"Kau kenapa? Ayo kita pulang!" ajak Sakura akhirnya yang melihat Hyuga yang justru terdiam.
Keduanya berjalan bersama menyusuri jalan menuju kediaman Sakura. "Kau tahu, tadi Kaze benar-benar menyelamatkanku. Untuk pertama kalinya aku merasa senang pergi sendirian dan menghilang darimu..."
"Nona..."
"Mmmm, dia benar-benar keren....Ah, apa ini? Kenapa aku merasa senang sekali???" Sakura merentangkan kedua tangannya dan mendongakkan kepalanya menatap bintang dan bulan yang begitu indah di mala mini. Hyuga masih terdiam dengan pandangan matanya yang seolah mengatakan takut kehilangan.
"Kau kenapa? Sepertinya dari tadi kau berwajah murung?" Sakura tiba-tiba saja bertanya dengan wajah yang ia hadapkan tepat di bawah wajah Hyuga yang sedikit merunduk. Hyuga kaget dan mendapatkan kesadarannya kembali.
"Apa yang kau lakukan bertanya dengan gaya seperti itu?"
"Wah,,,biasanya kau hanya akan bersikap biasa tanpa mempertanyakannya. Bukannya kau tahu aku ini unik?"
"Terserahlah..." Hyuga beranjak di depan Sakura malas. Sakura menyamainya cepat.
"Hei, Hyuga, kau mana boleh bersikap seperti itu pada nonamu!"
"Sekarang apa lagi, Nona?"
"Kau belum menjawab pertanyaanku..." Hyuga tak menggubris dan terus berjalan. "Hei, Hyuga..."
Hhh, entahlah...manusia benar-benar makhluk yang unik....kalau tak boleh ku bilang aneh....
*****
" Aku benci bertemu denganmu! Aku harap aku tidak bertemu denganmu lagi di masa depan. Hari ini, aku kehilangan hadiah terbaikku, dan jika aku sampai bertemu denganmu apa yang akan hilang dari ku saat itu? Jangan pernah muncul di hadapanku!" ucap seorang gadis kecil berambut lurus panjang dengan dua kepangan kecil di samping kanan dan kiri mengitari rambutnya. Ia lalu segera beranjak meninggalkan lawan bicaranya di sana, sedangkan seorang anak laki-laki yang tak lain adalah temannya tak sengaja mendengar ucapan gadis itu tanpa mengetahui siapa lawan bicaranya dan mengapa ia berbicara seperti itu padanya. Anak laki-laki itu muncul selangkah tepat di depan teman wanita kecilnya.
Gadis itu kaget sejenak dan seketika wajahnya merona saat menyadari yang ada di hadapannya adalah teman laki-lakinya. " Apa yang kau katakan pada seseorang di sana tadi?" Tanya anak laki-laki itu kemudian. Gadis itu sejenak kembali tersentak karena pertanyaan itu.
"Bukan apa-apa. Tidak ada urusannya denganmu." Gadis itu menjawab dingin lalu berusaha melangkahi teman lelakinya.
"Itu keterlaluan, Yuki...." Celetuk teman lelakinya terus terang akhirnya.
Gadis itu menoleh dan menatap temannya tak percaya. " Hhh, kau bahkan belum mengenalnya dan bisa membelanya seperti itu..."
"Aku tidak membelanya..."
"Hentikan! Orang yang tak pernah kehilangan sesuatu berharga karena orang lain tak akan pernah mengerti bagaimana rasanya semua ini!" Yuki berlari meninggalkan temannya dengan mata yang berkaca-kaca. Teman lelakinya tersentak. Sepertinya kata-katanya telah menyakiti hati Yuki. Namun, ia bahkan tak mampu menghentikannya dan bertanya serta minta maaf. Ia hanya terdiam menyesal.
"Oh, mungkinkah seperti ini rasanya, Yuki....?" Tanya Hyuga yang baru saja memutar memori masa kecilnya dengan tidur terlentang dan tangan kanan yang menyangga kepalanya di bawah sebuah pohon rimbun beralaskan rerumputan hijau. " Ini menyakitkan...." Lanjutnya lagi.
Ia kembali memutar memorinya tentang seseorang. Kala itu, ia tengah bermain pedang buatan barunya. Karena senangnya ia berlari dan terus berlari hingga masuk dalam hutan. Ia berlatih dan belajar menggunakan pedang buatan itu dengan teknik dasar yang telah dipelajarinya dari gurunya. Namun, di tengah latihannya sekelompok orang berkuda tak dikenal datang. Seorang anak laki-laki dan beberapa orang pengawalnya terlihat memacu kuda mereka tergesa. Dan hanya selang beberapa detik dari itu beberapa orang berkuda lain dengan jubah hitamnya menyusul lalu mengepung mereka. Hyuga kecil bersembunyi mengamati. Dua kelompok itu kemudian bersiap beradu.
"Lindungi Tuan Muda!" perintah salah seorang pengawal anak laki-laki itu.
"Aku bisa menggunakan pedangku. Kalian tidak perlu khawatir!" sahut anak laki-laki yang menyandang nama Tuan Muda dengan percaya dirinya.
" Harap jaga diri Anda, Tuan Muda! Hya...!" mereka mulai beradu sengit.
Hyuga tak henti menyaksikan pertempuran itu. Ia terkagum akan anak laki-laki yang mungkin berumur sekitar tiga tahun di atasnya namun telah mahir berpedang. Ia mengibaskan pedang dengan ringannya dan bergerak beriringan dengannya bagai angin. Mata Hyuga tak lepas dari Tuan Muda kecil itu. Ia ingin menjadi seperti itu, sekuat dan sehebat itu...
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakura Yuki to Kaze Hyuga
Historical FictionSebuah kisah romansa kehidupan dimasa kerajaan di sebuah negri Indah bernama Naniwa yang berkerabat dengan Jepang dan menceritakan perjalanan kompleks cinta Sakura yang dalam bahasa jepang berarti bunga sakura, juga Yuki yang berarti salju, dan Kaze...