Part 34 "End"

2.1K 98 13
                                    

Author point of view

(Please please puter lagunya teenggss)

Aimee memejamkan matanya untuk membuat permohonan namun ia langsung terjatuh ke lantai dan membuat semua orang kaget. "Aimee?! Aimee!!! Panggil dokter!!! Aimee bangun, Aimee... Aimee!!!"teriak Reza kesetanan.

Dokter Arif dan beberapa suster langsung memindahkan tubuh Aimee ke atas tempat tidur dan mencoba alat pengejut jantung. "1... 2.... 3.... clear!"teriak dokter namun Aimee tak sadar. "Naikkan tegangannya! Clear!!"kata dokter mengarahkan alat ke dada Aimee.

"Nama pasien, Aimee Suherman. Pukul kematian 17:25."kata dokter Arif. Jerry langsung memeluk anaknya yang terbujur kaku. "Aimee bangun nak.... Aimee kita semua nunggu kamu, nak."kata Jerry. Reza membeku dan ia seketika pingsan. Mia menangis deras dan Morgan mencoba menenangkan gadisnya. Seisi ruangan dipenuhi tangisan. Ia tak menyangka Aimee akan pergi karena ia begitu ceria sebelumnya.

Jerry terus menangis tanpa henti karena kehilangan gadis kecilnya. Ia terus mencoba menyadarkan gadis kecilnya yang sudah tak bernyawa. Mia menarik ayahnya dan memeluk ayahnya erat. Tak lama, William datang. Ia masih mengenakan seragam operasi dan berjalan lemas ke arah Aimee yang tak bernyawa.

"Aimee.... gue dateng... gue dateng ke ulang taun lo...... happy birthday Aimee.... gue juga bawa kado yang lo tunggu. Please buka mata lo...."kata William mengusap wajah Aimee dan menangis. William terus menangis sambil melihat wajah Aimee, gadis yang disukainya.

Reza yang berada di pangkuan ibunya terbangun. "Mama, Aimee gapapa kan?"tanya Reza. Ibunya hanya menangis tak tega dengan anaknya. Reza berjalan lemas ke arah Aimee. "Sayang, kenapa tidur terus sih? Lilinnya belum ditiup. Aku nyuruh kamu make a wish bukan tidur. Bangun sayang!! Banguuunnn!!"teriak Reza tak rela. Adam pun menarik kakaknya jauh dari Aimee. "Lepasin gue, dia belum mati, dia belum mati!!!"teriak Reza.

Para suster pun mengangkat jenazah Aimee dan membereskan tempat tidurnya. "Umm, maaf mas tapi saya nemu ini dibawah bantak mbak Aimee. Mohon diperiksa."kata suster Nyla memberikan beberapa kertas pada Reza.

Reza melihat kertas-kertas itu memiliki nama. Untuknya, untuk Adam, untuk Mia dan Morgan, untuk ayah Aimee, untuk William, untuk Alvin dan untuk kedua orang tua Reza. Ia membagikan semua surat ke pemilik masing-masing dan mereka semua membacanya bersama.

Dear my love, Reza

Kalo kamu nemuin surat ini berarti aku uda ngga ada di sampingmu. Dont cry, Reza yang ku kenal ga gampang nangis! Aku bersyukur sama Tuhan karena aku bisa kenal kamu. Aku bisa kenal apa yang namanya cinta. Meskipun kamu bukan cinta pertamaku, kamu yang akan jadi terakhir di hidupku kelak.

Terimakasih, Reza. Karna mu, aku punya kenangan indah. Denganmu aku mengerti arti sesungguhnya kebahagiaan. Berada di sampingmu adalah hal ajaib untukku. Kelak, siapapun nanti yang ada di sampingmu akan beruntung.

Reza, kenangan-kenangan indah itu tak akan pernah hilang. Percayalah, aku akan membingkai semua kenangan kita bersama dan ku gantungkan di langit sunset agar kau juga bisa melihatnya. Aku tak akan pernah meninggalkanmu, aku dan kau hanya berbeda langit dan dimensi. Aku selalu mendoakanmu disetiap doaku pukul 11:11. Aku.... menyayangimu, Reza...

Reza yang membaca surat itu makin menangis deras. Begitu pula yang lain.

---

Three years later. . .

Reza tersenyum menatap langit sunset di pantai. Ia teringat gadis cantiknya, Aimee. Ia masih bisa membayangkan suara tawa Aimee, membayangkan kulit lembut Aimee, wangi aroma Aimee segala tentang Aimee membuat Reza meneteskan air matanya.

"Hey, yuk. Semua orang udah nunggu."kata Mia menarik lengan Reza. Hari ini adalah perpisahan Mia dan Morgan karena akan honeymoon dan menetap di Paris. Reza duduk sendirian di pojok ruangan. Ia menegak vodkanya dengan sekali teguk sesekali ia melihat Mia dan merindukan Aimee.

Tiba-tiba seorang gadis menabrak Reza. Reza kaget melihat gadis yang menabraknya. Ia melihat dengan detail gadis di depannya. "Aduuhhh gue minta maaf ya. Tapi gue buru-buru. Ini kartu nama gue kalo lo mau marah-marah telfon gue aja ya. Bye!"kata gadis itu berlari keluar.

Reza menatap kartu nama gadis itu dan mencoba mengejar gadis itu. Reza tersenyum menatap langit malam lalu kembali ke dalam acara.

Psychologist
Aimee Syahra S.Psi
087xxxxxx




Hai semua! Jangan lupa check story aku yg lain yah! Thankyou!!! xx

11:11 PMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang