15

54 11 0
                                    

"Baiklah. Jika itu yang kau inginkan. Aku harap kau tidak akan menyesal dengan keputusanmu." Jawab B.I kemudian melepaskan genggaman So Hyun kemudian memutar badannya dan berjalan ke arah Jin Hee yang sedang berusaha membersihkan debu dan kotoran yang mempel di bajunya serta membersihkan luka di sikunya dan darah di tepi bibirnya.

"Kenapa..." Tanya Jin Hee tepat sebelum bibir B.I mendarat di bibir Jin Hee. B.I melumat bibir Jin Hee dengan lembut. Tangan B.I memegang pinggangnya agar mereka terus dekat. Tangan satunya lagi memegang tenguk Jin Hee.

Ada sedikit tolakan dari Jin Hee. Tetapi apa dayanya, ia sama sekali tidak mampu mengalahkan tenaga B.I. B.I terus melumat bibir Jin Hee.

Suasana tidak karuan. Tangisan So Hyun lebih mendalam. Air matanya lebih banyak keluar. Alangkah baiknya jika air mata So Hyun bisa berubah menjadi mutiara, pasti ia sudah kaya.

Chanwoo menghela napas berat. Ia sama sekali tidak bisa berpikir jernih. Apa lagi yang harus ia lakukan saat ini. Ada perasaan aneh di saat B.I mencium Jin Hee. Ingin rasanya posisi B.I saat ini digantikan oleh Chanwoo.

Chanwoo terdiam sejenak kemudian mendekati keduanya dan menarik Jin Hee agar terlepas dari pelukan B.I. Tidak sengaja Chanwoo menarik lengan Jin Hee yang terluka. Sangat kesakitan. Jin Hee berusaha melepaskan tangan Chanwoo yang menggenggam erat tangannya.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya B.I saat melihat Jin Hee sedang kesakitan. "Lepaskan Jin Hee!"

"Apa maksudmu lepaskan dia? Apa dia milikmu? Kenapa kau yang mengatur-ngatur dirinya?"

"Iya! Dia milikku." Jawab B.I kemudian menarik Jin Hee ke dalam genggaman B.I kembali.

"Sejak kapan dia menjadi milikmu? Dia datang bersamaku. Maka dari itu dia adalah milikku." Chanwoo kembali menarik Jin Hee ke dalam genggamannya.

"Stop!" Jin Hee melepaskan dirinya dari semua genggaman orang-orang. "Asal kalian tahu ya. Aku bukan barang yang seenaknya kalian katakan milikmu. Aku bukan milik siapapun. Aku milik diriku sendiri. Jadi jangan pernah kalian katakan aku milik siapa."

B.I menatap Jin Hee dengan rasa iba. Ia menarik pergelangan tangan Jin Hee dan membawanya menjauh meninggalkan tempat itu dan mencari sunber air. Jin Hee yang berusaha melepaskan genggaman B.I pun pasrah dengan apa yang B.I lakukan. Ia akhirnya menurut. Apa lagi dengan lengannya yang terluka serta apa yang B.I lakukan padanya tadi. Bagaimana mungkin ia memiliki tenaga untuk berpikir apa yang harus ia lakukan selanjutnya. Suasana pun juga sedang kacau.

Chanwoo menatap kepergian B.I dan Jin Hee dengan tatapan penuh kepasrahan. Ia mendekati So Hyun yang masih dengan dunianya sendiri yang asyik dengan tangisannya yang tak kunjung berhenti. Sejenak dunia menjadi goyang. Tiba-tiba pandangannya kosong dan jatuh bagaikan sebuah kapas yang tidak tertiup angin. So Hyun pingsan dan jatuh ke dalam pelukan Chanwoo. Chanwoo menatapnya penuh rasa kasihan. Kemudian dibawanya ke dalam mobil.

Chanwoo meletakkan kepala So Hyun pelan. Chanwoo menatapnya sekilas kemudian matanya tertuju pada tas kecil milik Jin Hee yang ia bawa barusan. Di dalamnya terdapat sebuah paperbag yang diyakininya sebagai obat dari dokter yang harus ia makan. Chanwoo mengambil tas kecil itu dan hendak membawanya pada Jin Hee, tapi So Hyun sudah terlebih dahulu memanggil namanya.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Chanwoo.

"Tidak apa-apa. Bisakah kau antarkan aku pulang?"

"Bisa. Kau tidur saja. Aku akan mengantarmu pulang."

***

"Kau mau membawaku ke mana?" Tanya Jin Hee yang pergelangan tangannya masih ditarik oleh B.I.

Just Another BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang