Part 21 "London"

1.3K 70 0
                                    

"What??!! No, no. Lo lagi sakit kayak gini, My. Gimana mau pake ke London segala."kata Reza. "Tapi gue mesti ketemu Mia, Za."ucapku masih kekeuh dengan keputusanku. "Pasti ada jalan lain. Kondisi lo ga memungkinkan ke London, My. Percaya sama gue."kata Reza menggenggam tanganku. "Oke fine. Gue ngga ke London."kataku menyerah.

"Gue pasti bakal bantu lo biar ketemu Mia tanpa harus ke London kok."kata Reza mengusap lembut rambutku. Aku mengangguk setuju. "Za, tadi nyokap lo bilang ke wartawan gue calon menantunya."ucapku. Reza langsung mengambil hpnya dan benar saja, sudah ada berita di media bahwa aku dan Reza akan segera menikah. "Segera menikah? Beh..."ucap Reza speechless.

Tak lama, tante Diana dan Adam masuk ke mobil dan duduk di belakang. "Maaahhh, ngapain sih pake bilang Aimee calon menantu? Di berita katanya Aimee segera menikah sama Reza."ucap Reza. "Waahh bagus dong?!"ucap tante Diana senang.

"Ngga bagus, maaahhh... gimana nanti kalo Reza sama Aimee ke kampus? Pasti di gossipin deh."ucap Reza kesal. "Ih biarin aja. Iihhh mama seneng pokoknya sama si Aimee."kata tante Diana mencubit pipiku. Aku hanya tertawa.

Sesampai di rumah Reza, aku pun langsung menuju tempat tidur Reza dan berbaring sebentar. Kepalaku benar-benar berat entah kenapa. Reza masuk ke kamarnya dan mengecek kondisiku. "Ngga mau opname?"tanya Reza. Aku menggeleng, "Tadi berangkat aja udah gasuka sama bau rumah sakit."ucapku. "Yah terus gimana dong. Masa lo nginep sini sakit kayak gini?"tanya Reza. "Gue ga sakit. Cuma mau istirahat bentar. Gue capek."kataku memejamkan mata. "Oke selamat istirahat."kata Reza mencium pipiku dan aku tertidur.

***
Author point of view

"Apa-apaan sih Aimee ini mah? Di rumah ga ada tiba-tiba nyebarin berita kayak gitu! Apalagi bu Diana itu! Calon menantu apa?!"teriak papa Aimee. "Sabar, pah. Toh itu bu Diana, sudah lama kan kita mengenal bu Diana? Apa salahnya kalau memang Aimee sama Reza berpacaran?"kata mama Aimee.

"Mamah paham ngga sih? Kalau Aimee dekat dengan Reza lagi, Aimee bisa ingat tentang Mia nantinya! Papah ngga setuju dia pacaran sama Reza!"kata papa Aimee masuk ke jet pribadi bersama mama Aimee menuju Indonesia.

Meanwhile....

"Mah, Reza ga tega deh liat Aimee sakit begitu gara-gara ingatannya ilang."kata Reza. "Ingatannya hilang? Maksudnya?"tanya mama Reza. "Aimee cerita kalo dia dulu di hipnoterapi buat lupain Mia, kembarannya. Trus karena ingatan tentang Mia di hapus, Reza, Adam, mama, Mike, Morgan semua nya ikut samar-samar ilang."jelas Reza.

"Suherman, Suherman..... jahat sekali kamu sama anakmu."ucap mama Reza. "Satu-satunya cara biar dia inget ya cuma nemuin Mia dan tadi dia ngotot ke London. Trus Reza ngga bolehin soalnya kondisinya ga memungkinkan."lanjut Reza.

"Biarin Aimee ke London. Mama yang akan nemenin Aimee. Emang dia harus ketemu Mia, Reza."kata mama Reza. "Tapi mah--" "Its for the best. Kamu di sini, kuliah sama Adam. Mama yang akan jagain Aimee. Percaya sama mama. Mama juga yang akan ngurus ijin kuliahnya dan mama sama Aimee akan berangkat lusa."kata mama Reza. Reza tak punya keputusan lain selain mengikuti apa kata ibunya.

Bu Diana langsung pergi ke kampus dan mengurus perijinan Aimee lalu membeli tiket ke London. Bu Diana juga mengurus tempat tinggal di London, semua selesai dan Aimee siap berangkat.
***

Aku membuka mataku dan badanku seketika sedikit baikan. Saat aku hendak keluar dari kamar Reza, Reza keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit kakinya dan topless! Oemjiiii!!!! Aku langsung menutup mataku. "Reza paan siihhh. Buruan pake baju sanaaaaaa!"teriakku kaget. "Eh udah bangun. Kirain belom."kata Reza.

Reza tiba-tiba menarik tanganku otomatis aku menutup mataku. Ia tiba-tiba mengarahkan tanganku ke perutnya yang super sixpack. "Kan beritanya Aimee dan Reza segera menikah. Jadi gapapa kok kalo mau liat gue topless."kata Reza. Aku langsung menarik tanganku dan keluar dari kamarnya.

Aku melihat semua lampu mulai menyala, aku menebak sekitar sore menuju malam. Aku mencari Diana ke setiap ujung rumah dan menemukannya sedang menyiram tanaman di kebun belakang. "Mamah Diana."sapaku. "Hey, kamu sudah bangun? Bentar lagi mama masakin masakan spesial ya!"kata tante Diana. "Spesial? Siapa yang ulang tahun, mah?"tanyaku. "Ngga ada. Ini hari terakhirmu di Indonesia."lanjut tante Diana.

"Kok bisa, mah?"tanyaku. "Besok kita berangkat ke London! Kita temuin saudara kembarmu, Mia!"kata tante Diana senang. Aku speechless dan senang bukan main. Aku langsung memeluk tante Diana dan berterimakasih.

---
Tomorrow

"Bajunya ga kurang?"tanya Reza di saat melihat aku hanya membawa satu koper. "Ngga, Za. Kalo kurang tinggal beli di sana."ucapku. "Udah bawa sabun? Handuk? Sepatu? Uuhhh bawa--" "Reza..."kataku memegang kedua pundak Reza. "Gue uda siap berangkat, udah bawa obat juga. Jadi jangan khawatir."kataku tersenyum. Ia tiba-tiba memelukku erat. "Im gonna miss you."katanya. "Yeah me too."jawabku.

Akupun melepas pelukannya lalu menggeret koperku. Namun, Reza merebut koperku dan membantuku membawanya hingga ke depan rumah. "Mah serius Reza gaboleh ikut anterin?"tanya Reza. "Nggaaa. Biar pak Roy aja yang nganter. Baik-baik di rumah ya, Za."kata tante Diana masuk ke mobil. "Ok.... sooo go--"belum selesai aku berbicara Reza sudah mencium bibirku dalam. Aku membalasnya dan ikut kehabisan nafas. Perlahan ia melepasnya dan tersenyum padaku.

"I hate goodbye. Take care."kata Reza mencium keningku dan membiarkanku masuk ke mobil lalu pergi ke bandara.

"Ready?"tanya tante Diana saat pesawat hendak take off. "Yeah."jawabku yakin.

---
LONDON 18:00

"Aaagghh leganya. Mamah capek duduk terus."kata tante Diana. "Ahahahaha iya mah, Aimee juga capek."kataku. Seusai kami melalui cek pasport dan bagasi, kami menaiki mobil sewaan namun tante Diana diam menatap mobilnya. "Mah? Kenapa?"tanyaku. "Mobilnya gede banget, My. Mamah takut naik mobil gede gini."kata tante Diana. "Ahahaha yaudah mah, Aimee aja yang nyetir. Bisa kok."kataku masuk ke balik setir mobil sedangkan tante Diana duduk di sampingku dan menjadi penunjuk arah.

Kamipun sampai di rumah besar dengan fasilitas serba ada dan lingkungan yang tenang. "Ini rumah siapa, mah?"tanyaku. "Rumah mama sama papa dong."kata tante Diana. "Wow. Gede amat, mah."kataku takjub. "Ahaha bisa aja kamu. Berenti di situ aja. Bawa barangmu trus langsung masuk ya."kata tante Diana. Akupun mengikutinya.

11:11 PMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang