Bab 24

5.9K 257 9
                                    

Intan Natasha baring di atas katilnya sambil memandang langit yang dihiasi oleh ketulan - ketulan gebu yang berwarna putih . Natasha menoleh ke sisinya apabila telefonnya bergetar menunjukkan ada pesanan yang baru sahaja masuk . Kemudian , dia mencapai Iphonenya sebelum membuka peti mesin pesanan ringkas tersebut dan membaca isi kandungannya .

Hell :
Free tak ?

Setelah membaca nama pengirim pesanan tersebut , Natasha mengeluh perlahan . Pengirimnya adalah Adam . Sengaja dia berikan nama ' Hell ' kepada Adam Hafeizul memandangkan perangainya lebih kurang perkataan tersebut yang selalu mengusik dirinya .

Kemudian , jarinya menyentuh papan kekunci Iphone tersebut untuk membalas mesej tersebut dan menghantar sesuatu kepada Adam Hafeizul .

Me :
Asal kau tanya ?

Belum sempat dia meletakkan telefonnya di sisi , telefon tersebut terus bergetar menandakan Adam telah pun  membalas mesejnya sebentar tadi . Eh dia ni ? Cepatnya taip .

Hell :
I've something to tell you . Can we spend our times for the last day ?

For the last day ? Natasha mengulang ayat tersebut beberapa kali di dalam mindanya . Apa yang Adam cuba sampaikan ini ? Kepalanya ketika ini sarat dengan tanda soal yang ingin di tanya kepada Adam .

Dengan segera Natasha menaip sesuatu di atas papan kekuncinya dan segera bangun dari pembaringannya . Dia mencapai sweater yang berwarna hitam untuk dipakainya .

Me :
Now ? Location ?

Belum sempat lagi Natasha ingin mencapai snow cap yang berwarna putih tersebut , telefonnya sudah bergetar sekali lagi . Kemudian dia membaca mesej yang dihantar daripada Adam .

Hell :
Taman tasik area Vintage  Palace . Saya dah ada sini . Datang sendiri boleh ? Take care .

Intan Natasha tidak membalas mesej tersebut . Malahan dia terus mencapai snow capnya yang berwarna putih sebelum menyarungkannya ke atas kepalanya dan terus sahaja keluar dari biliknya .

Natasha memilih untuk berjalan kaki sahaja untuk ke sana . Lagipun sekarang ni masih lagi di dalam ' mood ' pagi - pagi manja . Memang tersangat lah sesuai untuknya bersiar- siar di kawasan perumahannya itu .

Setibanya dia di kawasan yang dikatakan Adam sebentar tadi . Anak matanya liar mencari kelibat Adam Hafeizul . Matanya tertancap pada sesusuk tubuh yang sedang duduk di atas kerusi batu yang menghadap ke arah tasik tersebut .

Kemudian dia melangkah ke arah susuk tubuh tersebut . Memang dia sangat yakin yang ini memang Adam . Dari belakang pun dia dah boleh tahu . Eh ?

" Adam . " Panggil Natasha yang kini sudah berada di hadapan Adam Hafeizul . Adam yang ketika itu sedang leka menghadap telefonnya sambil kedua - dua telinganya disumbat dengan earphone memanggung muka menghadap Intan Natasha .

Adam melemparkan senyuman kepada Natasha dan menepuk - nepuk perlahan bahagian kerusi di sebelahnya . Natasha yang faham dengan maksud Adam tersebut segera duduk di sebalh Adam .

" So , what's the important things ? " Soal Natasha apabila agak lama mereka mendiamkan diri . Tadi Adam kata ada benda yang dia nak bagitau . Tapi dari tadi asyik diam je . Betul ke dia ni ada benda nak bagitau ? Entah - entah dia nak kenakan aku ke ? Sempat lagi Natasha menempelak cikgu muda tersebut .

Adam menarik nafas dan mula menghadap Natasha . Begitu juga dengan Natasha . Natasha membetulkan dahulu snow capnya di atas kepala sebelum menghadap wajah kacak Adam Hafeizul . Tiba - tiba sahaja dia dapat merasakan ada beribu - ribu rama - rama yang sedang menari - nari di dalam perutnya .

" Awak ingat kan 4 April yang lalu ? " Soal Adam sambil memandang tepat ke arah anak mata coklat milik Natasha .

" Hari yang kau datang SMK Semarak hari tu ? " Soalan Adam dibalas dengan soalan . Dahinya makin berkerut . Apa yang Adam cuba sampaikan ni ?

