Those Greats Behind The Masks

8 1 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Clank. Ttaak." Ryu dan Azuki terpental ke belakang bersama dengan pedang mereka. Seseorang baru saja mengganggu duel mereka dan menyebabkan keduanya terpental setelah menyerang tepat di tengah pertemuan pedang keduanya. Keduanya beranjak bangkit mengangkat wajah dan visual mereka. Mata mereka melebar. Sesosok pria tengah berdiri dengan pedang di tangan kanannya dan aura penuh karisma dan kesahajaan. Elok. Sosok tinggi dengan rambut pajang menjulur yang diikat berkibar dalam hembusan angin malam elegan. Memesona. Sosok itu masih berdiri tanpa kata di tengah-tengah Ryu dan Azuki. Keduanya tersadar sosok yang dapat membuat keduanya terpental bersamaan bukanlah orang biasa. Siapa dia? Apa yang dia lakukan di sini? Keduanya mengangkat visual mereka fokus dalam pemilik bayangan yang terpantul sinar rembulan yang seolah terfokus menyinarinya.

"Wwuuusshh..." mata Azuki terbelalak. Sosok itu tiba-tiba menghunuskan pedangnya tepat ke arahnya sebelum ia bahkan sempat mengenalinya atau berucap barang sepatah kata. Namun, sebelum pedang itu mendarat di wajahnya, pedang itu terhenti. Setengah ruas jari dari hidungnya. Keakuratan yang tinggi. –Dia tidak bermaksud membunuhku...- Ryu turut terenyak. Sosok itu mengangkat wajahnya.

.

.

.

"Kau...!" teriak Ryu dan Azuki bersamaan. Ia menoleh tersenyum ke arah Azuki.

"Lama tak bertemu, Azuki..."

"Hey, jangan memperlakukanku seperti orang ketiga di sini!" protes Ryu yang terdengar seperti candaan membuat Kaze menoleh ke arahnya dengan senyum lembut yang berbeda dari yang ia berikan pada Azuki.

"Kau baik-baik saja...?"

"Hey, kau curang! Tidak adil! Kenapa kau memperlakukannya berbeda denganku?!"

"Bicara sepatah kata lagi dan pedangku akan benar-benar menembus tubuhmu!"

"Hhhh... kau masih tak berubah Kaze... tak sopan seperti biasanya..."

"Ah, benarkah!? Aku penasaran akan itu. Dan ngomong-ngomong, yang sebenarnya tak berubah itu adalah dirimu, kan? Peringatanku seperti hanya omong kosong buatmu."

"Hey, Kaze, hentikan! Kau tak berhak ikut campur duel kami begini!"

"Hey, Ryu! Kau pikir kenapa aku melakukan ini?! Aku khawatir pada kalian berdua!"

"Hhhh... kau bisa mengatakannya jika kau hanya mengkhawatirkan Ryu." Kaze menoleh ke arah Azuki sejenak lalu mendesah. Ia lalu kembali menghadap Ryu.

"Azuki mungkin benar jika aku awalnya hanya mengkhawatirmu. Bagaimana aku bisa tak khawatir saat aku melihat Yuki berlari menangis sembari menjerit meminta tolong penuh harap yang hampir menembus masuk garis keputusasaan? Aku pikir seorang wanita tengah berlari dikejar kematian atau lelaki tak berperasaan. Tapi, ternyata itu Yuki. Aku tak pernah melihatnya seperti itu. Tapi, ternyata saat aku tiba dia tidak memintaku menolongnya. Dia memintaku untuk menolong orang lain yang sepertinya sangat berharga baginya. Karenanya aku bergegas mencari mu. Dan saat aku sampai di sini aku melihat pertunjukan yang sudah lama tak ku lihat. Tapi, jujur, aku memutuskan untuk masuk menghentikan kalian karena aku melihat lawanmu adalah Azuki. Aku khawatir akan apa yang terjadi pada kalian berdua setelah kalian membiarkan pedang kalian menyentuh tubuh orang yang paling ingin kalian lindungi. Kalian pikir kalian akan baik-baik saja?" tanya Kaze menyentak nurani Ryu dan Azuki. Keduanya terdiam berpikir dalam ingatan masing-masing.

Sakura Yuki to Kaze HyugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang