Sebuah kisah romansa kehidupan dimasa kerajaan di sebuah negri Indah bernama Naniwa yang berkerabat dengan Jepang dan menceritakan perjalanan kompleks cinta Sakura yang dalam bahasa jepang berarti bunga sakura, juga Yuki yang berarti salju, dan Kaze...
"KREK" Hyuga menginjak ranting dan menyadarkan anak lelaki itu beserta pengawalnya yang telah selesai menyingkirkan orang-orang berjubah hitam tadi. Hyuga tersadar dan segera berlari mengambila langkah seribu.
"Siapa itu?" Tanya seorang pengawal. Salah seorang dari mereka juga hendak mengejar Hyuga.
"Berhenti! Biarkan aku yang mengurusnya, kalian tunggu di sini!" tandas Tuan Muda kecil itu mantap. Ia berlari menyusul Hyuga. Hyuga terus berlari dan menoleh ke belakang. Pikirannya kalut. Apa yang akan terjadi padanya?
"Wush..." Hyuga tersentak suara pedang yang tiba-tiba telah terhunus tepat di hadapannya.
"Hhhh..ha...." Hyuga mulai bertambah takut.
Pemilik pedang yang tak lain adalah tuan muda itu mengangkat pandangannya ke arah Hyuga. "Siapa kau?"
"Hy...H-hyuga..."
"Ah,,,sunggguh... aku tidak bertanya siapa namamu, aku bertanya siapa kau? Mata-mata? Atau..."
"Bu-bukan...aku hanya penduduk biasa yang kebetulan bermain ke hu-tan...."
"Ah, begitu, ya? Kalau begitu, bagaimana jika kita coba..."
"Sreet..Tak..." Tuan Muda itu menghunuskan pedangnya yang kemudian ditangkis oleh Hyuga.
"Wah, tangkisan bagus! Pedang buatanmu itu hebat juga!"
Lelaki tadi kemudian menyerangnya dengan beberapa serangan ringan. Mereka lebih pantas dikatakan seperti sedang belajar dan mengajari dari pada bertarung.
"Hentikan! Aku tidak ingin merusak pedang ini!" Jerit Hyuga memohon. Lelaki itu berhenti sejenak lalu tersenyum mengangkat ujung bibir kanannya ke atas. Ia tak mengubrisnya dan kembali menyerangnya.
"Sssss....Tak...." pedang buatan milik Hyuga melayang terlempar ke arah lelaki itu. Sesuai yang diinginkannya. Hyuga terperanjat kaget. Lelaki itu tersenyum lalu berjalan beberapa langkah dan mengambil pedang buatan Hyuga. Ia mengamatinya sejenak lalu mengalihkan pandangannya ke arah Hyuga.
"Kau memiliki teknik berpedang yang bagus. Kau mugkin bisa menjadi hebat dan sebanding denganku jika kau terus berlatih." Ucap lelaki itu kemudian.
Hyuga terperanjat. Ia tak menyangka akan mendengar kata-kata itu dari lelaki yang baru ditemuinya itu, juga akan perlakuannya yang diluar dugaannya. Lelaki itu berjalan ke arah Hyuga lalu mengulurkan pedang buatannya. Hyuga menatapnya takjub..."Dia sungguh...." Batinnnya terputus ucapan lelaki itu.
"Aku mengembalikannya padamu."
"Te-terima kasih...."
"Hmm..." lelaki itu kemudian berbalik dan beranjak meninggalkan Hyuga.
"Tunggu!" cegah Hyuga memberanikan diri.
"Kenapa?"
"Siapa namamu?"
"Hhhh, siapa ya...untuk apa kau menanyakannya? Aku sedikit tidak suka ditanya tentang namaku, apa yang harus aku lakukan ya...?
"Baiklah, Tuan Muda, aku tidak akan memaksa jika Anda tidak mau menjawabnya. Tapi, bisakah kita menjadi teman?"
Lelaki itu menoleh lalu tersenyum. "Kau benar-benar tahu cara meruntuhkan hatiku, ya? Kaze, kau bisa memanggilku Kaze. Siapa namamu?"
"Hyuga...!" jawab Hyuga semangat.
"Wah-wah, semangatnya! Baiklah, sampai jumpa, Hyuga!" Kaze meneruskan langkahnya ke depan cepat tanpa menoleh hinga benar-benar menghilang dari pandangan Hyuga.
Itulah saat pertama ia bertemu Kaze. Entah apa yang memasuki pikirannya hingga membuatnya berpikir macam-macam tentang Kaze. Bukan karena ia membencinya. Karena sebenarnya ia lebih pantas untuk mengatakan bahwa ia mengagumi sosok Kaze. Namun, untuk jujur, perasaan takutnya jika Kaze mengambil Sakura darinya sama seperti ia mengambil pedang kayu berharganya waktu itu tiba-tiba mengusiknya. Ya, karena pandangan dan prilaku Sakura pada Kaze kemarin. Ia telah mengenal Sakura sebagai Nona dan teman kecilnya untuk waktu yang sangat lama, dan Hyuga sangat tahu bagaimana Sakura dan apa yang sebenarnya dirasakannya. Perasaan yang ia rasakan saat pertama mengenal Sakura hingga hari ini...takut kehilangan, hah? Bagaimana jika akhirnya benar-benar harus kehilangannya?
"Ahhh...! Sial! Apa yang kau pikirkan, Hyuga!" Hyuga mengumpat dirinya sendiri sembari menutupkan tangan kirinya dengan sedikit keras ke arah mata dan keningnya.
*******
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.