" And esok 15 Jun . "

" Kau dah habis praktikal ? " Tanya Natasha dengan pandangan yang dilemparkan ke arah tasik di hadapannya . Tidak sanggup untuknya melihat mata Adam lagi ketika ini . Apa yang dia rasakan selama ini adalah benar . Semua lelaki adalah sama . Datang dan pergi tidak kembali .

Adam hanya mengangguk dan cuba untuk meneruskan lagi kata - katanya .

" Tapi kita still boleh berkawan kan ? "

Kawan ? Selama ini hanya kawan sahaja dia di dalam hati Adam ? Matanya sudah mula bergenang dengan empagan air mata yang sudah sekian lama di tahannya .

" Kita tetap boleh jumpa kan ? " Ujar Adam lagi setelah Natasha hanya mendiamkan dirinya sahaja sejak tadi .

" Semua tu takkan pernah jadi . " Ucap Natasha dengan suara yang serak menahan sedunya . Jarinya sudah digenggam sekuat - hati untuk menahan sedihnya .

" Tiada benda yang mustahil , Tasha . Walaupun saya dah takde dekat sekolah tu , tapi saya tetap akan ada bila awak perlukan saya . "

" Stop it Adam . " Natasha sudah tidak dapat menahan sedihnya lagi . Kini , empangan yang diciptanya tadi sudah pun melimpah membasahi pipinya .

" Are you crying Tasha ? " Soal Adam resah . Dia sudah tidak tentu arah . Rambutnya diraup ke belakang . Sungguh . Sungguh dia berasa sangat bersalah ketika itu . Tak sangka gadis itu juga berat hati untuk melepaskannya pergi sama sepertinya .

Intan Natasha masih lagi di dalam esakannya buat yang kesekian kalinya . Adam hanya menganggapnya sebagai seorang kawan sahaja . Sama seperti Haris Zikri dahulu . Adam juga ingin pergi meninggalkannya juga . Sama seperti Haris Zikri . Ya Allah , di saat hati sudah mula terpaut . Kenapa ini pengakhirannya ?

" Hey , where's my brutal girl ha ? " Ucap Adam sambil melutut di hadapan Natasha . Dia menyambung kembali kata - katanya untuk memujuk gadis itu .

" Kata brutal , kalau brutal mana boleh nangis macam ni . " Adam mencuit hidung Natasha dengan sehelai rumput yang tumbuh liar di kawasan tersebut . Intan Natasha sudah mula ketawa apabila Adam mencuit hidungnya menggunakan rumput tersebut .

" Mana ada nangis . " Nafi Natasha apabila dia sudah merampas rumput tersebut dari tangan Adam Hafeizul . Adam hanya tersenyum manis apabila Natasha sudah berhenti menangis dan dia kini sudah kembali duduk di sebelah Natasha semula .

" Eh eh nak tipu eh ? Budak - budak tak pandai menipu tau . " Usik Adam lagi . Intan Natasha sudah tergelak kecil . Comel !

" Awak jangan nangis macam tu dah eh ? " Kata Adam kepada Natasha . Natasha hanya ketawa kecil apabila mendengar permintaan Adam tersebut .

" Kenapa ? "

" Saya panik tahu tak ? Tak tahu nak buat apa tadi . " Betul tadi dia betul - betul panik dengan situasi tersebut . Tak sangka pulak dia kalau masih ada lagi gadis seperti Natasha ini akan menangis seperti tadi . Sekasar mana pun perempuan itu Adam , dia tetap perempuan . Hati dia lain . Tak sama macam hati lelaki .

" Kalau awak ni adik saya , dah lama saya peluk awak . " Ujar Adam lagi . Dulu ketika adik perempuannya menangis kerana ditinggalkan kekasih pada suatu ketika dahulu , dia jugaklah yang jadi mangsa keganasan adiknya sehinggalah adiknya itu menangis semahu - mahunya di dalam pelukannya .

" Tapi aku ni cuma kawan kau je . " Balas Natasha sambil menekan sedikit perkataan ' kawan ' tersebut .

Adam Hafeizul hanya terdiam mendengar kata - kata Natasha sebentar tadi . Aku tersalah cakap ke ?

" Kau jangan jadi macam Haris . " Ucap Natasha perlahan sambil menunduk memandang kasutnya di tanah . Ya , dia memang tidak mahu Adam menjadi seperti Haris . Tidak mahu !

" Haris ? Siapa ? " Soal Adam . Siapa pulak Haris ni dengan Natasha ?

" Haris Zikri "

" Who's he ? " Dahi Adam makin berkerut . Siapa lelaki ini dengan Natasha . Apa yang lelaki ini sudah lakukan padanya ?

" Masa silam aku . He comes and goes from my life . "

" Kalau dia masa silam awak . Saya masa depan awak . "

Cikgu ! Jom KahwinWhere stories live. Discover now