"Adam."katanya mengulurkan tangannya. "Cewek jutek."jawabku meninggalkannya dan mencari mama di mall. "Hai mam!"kataku berkeringat karena berlarian. "Non, abis lomba marathon dimana? Keringet nya seember gitu."celetuk Ijah. "Ck serah lo dah. Yuk mam pulang."ajakku menarik mama dan meninggalkan Ijah. "Nooon!! Ijah jangan ditinggalin!"teriaknya mengikutiku dan mama.
Sesampai di rumah, aku langsung mengunci diri di dalam kamar dan mengerjakan makalah. Namun, aku tergoda oleh rasa cemburuku. Aku melihat media sosial Alvin dan ia sudah mengupload foto bahagianya dengan Dinda.
Mereka..... terlihat bahagia...... aku menutup layar laptopku dengan membantingnya dan tak terasa menangis. Gue gabisa nangisin Alvin lagi. Gue... gabisa.... elo bakal nyesel ninggalin gue, Vin....
Pagi hari aku bangun pagi dengan malas karna ada jadwal mengisi acara pagi ini. Aku mengenakan rok transparan putihku dan memakai baju turtle neck berwarna hitam lalu mengenakan make up tipis. Ini hari pertamaku dalam semester dua, aku akan menunjukkan pada Alvin ia salah sudah mengakhiri hubungan denganku.
"Pagi non. Mobil non Amy sudah saya panaskan tinggal dipake aja. Monggo kuncinya non."kata pak Yadi memberikan kunci mobilku. "Mari sarapan, non. Saya disuruh nyonya mastiin nona--" "Saya telat, mbok. Sarapannya buat mbok sama Ijah sama pak Yadi juga aja."kataku pergi menuju garasi.
Aku menyalakan mesin mobilku dan berangkat ke kampus. Sesampai di kampus, aku memarkir mobilku dan memakai kacamata bening untuk menutup mataku yang sedikit sembab. Semua peserta ospek melihatku turun dan terkesima entah karena apa. Aku mengenakan jas almamaterku di pundak dan tak memasukkan tanganku ke lengannya. Semua mata membicarakanku. "Pasti mau lulus." "Gila cantik banget yang kuliah di sini!" "Buset itu manusia apa bidadari." "Gilaaaa super duper cantik."
Aku masuk ke aula kampus dan menuju backstage untuk bertemu panitia. Dan, yeah ada Alvin di sana. "Morning, My."sapa semua orang. Hanya papa dan mamaku yang memanggilku Aimee, semua orang memanggilku Amy. "Morning. Rundown."kataku mengulurkan tangan. Sasa memberikan rundown acara padaku dan menjelaskan detail acara penyambutan mahasiswa baru. "Please girl, wear that."kata Sasa menunjuk jas almamaterku. "Nope. Gue mau kayak gini biar Alvin nyesel putusin gue."bisikku sambil tertawa.
"Fine. Whatever you want princess."kata Sasa tertawa. Alvin memberikan mic dan ia mengecek bagian suara. "You--you ready?"tanya Alvin gugup. "Yeah. Are you?"tanyaku. "Ye--yeah i am."katanya pergi meninggalkanku penuh kegugupan.
Semua mahasiswa baru memenuhi aula kampus. Aku menarik nafasku dalam dan keluar dari belakang panggung dan disambut beribu mahasiswa. "Selamat pagi semua!"sapaku sambil tersenyum. Semua mahasiswa menyapaku balik bahkan ada yang bersiul. "Pertama-tama terimakasih udah milih universitas Harrington! Dan dijamin kalian di sini ga bakal nyesel! Nah sebelum kita mulai nih, biasanya sih mahasiswa baru pada pengen kepo-kepo lah ya. Oke kita buka sesi tanya jawab ya!"teriakku.
"Kak mau nanya dong. Berapa banyak sih mahasiswa angkatan kakak?"tanya seorang laki-laki. "Waduh 1000 an gitu deh."jawabku. "Kalo nomer kakak berapa ya?"lanjut laki-laki tadi. Seketika aku ikut tertawa diikuti semua mahasiswa baru.
"Kak universitas sini punya fasilitas ngga sih?"tanya seorang laki-laki. "Punya dong!!"jawabku. "Kalo kakak punya pacar ngga?"lanjut laki-laki itu. Lagi-lagi semua tertawa. "Udah ya temen-temen tanya-tanya nya kita lanjut ke acara nya. Pertama......"
Setelah semua acara selesai, aku kembali ke atas panggung. "Fiuh! Acaranya hebat banget. Tepuk tangan dong buat panitianya."teriakku semangat. Mahasiswa baru menepuk tangannya dengan keras. "Oke karna waktu udah sleseh, kalian balik ke lapangan ya. Makasih semua buat waktunya!"kataku menundukkan sedikit tubuhku. Sasa menghampiriku dan membisikkan sesuatu.
"Temen-temen sebelum kalian ke lapangan, ada tambahan nih dari panitia. Panitia ngadain lomba instagram! Buat kalian yang punya instagram, banyak likenya, foto sama panitia acara atau panitia BEM trus upload ke instagram ya! Yang dapet like terbanyak, bakal dapet hadiah dari panitia! Ditunggu fotonya!"teriakku. Seketika mahasiswa laki-laki mencegatku yang hendak kembali ke backstage.
"Foto yuk kak buat lomba instagram!!"teriak satu persatu dari mereka. "Ah? Foto ya? Iya deh."kataku meladeni. Satu persatu memintaku berfoto, aku dapat melihat dari kejauhan mata Alvin menatap cemburu.
Satu persatu mulai sedikit berkurang. Namun tiba-tiba datang satu laki-laki membawa kamera hpnya lalu berpose hendak mengambil selfie. "Hai cewek jutek."katanya sebelum selfie. Aku menoleh ke arahnya kaget dan cekrek tampangku bodoh sekali di gambarnya. "Elo...... Adan?"tanyaku. "Adan? Mau sholat kali ah. Adam, mba. Adam."katanya. "Oh iya maksut gue itu. Lo maba di sini?"tanyaku dingin. "Elah, tadi ceria banget sekarang jutek lagi."katanya kesal.
"Yeeee serah gue. Sana kumpul!"kataku mendorongnya lembut lalu menuju backstage. Saat aku menampilkan hidungku di backstage, pantia bersorak dan bertepuk tangan senang. "What happen?"tanyaku mendekat pada Sasa. "Rektor seneng banget sama lo bawain acara tadi, dosen yang dateng juga pada seneng. Hebat deh loo!!"kata Vera. Aku hanya tertawa kecil.
Setelah benar-benar selesai, aku berlarian menuju kelas. Karena pada siang hari aku ada kelas seni. Aku berlarian dan tak sengaja menabrak seseorang di depanku. Dan membuat gambar-gambar di kertasku berhamburan. Aku merapikannya dengan kasar namun orang yang ku tabrak menggenggam tanganku dengan sengaja. Aku menoleh ke arahnya dan diam. Mata kami saling mengatakan hal yang kami sendiri tak ketahui. Lalu kami mendengar suara pekik itu, "Alvin!!!"

KAMU SEDANG MEMBACA
11:11 PM
RomanceATTENTION! (18++) "Hey its 11:11 lets make a wish!" Apa kau percaya keajaiban pukul 11:11? Inilah kisah Aimee Suherman tentang kepercayaannya pada pukul 11:11. Aimee percaya jika ia membuat permintaan pada pukul 11:11 maka permintaannya akan terkabu...