7

70 12 1
                                    

Setelah Jin Hee keluar dari mobil Chanwoo dan kembali ke kafe, Chanwoo yang menyadari bahwa ponsel Jin Hee tertinggal di kursi di samping Chanwoo langsung memutar kembali mobilnya kembali ke kafe.

Saat mobilnya sudah berhenti di depan kafe, dari kejauhan Chanwoo melihat Jin Hee yang sedang tertunduk dan sesekali membungkuk badannya. Jika di saat seperti itu sudah pasti Jin Hee sedang dimarahi oleh atasannya.

Chanwoo membuka ponsel Jin Hee dan menekan nomor ponselnya. Ponsel Chanwoo berdering lalu digantinya nomor Chanwoo dalam ponsel Jin Hee dengan namanya.

Chanwoo turun dari mobilnya dan perlahan-lahan berjalan masuk ke dalam kafe.

"Untuk kali ini, gajimu akan kupotong. Tapi jika sekali lagi kau melanggar aturan, kau akan diberhentikan."

"Maaf. Apa kau atasan Jin Hee?" Tanya Chanwoo masih dengan penyamarannya. So Young dan juga Jin Hee secara reflek menghadap ke arah suara.

"Iya. Kau siapa?" Tanya So Young.

"Aku orang yang tadi membawa Jin Hee karena ada urusan mendadak. Itu bukan salah Jin Hee. Jadi salahkan aku saja. Aku bersedia membayar kerugian yang disebabkan Jin Hee sehingga kau tidak perlu memotong gajinya." Kata Chanwoo dengan sopan.

Jin Hee terkejut dengan kedatangan Chanwoo apalagi dengan perkataan yang barusan Chanwoo ucapkan. Bagaimana jika atasannya mengenali Chanwoo? Sebentar lagi berita baru pasti akan diluncurkan.

"Kenapa kau masih di sini?" Jin Hee bertanya dengan suara kecil pada Chanwoo saat Chanwoo sudah berada di sampingnya. Chanwoo masih tersenyum menghadap So Young. Meski senyumannya tertutupi masker, orang lain tetap mengetahui bahwa pria itu sedang tersenyum dilihat dari sudut matanya.

"Mengapa kau melakukan penyamaran seperti itu?" Tanya So Young ganas.

"Oh ini?" Tanpa menghiraukan pertanyaan Jin Hee, Chanwoo melepaskan topi dan juga masker yang dikenakannya lalu tersenyum.

"Apa kau gila?" Tanya Jin Hee memperingati masih dengan suara kecilnya.

"Kau Chanwoo... Ikon?" Suara So young sedikit meninggi di akhir kalimat. So Young sedikit girang saat melihat Chanwoo.

Jin Hee terlihat frustrasi. Bagaimana jika atasannya ini memberi tahu orang lain tentang kedatangan Chanwoo. Apa lagi Chanwoo berkata bahwa ia membawa Jin Hee tadi. Itu otomatis orang lain akan mengira Jin Hee dan Chanwoo saling kenal satu sama lain. Walaupun di kafe sekarang tidak ada siapapun, hanya tersisa atasannya, Jin Hee, dan juga Chanwoo sekarang.

Chanwoo mengangguk. "Jadi berapa yang harus kubayar?"

"Oh. Kau tidak perlu membayar apapun. Gaji Jin Hee juga tidak akan dipotong. Tapi sebagai gantinya, apa aku boleh meminta tanda tanganmu?" So Young mengambil secarik kertas di meja kasir dan juga pulpen.

"Oh. Tentu saja." Chanwoo mengambil kertas dan pulpen tersebut. "Ini." Chanwoo menyerahkan kembali kertas dan pulpen tersebut.

So Young menerima kertas dan pulpen tersebut dengan kesenangan yang luar biasa. "Terima kasih. Baiklah kalau begitu. Sebelum kau pulang, tolong tutup toko dan matikan semua lampu." So Young berjalan ke luar dari kafe.

"Apa kau gila? Bagaimana jika dia memberi tahu orang lain?"

"Tenang saja. Jika diberi tahu pun tidak masalah. Ini namanya aku bermurah hati pada penggemarku." Jelas Chanwoo.

"Tapi jika ia berkata bahwa aku dan kau saling kenal dan juga kau membawa ku pergi, bagaimana?"

"Kau tenang saja. Akan aku urus. Ini ponselmu. Ketinggalan di mobilku tadi." Chanwoo memberikan ponsel Jin Hee.

Just Another BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang