Sebuah kisah romansa kehidupan dimasa kerajaan di sebuah negri Indah bernama Naniwa yang berkerabat dengan Jepang dan menceritakan perjalanan kompleks cinta Sakura yang dalam bahasa jepang berarti bunga sakura, juga Yuki yang berarti salju, dan Kaze...
Beberapa pelayan datang membawa makanan. Ayah Sakura meminta mereka menatanya di meja tepat ia dan Kaze duduk berhadapan. Tangan Kaze mengepal geram menahan amarahnya. Dan sesaat kemudian pelayan yang telah menyelesaikan tugasnya itu pun pergi.
"Bagaimana bisa Anda bertindak seolah tak terjadi apapun di sini? Apa Anda tak mengerti kenapa aku datang kemari?! Atau, apakah Anda sedang berusaha meluluhkan hatiku dengan makanan ini?"
"Tidak ada yang mampu melumpuhkan hati seseorang keculi Pemilik hati dan orang yang hati itu sendiri izinkan untuk melumpuhkannya. Berhentilah bersikap sedingin ini, ini bukan dirimu!"
"Sejak kapan kau mengenalku? Kau bahkan tak mengerti siapa sebenarnya aku!"
"Aku mengenalmu lebih dari cukup, Kaze..."
"Berhenti berkata-kata dusta di depanku!"
Ayah Sakura tersenyum. " Kau sangat mirip Kazuma, tak seinci pun meleset darinya."
Kaze bertambah geram. Namun, ia berusaha mengendalikannya sebisa mungkin. " Jangan menyebut nama ayahku sembarangan!"
"Makanlah, kita akan mendengar dan melakukan yang kau inginkan setelahnya." Ayah Sakura menimpali santai.
"Hhhh,,," Kaze mengalihkan pandangannya kesal. Matanya sedikit memerah.
"Kau datang kesini bukan hanya untuk Kazuma, bukan?"
Mata Kaze melebar. Ia diambang batasnya. Hanya?!
"Hanya? Kau bilang hanya?! Apa kau tak tahu betapa pentingnya ini bagiku?! Betapa aku...."
"Jika kau datang kemari hanya untuk Kazuma, itu bukan hal yang bisa ku sebut lebih dari hanya... hanya..."
" Sssreet..." Kaze berdiri dengan tangannya yang menarik setengah pedangnya dari sarungnya. Mata Yuki terbelalak di kejauhan melihat apa yang hendak Kaze lakukan. Kaki Yuki sontak mengambil langkah pertamanya untuk mencegahnya. Namun, ayah Sakura bahkan sangat tenang menghadapinya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ayah... ayah..." teriakan suara pencarian dan langkah yang sangat dikenal Kaze membuat setengah pedangnya masih tertahan. Tangannnya menggenggam erat lengan pedangnya. Hatinya tersayat, ia bahkan tak mampu untuk sekedar menolehkan kepalanya kepada pemilik suara di kejauhan itu.
Bersamaan dengan suara yang terdengar dan sosok pemilik yang mulai muncul itu langkah Yuki menuju Kaze untuk mencegahnya pun terhenti seketika.
"Kenapa tak kau hunuskan saja pedang itu, Kaze? Apa yang menahanmu?" ayah Sakura bertanya tenang seolah tak mengerti namun meledek Kaze.
Kaze terduduk. Matanya yang memerah menggerakkan setengah pedang itu kembali masuk ke dalam tempatnya. Mulutnya terkunci, tak mampu berkata-kata.
" Segala sesuatu yang kita inginkan memiliki harga yang harus kita bayar... dan hidup ini adalah pilihan, kau harus menentukan pilihan yang kau inginkan dan yang akan kau korbankan untuk mendapatkannya..." ayah Sakura berujar sembari berdiri dan berjalan mendekat ke belakang Kaze. Ayah Sakura kemudian menepuk bahu Kaze, " Maafkan aku, Kaze...." Ucapnya kemudian sembari menggenggam bahu Kaze kuat. Ada luapan perasaan yang mengalir pada kedua manusia yang tengah terdiam dengan air mata yang diam-diam mengalir dari pelupuk mata mereka, seolah itulah cara mereka berkomunikasi satu sama lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.