denganmu. Karena aku bukan seorang lelaki yang bahkan tak mampu mengenali wajah gadis yang dia akui sebagai cinta pertamanya. Dan aku.... hanya tidak ingin kau lebih terluka dari ku...." Bahkan ucapan saudara kembarnya malam itupun mulai menemui titik terang yang menyakitkan.

" Tidak mungkin... ini tidak mungkin! Katakan padaku ini bohong! Ini tidak benar, kan?!" hati Kaze beradu argumen hebat.

Sakura menoleh ke arah Kaze lalu tersenyum. Hati Kaze kian terkoyak. Sakura....

 Sakura

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sakura Yuki to Kaze HyugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang