Part 11 "11:11"

5.5K 103 0
                                    

"Ah rahasia. Eh iya elo ga kul--" Belum selesai Reza berbicara, aku menutup mulutnya, lalu memejamkan mataku dan pembuat permintaan. "Elah ini anak harus banget ya lo tiap liat jam 11:11 make a wish?"kata Reza. Aku diam berdoa agar orangtuaku mengerti aku tak ingin kuliah bisnis.

"Harus! Gue lahir 11:11 malem. Toh waktu kecil gue suka make a wish tiap 11:11 dan biasanya jadi kenyataan."kataku. "Dan pasti ada yang ga jadi kenyataan kan? Udahlah ngapain sih lo masih percaya gituan?"kata Reza kesal. "Ih napa jadi lo yang marah-marah sih? Udah ah gue juga ngga ganggu elo kan?"kataku pergi ke kamar mandi.

***
Reza point of view

Aku tertawa melihatnya mengomel seperti itu. Aku sebenernya ga masalah mau dia make a wish tiap jam 11:11 tapi ngambeknya itu lo bikin gue suka. Suka? Wait.... gue ga mungkin suka dia, dia sahabat gue.

"Rezaaaaa gue lupa ambil bajuuu, ambilin dong!!"teriak Aimee dari dalam kamar mandi. Seketika mataku melotot. "Ba--baju--uu yang mana, My?"tanyaku gugup. "Terserah elo deh, buruaaannn!!"teriaknya. Aku segera mengambil baju Aimee dan gugup setengah mati di depan pintu kamar mandi. "Myy, bajunya mau di taruh dimana?"tanyaku gugup. "Sini masuk!"kata Aimee. Keringatku mengalir bukan main, aku tak tau apa harus masuk atau bagaimana lagi.

Aku mengumpulkan keberanianku dan hendak membuka pintu namun Aimee membukanya duluan. Aku melihatnya memakai bathrobe, rambutnya yang basah ditutup dengan handuk. Oh my god. Cuma kayak gini gue uda klepek-klepek. "Za? Reza? Lo ngelamun?"ucap Aimee menyadarkanku. "Ah, oh ini baju lo."kataku gugup. "Wah wah baju pilihan Reza!"kata Aimee tersenyum lalu menutup pintu kamar mandinya.

Jantungku rasanya copot sudah. Aku berjalan ke tempat tidur dan membaringkan tubuhku. Oh, god. Im in love with her.
***

"Tadaaaaaa!!!!"kataku keluar dari kamar mandi. "Ngapaen lo tada tada? Toh biasa aja."ucap Reza. "No! Ini baju pilihan Reza! Yuk foto!"kataku mengambil hpnya dan mengset timer lalu kami berpose. (kurang lebih baju yang dipilihin Reza kayak di gambar hehe)

Setelah kami berfoto ria, kamipun sama-sama mengupload foto kami di instagram dengan captionku "bajunya dipilihin Reza" dan di instagramnya ia menulis caption "bajunya gue yang pilihin"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah kami berfoto ria, kamipun sama-sama mengupload foto kami di instagram dengan captionku "bajunya dipilihin Reza" dan di instagramnya ia menulis caption "bajunya gue yang pilihin". Dan jelas saja instagramku dan Reza ramai komen. Banyak orang yang berkata kenapa kami ngga pacaran saja. Banyak juga yang benci karna aku foto dengan idola mereka.

Namun tiba-tiba Mike menelfonku. Aku diam menatap layar hpku. "Angkat aja. Loudspeaker."kata Reza. Akupun mengangkatnya dan memakai pengeras suara. "Lo lagi sama Reza? Dimana? Gue mau jemput."kata Mike. Aku menoleh ke arah Reza dan Reza memberi kode lewat kata-kata yang ia ketik di hpnya.

"Gue ga lagi sama Reza. Itu foto lama, trus gue chat-chat an aja sama dia iseng mau upload bareng."jawabku sesuai jawaban Reza. "Yaudah, lo dimana sekarang? Gue mau jemput. Lo lupa hari ini ada kelas bisnis?"kata Mike. Aku diam lalu menoleh ke Reza, namun aku tak ingin menjawab sesuai kata Reza.

"Mike, gue capek banget. Gabisa ya lo titipin absen atau--" "Ini masa depan lo! Gabisa nitip-nitip absen! Lo harus dateng! Ntar bokap lo marah!"ucap Mike marah. "Gue capek, Mike! Lo ga berhak ngatur gue!"teriakku lalu mematikan telfonnya. Aku membantimg hpku entah kemana lalu diam menatap kakiku sendiri.

"Ada satu hal yang mesti elo tau, My."kata Reza mengusap pundakku. "Mike bukan temen kecil yang lo idamin selama ini."lanjut Reza. "Maksud lo?"tanyaku bingung. "Lo pikir darimana muka gue babak belur gini?"kata Reza memperlihatkan wajahnya. "Emang darimana?"tanyaku penasaran. "Mike."jawabnya singkat. "Bukannya dia temen lo? Kok sampek tonjok-tonjok segala?"tanyaku.

"Inget ga? Pertama kali lo ketemu Mike, lo cerita kalo lo bolos kelas bisnis masuk ke kelas seni? Trus malemnya bokap lo marah-marah sampek lo stress? Mike yang ngaduin."jelas Reza.

"Mike? Kok lo bisa tau?"tanyaku.

"Gue posisi mau maen di rumah Mike tapi dia lagi nerima telfon di ruang tamu, gue dengerin aja ternyata ngaduin elo ke ortu lo. Dan gue cukup yakin Mike juga yang ngadu kalo lo ikut lomba lukis."jelas Reza.

"Tapi..... ngapain sih dia sampek kayak gitu ke gue?"tanyaku tak percaya.

"Dia bilang lo calon istrinya jadi dia harus ngatur elo. Thats why gue ngehajar dia dan dia juga ngehajar gue."jelas Reza.

"Gue ga nyangka......"ucapku pelan. "Makanya, udah ah gausa cerita-cerita lagi ke Mike."kata Reza, aku mengangguk. "Lo mau ngapain hari ini?"tanya Reza. Aku mengangkat kedua bahuku. "Yaudah lo istirahat aja. Gue mau pulang."kata Reza mengacak rambutku. "Elo ga ke kampus? Lo kan penghuni kampus?"godaku. "Elah gue juga punya rumah kali!"katanya tertawa lalu pergi. Iya juga... dia sahabat gue tapi kenapa gue gatau apa-apa tentang dia ya? Sedangkan dia tau semuanya tentang gue. Ah gue sahabat paling buruk sepanjang masa.

11:11 PMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang