Sebuah kisah romansa kehidupan dimasa kerajaan di sebuah negri Indah bernama Naniwa yang berkerabat dengan Jepang dan menceritakan perjalanan kompleks cinta Sakura yang dalam bahasa jepang berarti bunga sakura, juga Yuki yang berarti salju, dan Kaze...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ENJOY.....!!!!
"Hey, Kaze...! Jangan menjadikanku sebagai alasan palsu untuk menyakitinya!"
"Aku tidak bermaksud menyakitinya..."
"Itu pasti menyakitinya! Meskipun kau tak bermaksud untuk menyakitinya dan hanya ingin ia membenci mu, ia pasti terluka! Wanita itu sensitif..." Yuki beranjak meninggalkan Kaze yang terdiam berpikir. "Itu mungkin memang benar, tapi mungkin itu yang terbaik."
******
"Hhh...apa yang terjadi diantara mereka?" Sakura membatin menyaksikan pemandangan yang tak diinginkannya. Ia lalu berbalik badan dan mencari jalan memutar untuk ke rumah obatnya. Namun, di persimpangan langkah kakinya terhenti. Sakura mangangkat wajahnya menatap sosok di hadapannya yang tadi hanya ia lihat kakinya. Yang meski hanya itu sudah cukup ia kenali. Sakura tersenyum.
"Berhenti tersenyum jika itu hanya untuk membohongiku!" sahut suara dari sosok itu kemudian.
"Hyuga...kau selalu begitu..."
"Apa yang harus ku lakukan untuk membuatmu lebih baik?"
"Hhh...tak ada gunanya membohongimu... mari jalan bersama! Mungkin itu akan membantu..." keduanyapun berjalan bersama menuju rumah obat sembari sesekali berbicara tanpa menyinggung masalah yang tadi menyebabkan Sakura berjalan murung lalu memberi senyum palsunya untuk Hyuga. Mereka berjalan dan bercengkrama seolah tak terjadi apa-apa, sama seperti biasanya seolah tak ada perasaan dan sesuatu yang sepesial diantara mereka.
**********
"Apa yang kau lakukan dengannya?" Tanya Hyuga saat Yuki yang ditunggunya tiba di depannya. Yuki tak langsung menjawab. Ia menatap Hyuga dengan posisinya yangbersandar pada tembok gudang dengan tangan sedekap menyilang dan kaki kiri selangkah di depan. Yuki tersenyum.
"Hhh, sudah ku kira, tak berguna bertanya padamu..." Hyuga segera beranjak untuk membelakangi Yuki lalu mulai melangkah.
"Kami tidak ada hubungan apa-apa...dan mungkin ini bodoh untuk mengatakannya padamu. Tapi, aku rasa sangat sulit bagiku untuk menyukai laki-laki selainmu..."
"Yuki, aku..."
"Aku tahu. Kau tak perlu menjawabnya...Oh, aku harus masuk." Yuki beranjak masuk lebih dulu tanpa kata tambahan namun dengan mata memerah dan sedikit goresan di hatinya.
"Maaf..." Hyuga membatin dalam rasa bersalah.
********
"Kau sedang beres-beres?" Tanya Yun yang tiba-tiba muncul di kamar tidur Kiza saat melihat Kiza merapikan barang-barangnya.
"Kau jelas tahu dengan hanya melihatnya. Kenapa masih bertanya? Kau lebih baik ikut membantuku!"
"Baiklah, Tuan..."
Kiza menoleh menatap Yun. "Itu lagi..." Yun justru tersenyum dan tak lama senyum Kiza pun menyusul.
"Bruk..." sebuah kotak kecil jatuh. Kiza segera mengambilnya.
"Apa itu?"
Kiza tersenyum tanpa jawaban lalu membuka kotak itu dan memperlihatkannya pada Yun.
"Itu... "
"Ya, ini hairpin ibu yang diberikan pada Kaze..."
"Kau yakin itu bukan milikmu?"
"Milikku masih utuh dua buah dan masih tersimpan di tempat yang aman. Hhh, aku bahkan tak berhasil memberikan salah satunya pada gadis yang sangat aku sukai..."
"Kiza..."
"Kaze telah memberikan satu miliknya pada gadis bernama Sakura itu. Gadis yang merupakan anak dari orang yang membunuh ayah, itu pasti sangat berat bagi Kaze..."
"Lalu kenapa benda itu ada padamu?"
"Ia memintaku untuk menyimpannya setelah memberikan yang satunya pada Sakura. Dia masih berkaca-kaca saat berkata padaku ' Tolong simpan benda ini dan ingatkan aku jika aku bertemu gadis itu lagi... kau punya memori yang hebat tentang orang yang pernah kau temui, kau pasti akan mengenalinya begitu kau melihatnya nanti...' aku hanya tak mengerti apa yang ada di pikirannya saat itu. Aku menanyakan padanya apakah dia bahkan yakin akan bertemu lagi dengannya dan aku juga bilang jika yang satu ini hanya boleh diberikan pada wanita yang menjadi istrinya. Ia hanya tersenyum dengan setetes air mata mengalir di wajahnya. Dan aku tahu seperti apa sakitnya menginginkan seseorang untuk berada di samping kita tanpa harapan seperti itu setelah Yuki memutuskan untuk meninggalkanku...."
"Kiza... kau tak perlu menjelaskannya sepenjang itu jika kau hanya akan menangis setelahnya!"
"Siapa yang menangis?"
Yun berjalan mendekat menepuk bahu Kiza. "Aku senang kau bisa mengatasinya beberapa tahun belakangan ini....aku tahu luka itu masih ada jauh di dalam sana, tapi aku bahagia kau bisa bersikap tegar dengan senyum yang sedikit kau paksakan itu..."
Kiza tersenyum. "Ya, aku rasa aku bisa tak serapuh itu sepenjang dia baik-baik saja..."
"Hhhh, kau benar-benar terlalu baik!"
"Benarkah?"
"Hmm" keduanya tertawa bersama. "Hey, Kiza, ngomong-ngomong, apa yang akan kau lakukan dengan benda itu?"
"Aku akan mengembalikannya pada Kaze. Dia sudah cukup besar untuk membuat keputusan."
"Kau sebenarnya juga merasa berat saat mengancamnya kemarin, bukan? Karena kau bahkan juga berharap Sakura bisa berjalan berdampingan dengan Kaze dan tak merasakan sesuatu yang serupa atau bahkan lebih buruk dari yang kau rasakan, kan?"
Kiza tersenyum. "Mungkin kau benar. Tapi, ada hal yang lain yang juga ingin ku lihat darinya..."
"Apa itu?"
"Aku ingin melihatnya marah, menolak dan mengatakan dengan jujur bahwa tugas itu terlalu berat untuknya...dia selalu tampak ceria dengan semua kesedihan dan perasaan lain yang ia kubur dalam hatinya..."
"Kau benar-benar mempunyai cara yang sangat berbeda untuk menyanyangi orang lain, ya..."
"Apa maksudmu...?"
"Kau tak perlu tahu itu.... Oh ya, bahkan jika kau berikan benda itu sekarang, apa menurutmu Kaze bisa memberikannya pada gadis itu lagi?"
"Hanya istrinya yang berhak menerima hairpin ini. Tapi, setidaknya aku ingin ia menghabiskan waktu yang ia miliki untuk mengukir kenangan yang menakjubkan bersama gadis itu..."
"Tapi, bukankah itu justru akan berakhir sangat menyakitkan bagi keduanya..."
"Tentang itu, biar dia yang memutuskannya...karena jika kau tak siap terluka, kau tak memenuhi syarat untuk jatuh cinta..."
tbc....
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.