3

91 15 0
                                    

"Pakai uang ini dulu saja." Kata seorang gadis di belakang B.I kepada penjaga kasir. "Dihitung sekalian saja." Lanjutnya sambil memberikan belanjaannya yang tidak terlalu banyak.

"Gadis ini? Gadis pengantar pesanan?" Batin B.I. Kenapa gadis ini ada di sini? Bagaimana jika ia mengenaliku? Dia kan salah satu penggemarku. Tapi mau bagaimana lagi. Aku tidak tahu lagi apa yang harus kulakukan.

"Terima kasih ya atas bantuannya tadi. Aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana. Nanti akan aku ganti." Kata B.I saat mereka sudah keluar dari minimarket.

"Tentu saja. Kau harus menggantinya." Jawab Jin Hee yang masih belum mengetahui identitas sebenarnya dari lawan bicaranya.

"Bagaimana aku bisa menggantinya? Bisa minta nomor ponselmu? Nanti akan aku hubungi bila aku sedang ada waktu senggang." Kata pria dengab penyamaran itu.

"Bagaimana jika kau yang memberikan nomor ponselmu?" Kata Jin Hee sambil memegang ponselnya.

Nomor ponsel? Jika B.I memberikan nomor ponsel akan sangat berbahaya. Jika gadis itu masih belum mengenalinya, itu tidak terlalu bermasalah. Tapi jika gadis itu mengenalinya akan menjadi permasalahan yang rumit. "Sepertinya aku tidak bisa memberikan nomor ponselku."

"Bagaimana jika kau melarikan diri dan tidak membayar uang tadi?"

"Hei! Aku bukan orang seperti itu. Aku pasti akan bayar uang itu. Lagi pula uang itu juga tidak seberapa." B.I meninggikan suaranya.

"Tidak seberapa? Itu bagimu. Tapi bagiku itu sangat berarti." Jin Hee juga meninggikan suaranya.

"Lalu mengapa kau meminjamkan uangmu?" Tanya B.I.

"Jika aku tahu akan terjadi seperti ini, aku juga tidak akan meminjamkannya. Aish! cepat berikan nomor ponselmu." Jin Hee mengacak-acak rambutnya.

"Kubilang aku tidak bisa memberikannya. Berikan saja nomormu. Aku pasti akan membayarnya. Aku tidak bohong."

"Bagaimana jika kau berbohong?" Tanya Jin Hee menaikkan sebelag alisnya.

"Aku tidak akan berbohong." Tegas B.I.

"Baiklah." Jin Hee membuka tas dan menggeledah isi dalamnya mencari sebuah buku kecil dan juga pulpen. Jin Hee menulis nomor teleponnya di halaman paling belakang buku itu dan merobeknya. "Ini." Kata Jin Hee sambil memberikan kertas itu kepada pria di hadapannya. "Kau sudah janji akan membayarnya ya. Jangan lupa dengan janjimu."

"Namamu siapa?"

"Jin Hee. Park Jin Hee. Oh iya, kira-kira kapan kau akan membayarnya."

"Jika aku ada waktu senggang aku akan menghubungimu. Aku pergi dulu. terima kasih atas pinjaman itu." B.I pun langsung pergi meninggalkan Jin Hee.

"Tidak disangka gadis pengantar pesanan itu seperti itu. Di depan idolanya ia akan bersikap sebaik mungkin. Ia bersikap seperti itu karena tidak tahu siapa yang diajaknya bicara. Jika dia tahu, tidak mungkin ia berani berbicara seperti itu." B.I masih tidak bisa menerima perlakuan Jin Hee padanya. Selama ia menjadi member Ikon, ia tidak pernah menerima perlakuan seperti tadi. Mungkin itu adalah pertama kalinya.

"Oh iya, aku tidak tahu bagaimana wajahnya. Bagaimana jika pria itu adalah seorang penipu? Aku juga tidak menanyakan namanya dan dia memiliki nomorku. Dasar bodoh! Park Jin Hee, kau sungguh bodoh."

***

"Mengapa lama sekali?" Yunhyeong langsung menghampiri B.I sesampainya di apartemen.

"Ada masalah sedikit tadi. Aku lupa membawa dompet dan juga ponsel." Jelas B.I.

Just Another BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang