Yuki berlari sembari menutup mulut dan hidungnya dengan tangan kanannya yang menahan isak.
"Cukup...!" sebuah suara yang terdengar sangat terluka namun begitu jelas berharap itu menghentikan langkah Yuki.
Sesosok lelaki yang bersembunyi di balik pohon karena sejak tadi telah mengikutinya dengan jubah dan baju bangsawannya menampakkan diri. Yuki menatapnya tercengang. " Apa yang kau lakukan di sini? Sejak kapan kau...?"
"Apa bahkan itu penting kau tanyakan sekarang?"
"Ten..."
"Cukup! Hentikan semua ini di sini! Aku akan membunuhnya..."
"Tidak...kau tidak boleh membunuhnya....! Dia..." air mata Yuki kembali mengalir.
" Lihatlah! Air matamu menjawabnya." Lelaki itu beranjak menuju tempat di mana Hyuga berada.
"Berhenti!" jeritan bercampur tangis itu menghentikan langkah lelaki di hadapannya. " Jika kau membunuhnya aku akan menyusulnya ke alam kematian kemudian..."
Tangan lelaki itu memegang pedangnya gemetar. "Hhhh...lagi...kau melakukannya lagi..." lelaki itu berusaha kembali melangkah.
"Aku serius...." Lanjut Yuki lagi. Lelaki itu menoleh lalu melangkah ke arah Yuki cepat.
"Hentikan...berhenti mengejarnya di sini...!"
"Bagaimana aku bisa melakukannya?"
"Bagaimana? Hhhh, kau bahkan lupa segalanya karena dia... bagaimana bisa kau....? Bagaimana bisa kau menangis saat ini?? Bagaimana kau bisa meninggalkan kebangsawananmu, ayahmu, hartamu, nama baikmu, dan...a-a-ku hanya untu laki-laki yang hanya mampu membuatmu menangis seperti ini? Bagaimana kau bisa menangis bahkan setelah kau baik-baik saja meninggalkan semuanya bertahun-tahun yang lalu?! Bagaimana bisa aku membiarkan laki-laki yang dicintai gadisku membuatnya menangis seperti ini...?!" lelaki itu menangis tepat di hadapan Yuki.
"Kau terlalu baik, Kiza. Jika kau bahkan tak mampu berhenti mengejarku yang menyedihkan seperti ini, bagaimana aku mampu berhenti mengejarnya yang begitu berharga?"
Lelaki itu mengangkat wajahnya. "Aku memintamu berhenti mengejarnya karena aku ingin kau melihatku. Kau bahkan tak merindukanku sama sekali selama ini, bukan? Tidak sebagai teman dan tidak sebagai lelaki. Bagaimana bisa kau mengatakan dirimu tak berharga di depanku yang sangat membutuhkanmu? Kau sangat berharga bagiku..."
"Kiza...."
"Aku bukan Kiza kecil yang sebaik dulu, Yuki. Tapi, untukmu aku akan memafkannya kali ini. Bagaimanapun, jika dia membuatmu menangis lagi, aku tidak akan memaafkannya... saat dia membuatmu menagis lagi, saat itu pula pedangku akan menembus salah satu organ vitalnya, dan jangan salahkan aku jika dia tak terselamatkan lagi... aku tidak main-main..."
Yuki tersenyum. "Jangan bercanda seperti ini lagi,, kau hanya akan membuatku menangis bahkan hanya untuk mendengarnya."
Mata Kiza kian berkaca-kaca. "Yuki..."
"Jika pedangmu akan bergerak untuk menembus salah satu organ vitalnya, maka mungkin pedang itu akan melewati organ vitalku lebih dulu..."
"Yuk-ki...."
"Aku sangat menghargaimu,,, tak peduli apa yang orang lain atau dirimu katakan tentang dirimu, aku percaya kau adalah Kizaku yang baik...kau tidak pernah melakukan apapun tanpa alasan...karena itu... aku mohon... jangan libatkan Hyuga..." air mata Yuki kembali menetes.
"Kalau begitu berjanjilah satu hal padaku..."
"Aku tidak ingin menjanjikan sesuatu yang tak mampu ku penuhi..."
"Teruslah melindunginya dengan senyummu... dengan begitu, aku mungkin bisa memaafkannya karena dia bisa membuatmu lebih bahagia....Putri Saljuku...." Kiza memaksakan seulas senyum di bibirnya. Ia kemudian beranjak meninggalkan Yuki.
"Kiza..." langkah Kiza terhenti. " Maaf... dan terima kasih...."
*****
" Ah....sepertinya hanya dia yang mampu membuatmu menjadi seorang laki-laki biasa, Kiza...." Ucap seseorang yang secara tiba-tiba keluar dari balik pohon mendekat pada Kiza yang masih berkaca-kaca. Langkah kaki Kiza terhenti." Apakah ini semenyakitkan itu? Kau bahkan tidak pernah menangis selama bertahun-tahun di depanku dan sekarang kau melakukannya di depan gadis yang kau cintai itu setelah menahannya selama itu?"
"Aku...aku...hanya tidak mengerti mengapa dia sekukuh itu mempertahankan lelaki yang bahkan hanya bisa menyakitinya...apa yang sebenarnya dia pikirkan...kata-kata terakhirnya itu terasa sangat menyakitkan untuk bahkan hanya...." Ucapan Kiza terputus tangisnya.
" Kau bisa menanyakan semua itu pada dirimu sendiri. Bagaimana kau bisa bertahan mencintai wanita yang meninggalkanmu sebagai tunangannya demi lelaki lain selama bertahun-tahun? Terus berharap padanya dan bersikap dingin seolah tak mau mengenal wanita selainnya, apa yang sebenarnya kau pikir kau lakukan pada dirimu sendiri, Kiza....?"
Tangis Kiza kian menjadi. "Hanya sekali ini... hanya sekali ini.... pinjamkan aku bahumu dan biarkan aku menangis....Yun..." Lelaki tadi merapatkan diri ke arah Kiza lalu mengelus kepalanya dan meminjamkan bahunya untuk Kiza. " Kau masih seperti anak kecil, Tuan Muda..."
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakura Yuki to Kaze Hyuga
Historical FictionSebuah kisah romansa kehidupan dimasa kerajaan di sebuah negri Indah bernama Naniwa yang berkerabat dengan Jepang dan menceritakan perjalanan kompleks cinta Sakura yang dalam bahasa jepang berarti bunga sakura, juga Yuki yang berarti salju, dan Kaze...