Part 8 "Mike Anger"

2.2K 103 0
                                    

Aku masih terlelap tak ingin rasanya meninggalkan tempat tidurku yang nyaman. Namun aku merasa seseorang memperhatikan tidurku. "Ijah lo pasti liatin gue ya."ucapku masih memejamkan mata. "Gue bukan Ijah."jawab suara berat. Aku membuka mataku dan melihat Mike sudah duduk di samping tempat tidurku dan mengamatiku sambil tersenyum.

"Mike?!"pekikku langsung terduduk. "Agh pusing jadinya gue."ucapku memegang kepalaku. Mike tertawa keras. "Yaampun kaget banget ya gue ada di sini? Yaudah siap-siap ya. Gue tunggu dibawah."kata Mike mengusap rambutku lembut. Ck, sialan pagi-pagi bikin kaget aja.

Akupun mandi dan bersiap ke kampus. Aku mengenakan sweater putih dan celana ripped jeans hitamku lalu menemui Mike. "Morning."sapanya saat melihatku. "Morning beb Mike."jawab Ijah genit. "Yeeee pede amat lu."kataku mencubit hidung Ijah.

"Hari ini gue anterin ya."kata Mike sambil memakan sandwich bikinan Ijah. Aku mengangguk. "Jadwal lo bisnis kan?"tanya Mike. Aku baru ingat ada jadwal bisnis dan mengangguk lagi. "Jangan bolos lagi, lo kan uda ambil bisnis, lo harus jalani lah."kata Mike. Aku diam memikirkan perkataan Mike. "Berangkat yuk."kataku setelah memakan satu suap sandwich. "Lo baru makan sesuap."kata Mike menahan tanganku.

Mike mengambil sandwichku dan menyuapnya ke mulutku lalu pergi ke mobilnya. Kami berbincang tentang masa lalu kami yang indah. Rasanya ingin saja aku mengulang semuanya. Sesampai di kampus, aku melihat Reza digandrungi perempuan, aku berlari ke arahnya dan mencoba membelah kerumunan. "Eh, eh ngapain sih ngerubungin Reza? Ga penting tau!"ucapku. "Idih ngapain lo yang ribet? Kita suka kok sama Reza!"kata salah satu maba.

"Iya, ngapa lo yang ribet? Ayo semua yang mau selfie sini abang Reza ladenin!"teriak Reza dan membuat kerumunan semakin berteriak. Aku terdorong sana-sini dan akhirnya jatuh ke tanah. Mike membantuku berdiri. "Lo gapapa kan?"tanya Mike sambil membersihkan tanah-tanah di tanganku. "Gapapa kok. Yuk ke kelas."kataku. Mike mengangguk dan tiba-tiba menggenggam tanganku lalu pergi menuju kelas. Genggaman ini.... kenapa rasanya beda? Kenapa gue ga ngerasa ini genggaman sahabat?

---
"Arrrrgghhh!"teriakku bersandar di pohon. "Kenapa sih? Itu tugasnya gampang loh."katanya masih berkutat dengan laptop. Aku sudah tak bisa memikirkan tugas bisnis di depanku dan melihat ke sekeliling tampus. Aku mulai bermain dengan laptopku dan menggambar suasana di tampus.

"HAI FANS!"teriak Reza memukul lenganku, entah muncul darimana. "Anj*ng, sialan gue kaget tau!"teriakku. Ia hanya tertawa, "Lukis muka gue dong!"pintanya manja. "Okeh, karna gue baik hati gue akan melukis muka lo yang amburadul. Tahan ya!"kataku memulai melukisnya.

***
Author point of view

Sialan, nih cowok kenapa sih ngehentiin Aimee yang lagi ngerjain tugas bisnis? Gue harus cari cara biar Aimee ngerjain tugasnya lagi. "Aimee, kerjain tugasnya dulu dong. Gambarnya ntar aja."kata Mike. Aimee menghentikan kegiatannya dan menutup gambarnya lalu melanjutkan tugas bisnisnya. "Ah elah lu gaasik, Mike. Gue kan mau di gambar, ngerusak aja lo!"goda Reza.

"Aimee tuh harus nyelesehin tugasnya, Za. Gabisa maen-maen."kata Mike. "Gue bisa nyelesehin ntar kok, Mike. Gue mau gambar muka Reza dulu aja."kata Aimee membuka lembaran gambarnya lagi.

"Lo susah banget sih gue kasih tau! Lo gaada waktu buat gambar! Bisnis, bisnis, bisnis! Gambar ga akan buat lo kaya!"bentak Mike terhadap Aimee. Aimee diam kaget karena baru pertama kalinya ia melihat Mike marah. "Gue.... iya gue ngerjain bisnisnya sekarang."kataku takut. "Lo pilih siapa? Gue atau gambar lo?"tanya Mike. "Gue...... gue milih lo..."jawab Aimee gemetar hebat.

Mike langsung menarik Aimee pergi dari tampus dan mengantar Aimee pulang. Lo main kasar. Thats not how you gonna win, Mike. Just wait. Im gonna take her away from your side.batin Reza.
***

Di dalam mobil aku bergetar hebat. Aku sangat takut melihatnya marah tadi. Aku hanya ingin menyalurkan rasa bosan ku terhadap tugas bisnis yang begitu banyak.

"Aimee." Mike tiba-tiba menggenggam tanganku dan tanpa perintah tanganku mencoba melepas tangannya. "Gue minta maaf tadi marah ke elo. Tapi gue kenal bokap lo, kalo dia tau lo nyia-nyiain waktu lo buat gambar, dia bakal marah."lanjut Mike. Aku hanya diam dan mengangguk.

Sesampai di rumahku aku langsung keluar dari mobilnya dan langsung menuju kamarku lalu menguncinya. Tiba-tiba hpku berdering dari nomor yang tak di ketahui. "Selamat sore, Amy."kata seorang perempuan. "Ini.... siapa?"tanyaku. "Ini bu Susi. Ibu mau mengabari sesuatu. Ibu mengirim gambar-gambar kamu ke lomba gambar tingkat nasional dan kamu masuk ke babak sepuluh besar!"kata bu Susi senang.

Aku terdiam. "Amy? Kamu masih ada kan?"tanya bu Susi. "Ah iya, bu. Terimakasih infonya."kataku datar. "Nanti saya sms ya detailnya. Kerja bagus Aimee!"kata bu Susi mematikan telfonnya.

Apa harus gue seneng dikabarin kayak gitu sama bu Susi? Gue seneng bukan main pas tau gambar gue dipajang di pameran lukisan kemaren-kemaren dan ketemu Adam. Apa kali ini gue harus seneng?

"Besok acaranya di gedung Artié. Jam dua siang. Kamu cuma perlu bawa data diri. Kanvas, semua alat disiapkan panitia. Semangat, Amy! -dosenmu, Susi"

11:11 PMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang