18

52 11 5
                                    

"Lain kali jangan melakukan hal bodoh seperti ini." Kata B.I sambil membalut pergelangan tangan So Hyun.

"Apa kau berjanji tidak akan meninggalkanku?"

***

Bug... dug... ck... buk...

Chanwoo mendengar suara-suara aneh dari dapur yang tak kunjung henti. Ia merasa risih dengan suara itu dan penasaran bunyi apa itu. Chanwoo bangkit dari kasur dan berjalan menuju dapur.

Saat Chanwoo membuka pintu kamar, ia menemukan dapur sudah seperti bagunan yang habis terjadi gempa bumi. Ia menghampiri Jin Hee yang sedang mengaduk makanan yang dibuatnya. "JIN HEE!" Chanwoo menahan amarahnya. Ia ingin marah tapi tidak bisa dan akhirnya malah menghela napasnya. "Aku sedang sakit sekarang Jin Hee. Dan kenapa kau membuat dapurnya berantakan." Chanwoo sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Gadis di hadapannya saat ini memang tidak bisa dilawan. 

"Sebentar, sebentar, sebentar lagi matang. Kau harus mencoba bubur buatanku." Kata Jin Hee senang sambil terus mengaduk buburnya. 

Setelah kira-kira sudah matang, Jin Hee mengambil bubur dengan sendok kecil dan meniupnya sejenak. Lalu ia memberikan suapan tersebut pada Chanwoo. "Bagaimana rasanya?"

"Tawar." Jawab Chanwoo setelah mencicipi bubur tersebut.

Jin Hee dengan polosnya mengambil garam serta sendok. Ia mengambil setengah sendok makan garam. Chanwoo yang melihatnya di samping dengan cepat menghentikannya. Dengan cara yang sangat berbeda dari yang lain, ia memeluk Jin Hee dari belakang dan tangan kanannya menggenggam punggung tangan kanan Jin Hee dan tangan kirinya menggenggam punggung tangan kiri Jin Hee. Chanwoo mengambil benda tersebut lalu dengan perlahan juga ia meletakkan keduanya di tempat manapun di sampingnya. 

Jin Hee terdiam sejenak lalu memberanikan diri untuk membuka suara. "Apa yang kau lakukan?" Suara Jin Hee nyaris tidak terdengar. Namun, Chanwoo masih bisa mendengarnya karena tidak ada jarak antara mereka berdua lagi. Hanya menunggu apa yang akan dilakukannya selanjutnya. 

Chanwoo mengeratkan pelukannya. Jin Hee hanya menatap ke arah depan sampai Chanwoo memutar badan Jin Hee dan menatapnya, ia masih memeluknya. Jin Hee menunduk akibat tidak berani menatap mata Chanwoo secara langsung hingga Chanwoo yang membuatnya menatap dirinya. 

Chanwoo mengecup keningnya kemudian ia menatapnya dengan dalam. Jin Hee menunduk lagi hingga Chanwoo benar-benar membuatnya menatap dirinya. Chanwoo mencium bibirnya singkat. 

"Sebenarnya apa yang kau lakukan?" Jin Hee membuka suara setelah beberapa lama hanya berdiam diri.

Chanwoo melepaskan pelukannya dan berjalan ke arah meja makan. Ia memunggungi Jin Hee. "Kau tahu kan aku lagi sakit? anggap saja ini adalah bagian dari sakitku."

"Baiklah." Kata Jin Hee berusaha mengendalikan jantungnya yang berpacu cepat. Kalau tidak, mungkin rasa sakit di dadanya akan hadir saat itu juga. Jin Hee memutar badannya menghadap kompor dan mengaduk bubur yang dibuatnya. Tapi buburnya sudah tidak bisa dimakan lagi. Buburnya sudah gosong. "Buburnya gosong. tidak bisa dimakan lagi." 

"Oh. Benarkah?" Chanwoo berjalan menghampiri Jin Hee kembali dan melihat bubur di dalam panci. Chanwoo tersenyum. Ia merasa senang karena tidak harus memakan bubur buatan Jin Hee karena itu sangat tidak enak. Chanwoo puas menjahili Jin Hee. Tapi bukan berarti ciuman tadi hanya sebuah candaan. Sepertinya Chanwoo serius ingin melakukan hal tersebut.

Chanwoo berjalan ke ruang tamu dan menyalakan televisi. Ia menyetel channel yang biasa ia tonton. Ia menaruh remot di atas sofa dan hendak berjalan mengambil ponselnya di kamar. Sudah sejak kemarin ia tidak membuka ponselnya. 

Just Another BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang