Pagi-pagi sekali aku bangun dan kaget melihat diriku sudah tertidur di tempat tidur Reza. Bahkan aku tidur di lengannya. "Hmmm, morning."ucapnya tersenyum lalu mencium keningku. "Morning."kataku mencium bibirnya. Ia tiba-tiba langsung memelukku erat bahkan tak ada sela sedikitpun. "Maafin gue semalem ya."katanya pelan. "Iya dimaafin sih. Cuman ini ga eret banget apa?"kataku mencoba melepas pelukannya tapi ia malah mengeratkannya. "Bodo amat."katanya mencium keningku.
Aku cukup senang karna aku bisa mencium aroma tubuhnya dan aku sukaaaaa aroma tubuhnyaa!!! "Pagi Rezaaa, Aimee!"kata tante Diana membuka pintu kamar Reza. Aku mencoba melepas pelukan Reza namun ia makin mengeratkannya. "Aduh kayaknya mama ganggu ya?"tanya tante Diana. "Iya, mama ganggu banget."jawab Reza. "Ah ngga kok, tante. Ini Reza nakal gamau ngelepasin."kataku mengelitik pinggangnya.
"Ih biar mama bantuin!"kata tante Diana ikut mengelitik Reza dan akhirnya Reza melepas pelukannya. "Aimee, mama hari ini ngadain pameran di Artie. Kalo kamu mau liat itu mama udah ninggalin id card buat masuk. Mama pergi dulu ya!"kata tante Diana meninggalkanku.
"Za, gue mau nyoba ke rumah sakit."kataku. Reza tak menjawab namun menarikku agar tidur di sebelahnya lagi. Ia lalu memelukku dari belakang. "Ngapain?"tanyanya. "Gue heran aja kok gue ga inget sama sodara kembar gue sendiri. Apa dulu gue pernah amnesia ya?"tanyaku. "Iya ntar gue anterin."kata Reza. "Hmm yaudah deh lo tidur dulu aja."kataku ikut tidur lagi.
---
"Gue lupa kalo ada jadwal kuliah. Maaf yaaa."kata Reza. "Iyaudah gapapa. Gue bisa pergi sendiri kok."jawabku. "Ntar gue bilangin bu Susi lo masih sakit."kata Reza memakan sandwich nya buru-buru. "Ngapain ijin bu Susi?"tanyaku heran."Elo belom dikasih tau Mike? Mike bantuin gue buat ngurus kepindahan mata kuliah lo ke seni. Jadi lo bener-bener anak seni. Bisnis nya lenyap sudah."kata Reza. "Serius?! Thanks yaaa!! Akhirnyaaa."kataku senang. "Tapi bokap lo gimana?"tanya Reza. "Gue yang urus. Udah buruan berangkat sana gue juga mau berangkat."kataku ikut bersiap-siap. "Ok bye love you."kata Reza mencium bibirku. "Love you too."jawabku.
Aku pun naik taksi dan menuju rumah sakit tempat aku dulu di rawat dan bertemu dokter Arif. "Sepertinya dulu kamu pernah melakukan hipnoterapi."kata dokter Arif. "Hipnoterapi?"tanyaku. "Iya, jadi seseorang sengaja menghapus ingatanmu tentang saudara kembarmu dan akhirnya menjangkit ingatan tentang teman-teman kecilmu."jelas dokter Arif.
"Lalu, gimana caranya biar saya inget lagi, dok?"tanyaku. "Ada dua cara. Aimee bisa mengingatnya sendiri. Mungkin kamu bisa ke tempat yang dulu kamu datangi atau bertemu saudara kembarmu. Atau kamu melakukan hipnoterapi lagi."kata dokter Arif.
"Umm makasih banyak, dok."ucapku. Aku pun diam memikirkan bagaimana agar bisa mengingat semua. Aku menatap id card yang diberikan tante Diana dan memutuskan pergi ke pameran.
Benar saja, hanya menunjukan id card yang diberikan tante Diana aku bisa masuk, bahkan melalui jalur yang berbeda dari orang lainnya. Aku menatap satu persatu lukisan hingga aku terpaku pada suatu lukisan. Lukisanku saat lomba! Aku bengong melihatnya. "Permisi."kata dua orang gadis di belakangku. "Kakak Aimee Suherman ya? Boleh foto bareng ngga kak?"tanya salah satu gadis.
Kepalaku secara otomatis mengangguk. Kedua gadis itu bergantian berfoto denganku dengan latar belakang lukisanku. Bahkan karena dua gadis itu banyak orang menghampiriku dan meminta foto bersama. Aku kaget ternyata banyak yang mengunjungi pameran ini sekaligus mengenalku. Bahkan wartawan beberapa kali mengambil gambarku. Seketika wartawan beralih dan mengambil gambar tante Diana yang menuju arahku.
"Ah teman-teman media sudah bertemu calon menantu saya ya?"kata tante Diana. Seketika wartawan semakin gencar mengambil fotoku dan menanyakan kebenarannya pada tante Diana. "Iya ini Aimee Suherman, pelukis berbakat, calon menantu saya."kata tante Diana tersenyum. Tante Diana terus meladeni pertanyaan wartawan hingga bubar dan aku bisa beristirahat.
"Wah nanti jangan kaget ya, My. Wajahmu muncul dimana-mana nantinya."kata tante Diana memberikanku air mineral. "Ahahaha siap tante!"ucapku. "No! No, no, no, no, no. Mamaah bukan tante."kata tante Diana. "Eh iya mah."ucapku. Tak lama Adam muncul setelah selesai kuliah.
"Mama, Adam telat ya? Padahal tadi Adam mau ngaku kalo pacarnya kak Aimee."kata Adam hendak memelukku. Namun, tante Diana menjewer Adam dan menariknya. "Dasaaarrrr playboy, ntar kamu dimarain Reza baru tau rasa!"kata tante Diana. "Hehehe canda maaah, ampuunnn."katanya kesakitan, aku hanya tertawa.
Namun, saat asik melihat kejadian tante Diana menjewer Adam, aku teringat sesuatu. A flashback again? Gawat kalo gue pingsan disini. Aku melihat little Adam yang sedang di jewer tante Diana karena mendorongku hingga jatuh, but wait... itu Mia! Mia membersihkan lututku dan memberikan plester bergambar bunga di lututku lalu tertawa. Lalu aku melihat Reza yang membantuku berdiri dan mengajakku bermain agar melupakan rasa sakit.
Flashback kali ini sama sekali tak membuat kepalaku sakit. Ini indah, aku suka melihatnya terus menerus. "Kak Aimee!!!" Itu... suara Adam "Aimeee, kamu kenapaaa?!" Itu suara tante Diana.... Suara itu.... emangnya gue kenapa?
Aku tersadar hidungku berdarah banyak, seketika aku pingsan dan jatuh.
***
Adam point of view"Kak Aimee?!" Aku langsung meletakkan kepalanya di pangkuanku dan menelfon bang Reza namun tak diangkat-angkat. "Mah gimana nih?"tanyaku bingung. "Masuk mobil, kamu gendong dia ke mobil mamah."kata mama. Aku segera menggendong kak Aimee dan memasukkannya ke mobil mama.
Aku terus mengganti tisu di hidung kak Aimee karena hidungnya terus berdarah. "Nah buset ini dia ngapain pake pingsan segala."kataku mencoba memberikan minyak aroma terapi di lehernya. Aku menghubungi terus bang Reza hingga dia mengangkatnya. Dasar setan napa ga daritadi ngangkat nya hhhhh.
"Apaan sih lu nelfonin gue? Gue maen basket tadi."kata bang Reza.
"Sekarang. Cepetan. Lo ke pameran nyokap. SEKARANG YA BANG REZA, SEKARANG."kataku menekankan kalimat terakhir.
"Ngapain lagi sih, dek? Gue ga minat liat lukisan-lukisan yang gue sendiri gapaham."
"Oh no, no, no. Bukan tentang lukisan, kak Aimee mimisan dan sekarang pingsan di sini. Halo? Haloo? Bang Reza?" Aku mengecek ternyata dia sudah menutup telfonnya. "Ck, dasar. Tadi aja ga mau ngangkat."gumamku kesal.
Aku menatap kak Aimee dan mengambil tisu di hidungnya dan untunglah darahnya sudah berhenti. Aku menatapnya dalam diam, "Ahhh kenapa pas kenalan di pameran kagak gue tembak langsung ya? Jadi ama bang Reza dah ini cewek inceran gue."kataku mengusap wajah kak Aimee. Aku mengoleskan lagi minyak aroma terapi di sekitar lehernya dan hidungnya.
Bosan menunggu bang Reza aku mulai mengambil gambar kak Aimee sedang tidur. Namun aku diam sejenak, aku mengusap wajahnya lagi. "Oh tuhan, jangan biarin gue suka kak Aimee." Tiba-tiba pintu mobil terbuka dan bang Reza segera menarikku keluar lalu mengunci mobilnya. "Woy!!! Sialan lu!!! Malah gue dikancingi di luar!"ucapku kesal. Akupun pergi kembali ke pameran.
***
Reza point of view"Aimee..."kataku mengusap wajahnya namun ia tak membuka matanya. Aku melihat banyak tisu dengan noda darah dan minyak aroma terapi. Thanks, Dam. Tapi gue masih marah ama lo uda ngusap pipi cewek gue.
Aku menggenggam kedua tangannya yang dingin dan meniupnya sesekali dan ia terbangun! Finally! "Hey."sapaku saat melihatnya membuka mata. "Hai."ucapnya sambil tersenyum. "Sakit banget ya kepalanya tadi?"tanyaku. "Ngga.... malah ga sakit sama sekali. Cuma mimisan trus pingsan."kata Aimee lemas. "Udah ke dokter kan? Apa kata dokter?"tanyaku.
"Gue dulu pernah di hipnoterapi. Jadi ingatan gue tentang Mia ilang dan itu ngejangkit ingatan lainnya yang berhubungan sama Mia termasuk lo, Adam, Mike."ucap Aimee.
"Trus gimana sekarang?"tanyaku. "Gue harus ketemu Mia."kata Aimee. "Gue harus ke London."lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
11:11 PM
RomanceATTENTION! (18++) "Hey its 11:11 lets make a wish!" Apa kau percaya keajaiban pukul 11:11? Inilah kisah Aimee Suherman tentang kepercayaannya pada pukul 11:11. Aimee percaya jika ia membuat permintaan pada pukul 11:11 maka permintaannya akan terkabu...