Part 16 "A Happy Family"

1.5K 87 2
                                    

Aku bangun pagi hari. Kepalaku berdenyut-denyut seperti tak membiarkan aku bangun. Aku melihat Reza yang tertidur lelap di sofa. Lalu tak lama, Adam masuk sambil meminum susu pisang. "Adaaammm!!"teriakku senang saat melihatnya. "Eeehhh kak Amy uda bangun. Nih susu strawberry."ucapnya. "Lah buat si Reza?"tanyaku. "Udah buat kakak aja. Bang Reza bisa beli sendiri ntar."ucapnya.

"Bang?"tanyaku. "Iya bang Reza. Bang Reza kan kakak gue."katanya santai. "Serius???!! Kok gue mikir ya, Dam dia tau semuanya tentang gue tapi gue gatau sedikit pun tentang dia."kataku. "Oke, selama Adam di sini, Adam akan menjelaskan semuanya."katanya senang.

Adam memberitahuku bahwa saat pertama ia bertemu denganku ia menceritakannya pada Reza dan Reza marah saat Adam bilang akan mendekatiku. Kenapa dia dijuluki penghuni kampus karena emang jarang pulang, tapi dia punya ortu yang pengertian. Ia tak suka bisnis dan lukisan, namun malah mengambil jurusan musik. Adam punya keahlian menurun dari ibunya, yaitu suka lukisan. Aku membayangkan andai saja orang tuaku seperti orang tua Adam dan Reza. Adam menjelaskan lagi kalau papanya meninggal nanti, Reza harus sudah siap mengurus perusahaan. Jadi tak apa jika kuliahnya tak tentang perbisnisan tapi ia harus bisa mengurus perusahaan ayahnya.

"Waktu akhir-akhir ini bang Reza selalu bonyok dan selalu minta ini itu ke papa mama, papa sama mama seneng karena baru kali ini dia kayak gitu ke temen ceweknya, kak."kata Adam. "Ah masa sih, Dam? Cowok kayak dia gapernah ngomongin tentang cewek gitu? Atau punya pacar gitu?"tanyaku. "Nope. Bang Reza dingin ama cewek. Banyak yang naksir awalnya, tau bang Reza cuek, dia ditinggalin. Trus sama kak Aimee deh."kata Adam.

Gue... cewek pertama yang lo belain? Omg Reza.... bahkan lo cowok pertama yang tahan sama gue selama ini. Tak lama, seorang perempuan dan seorang laki-laki memasuki kamarku. "Eh papa, mama!"teriak Adam. WHAAATT?!! PAPA MAMA??!! ADUH POSISI GUE JELEK BANGET NYAMBUT ORANGTUA REZA GIMANA NIIHHH??!!

"Ah, ini dia Aimee. Ternyata cantik ya pah?"kata ibu Reza. "Ah terimakasih tante."ucapku malu. "Ah kak Aimee ini papa Malik dan ini mama Diana."kata Adam. "Halo om, tante. Saya Aimee Suherman temennya Reza sekaligus kakak tingkatnya Adam."ucapku. "Ah iya kita tau kok semua ceritamu kan Reza yang bilang. Reza? Yaampun, pah. Liat tuh Reza malu-maluin aja masih molor."kata tante Diana.

"Udah dong, mah. Kasian Reza dia lima jam nungguin Aimee operasi belum istirahat. Papa mau panggil suster dulu buat nyuntik vitamin ke Reza."kata om Malik pergi. "Lima jam?"tanyaku bingung. "Iya, kak. Bang Reza nungguin kak Aimee lima jam dia barusan tidur hehe jadi Adam yang gantian jaga kak Aimee."kata Adam. Elo, nungguin gue? Elo bener-bener nungguin gue? Thanks, Za.

"Oh iya, Aimee kamu lomba juara satu ya?"tanya tante Diana duduk di sampingku. "Hehehe iya tante. Tante pasti diceritain Adam sama Reza ya?"ucapku. "Iya, itu acara tante sayang. Tante yang ngadain dan gatau kalo ternyata kamu yang juara. Inget gak pertama kali kamu ketemu Adam di pameran? Itu juga acara tante."katanya senang. "Oohhh jadi lukisan tante tentang surealisme itu ya?"ucapku. "Ah iya bener! Tante seneng deh kalo ada temen ngobrol tentang lukisan. Tante bosen sama Adam."kata tante Diana aku hanya tertawa.

Tak lama, dua suster masuk dan memberiku suntik vitamin juga untuk Reza. Diikuti om Malik dengan raut wajah senang. "Wah, tadi om ketemu sama dokter Farhan, tiga hari kondisimu bagus kamu boleh pulang, Aimee."katanya senang. Aku pun ikut senang dan tertawa. Tak lama, Reza bangun saat susternya sudah selesai menyuntiknya. Ia melihat sekeliling lalu berlari ke arahku. "Gue orang yang pertama lo liat pas bangun kan?"tanya Reza. "Sorry. Gue liat Adam."kataku tertawa. No, gue liat elo pertama kali kok, Za.

"Iihhh nakal, kamu ini katanya mau jagain Aimee malah molor kayak kebo."kata tante Diana menjewer telinga Reza. "Aduh maaa ampun maaaa."kata Reza meronta. Adam dan om Malik hanya tertawa. "Lanjutin maah! Ahahaha."kata om Malik. "Jangan maaah, kasian bang Reza!"kata Adam mencoba menarik tangan ibunya.

Tuhan, ini pemandangan yang paling indah. Melihat sebuah keluarga yang bahagia dan aku ada di sini menyaksikannya langsung. Aku rindu pemandangan ini, pemandangan yang lama tak kulihat di rumahku sendiri. Aku iri dengan Reza dan Adam yang mempunyai orang tua yang hebat, Tuhan. Apa perbuatanku yang iri ini membuatku berdosa?

Reza pun berhasil melepas tangan ibunya dengan bantuan Adam. "Mama ih, Reza malu tau di depan Aimee. Kan Reza semaleman jagain Aimee."kata Reza. "Oh jadi salah Aimee ya? Sini mama mau jewer si Aimee."kata tante Diana hendak menjewerku namun Reza menghalangi tante Diana. "Gaboleh, mah. Mama harus lewatin Reza dulu."kata Reza. Tante Diana berusaha mencari celah agar menjewerku namun aku memeluk Reza dari belakang untuk berlindung.

Kami saling tertawa lepas. Aku juga bisa melihat senyum Reza yang cerah dibanding kemarin. Dan aku bisa kembali tertawa dengan lepas. Terimakasih, Tuhan. Engkau membiarkanku bahagia untuk sekali saja.

"Wah tante suka banget nih ngobrol sama Aimee. Paaah Aimee gaboleh dibawa pulang nih?"ucap tante Diana. Aku tertawa karena tante Diana memang lucu. "Ih mama, ini anak orang. Kalo mama main bawa pulang ntar dikira pak Suherman kita nyulik anaknya."kata om Malik. "Tapi tante, Aimee boleh nginep rumah tante kan? Aimee pengen liat lukisan-lukisan tante!"ucapku senang. "Yey! Boleh banget sayang!! Nanti kita begadang ngomongin lukisan yah?!"ucap tante Diana.

"Tunggu, trus om Malik gimana?"tanya om Malik. "Ih papah. Papah tidur sama Reza sama Adam. Mama tidur sama Aimee. Yeeyy!"kata tante Diana seperti remaja. "Ngga mau!"ucap Reza, Adam dan om Malik serempak.

11:11 PMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang