17

56 12 2
                                    

"Kenapa kau di sini?" Tanya Jin Hee saat melihat B.I berjalan ke hadapannya.

B.I menangkup wajah Jin Hee dengan kedua tangannya. "Kau tidak apa-apa? apa yang Bobby lakukan terhadapmu?' tanya B.I sambil menatap Jin Hee dari atas ke bawah.

"Aku tidak apa-apa. Dia tidak melakukan apapun terhadapku." Jawab Jin Hee dengan sedikit rasa malu. "Apa kau bisa melepaskan ini? banyak orang yang melihat." Memang benar banyak orang yang melihat, tetapi tidak ada yang mengenali B.I. Ia hanya mengenakan topi berwarna hitam.

B.I melepaskan tangannya dari wajah Jin Hee dan menatap Jin Hee di hadapannya. "Kau semakin hari semakin cantik saja." B.I tersenyum senang.

Jin Hee menatap B.I dengan tatapan penuh pertanyaan. Ada apa dengannya? Mengapa ia mengatakan hal seperti itu? Jin Hee benar-benar tidak tahu harus menjawab apa atas apa yang dikatakan B.I. Jin Hee Shock.

B.I tertawa senang. "Kau tidak perlu menjawab apapun. Cukup berada di sampingku terus apapun yang terjadi saja sudah cukup untukku." Kata B.I tersenyum.

Apa lagi ini. Perkataannya benar-benar tidak seperti biasanya. Jin Hee benar-benar tidak menyangkanya. "Aigoo... aku seperti memiliki boneka yang dapat berjalan dan mengikutiku ke manapun aku pergi." B.I tertawa melihat raut wajah Jin Hee. B.I menarik lengan Jin Hee menuju salah satu meja di paling pojok.

Sudah sejak lama sejak pemilik kafe ini mengetahui bahwa Jin Hee dekat dengan salah satu anggota boyband terkenal sehingga pemilik toko tersebut memberikan perlakuan khusus untuk Jin Hee. Ia bebas untuk melakukan apa saja jika hal itu berhubungan dengan Ikon, Chanwoo yang memintanya.

"Tapi... aku ingin bertanya." Kata Jin Hee mengerutkan kening. "Tapi sejak kapan hubungan kita menjadi dekat dan akur seperti ini? Apa lagi sampai tertawa? dan lagi bersentuhan. Sejak kapan kita memiliki hubungan yang pantas seperti itu?"

"Hm..." B.I menyandar pada kursinya dan meletakkan tangannya di dagunya. "Sejak kapan ya. Apa mungkin sejak ciuman waktu itu?" B.I meletakkan tangannya di atas meja lagi dan menatap wajah lucu Jin Hee.

"Apa yang kau lakukan? Berhenti melakukan hal seperti itu. Kau membuatku takut saja." Jawab Jin Hee berusaha untuk tidak menatap B.I.

"Baiklah. Baiklah." B.I tertawa kemudian mengeluarkan dompetnya. "Apa kau membawa dompetmu?"

"Bawa. Kenapa?"Jawab Jin Hee sambil mengeluarkan dompetnya.

"Berikan padaku." B.I mengambil dompet Jin Hee dari tangannya dan membukanya kemudian ia menyelipkan sebuah foto di dalam dompetnya lalu ia menutup dompetnya dan mengembalikan dompetnya. "Kau, jangan buka dompetmu sampai nanti kau berada di rumah."

"Kenapa memangnya? apa yang kau lakukan?" Tanya Jin Hee sambil membuka dompetnya tapi kegiatannya dihentikan oleh tangan B.I yang tiba-tiba memegang tangannya.

"Lakukan saja apa yang aku suruh." B.I lagi-lagi tersenyum. Bagi Jin Hee, senyuman B.I adalah senyuman yang paling menakutkan sedunia. Bagaimana bisa dia yang dulunya selalu marah setiap bertemu dengan Jin Hee, sekarang menjadi orang yang sangat ramah.

Drt... Drt...

B.I mengambil ponsel di sakunya lalu mengangkatnya.

"Apa?" Jawab B.I pada lawan bicaranya. Jin Hee tahu, sesuatu hal yang buruk pasti sudah terjadi. Hal tersebut dapat dilihat dari raut wajah B.I yang begitu terkejut. "Baiklah. Aku segera ke sana." Kata B.I kemudian menutup teleponnya.

"Apa yang terjadi?"

"Aku harus pergi sekarang, aku ada urusan mendadak. Maafkan aku. Aku harus pergi." Kata B.I kemudian pergi setelah mendapat anggukan dari Jin Hee.

Just Another BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang