Chanwoo tiba-tiba terbangun dari tidurnya dan mendengar suara isakan perempuan dari kamar sebelah. Ia menatap jam dinding di hadapannya. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua pagi.
"Ini sudah berlangsung selama hampir tiga tahun. Kita sudah bersepakat mengakhiri semuanya dan..." Jin Hee meneteskan air matanya. "Dan kalau kau memang tidak ingin berpisah dengaku, kenapa kau waktu itu pergi dengan wanita lain dan menyia-nyiakanku begitu saja?"
Chanwoo mengerutkan dahinya kemudian bangkit dari kasur. Ia menatap Donghyuk yang tertidur di sampingnya lalu berjalan menuju arah suara. Ia menatap Jin Hee terbaring di kasur sambil meletakan ponselnya di telinga. Chanwoo berdiri terdiam di balik pintu sambil berusaha mendengar perkataan wanita itu.
"Aku tahu kau tidak bermaksud seperti itu. Tapi hatiku sudah terlanjur hancur dan aku sudah tidak mengharapkanmu sama sekali. Aku tidak ingin kau muncul di hadapanku atau menghubungiku lagi."
Chanwoo terdiam. Ia yakin seratus persen bahwa orang yang terus menerus mengganggu Jin Hee dan bernama Jack itu adalah mantan pacar wanita itu. Sebuah rasa sakit muncul tiba-tiba dalam hati Chanwoo. Bagaimana bisa? Chanwoo yang begitu mati-matian merindukan Jin Hee yang pergi begitu saja tidak bisa membuka hatinya untuk wanita lain. Bagaimana Jin Hee? Apa selama ini hal-hal yang mereka lakukan bersama hanya sandiwara semata? Ia dengan mudah meninggalkan Korea dan pergi ke negri orang, menemukan orang baru di sana dan berkencan dengannya. Chanwoo mengira bahwa selama ini Jin Hee juga merasakan hal yang sama yang dialami Chanwoo. Ternyata semuanya hanya perasaan Chanwoo saja. Lalu B.I? Ia melupakan B.I begitu saja? Semudah itu?
Chanwoo perlahan-lahan duduk bersandar pada dinding dan merenung dengan tatapan kosong di tengah kegelapan dan kesunyian. Masih terdengar isakan Jin Hee di kamar sebelah.
Setelah lumayan lama duduk bersandar seperti itu, rasa kantuk pun menghampirinya. Akhirnya Chanwoo bangkit berdiri dan kembali ke tempat tidurnya. Ia berbaring lalu memejamkan matanya dan merenung kembali hingga ia tak sadar bahwa ia telah tertidur.
***
"Hei, Stephanie! Kau tidak apa-apa?" Tanya B.I pada wanita yang duduk di hadapannya saat ini. Mereka berada di dalam restoran hotel untuk sarapan yang sudah di sediakan oleh pihak hotel. Mereka mengambil meja yang terletak di paling ujung untuk menghindari keramaian.
"Aku tidak apa-apa. Memangnya aku kenapa?" Tanya Jin Hee sambil menyantap makanannya.
"Iya, kau kenapa? Kau habis menangis?" Tanya Junhoe.
"Tidak. Siapa bilang aku menangis?" Kata Jin Hee sambil mengambil ponsel di dalam tasnya untuk menatap dirinya sendiri.
"Matamu sembab." Kata B.I sambil memasukkan potongan roti ke dalam mulutnya.
Jin Hee memejamkan matanya menahan rasa malu. Ia lupa melihat dirinya sendiri terlebih dahulu sebelum turun ke bawah. Masih pagi, ia belum bersiap-siap sama sekali begitupun yang lainnya. "Apa mata sembab itu selalu sehabis menangis?" Tanya wanita itu kesal. "Aku tidak menangis." Tegas Jin Hee. "Aku hanya kurang tidur."
"Efek kurang tidur dan sehabis menangis itu berbeda." Jawab Yunhyeong sambil tertawa. Yang lain yang mendengar perkataan Yunhyeong pun ikut tertawa sambil menyantap makanannya. Jin Hee hanya meng-iya-kan perkataan para anak asuhnya dan melanjutkan makannya.
Ia diam-diam memperhatikan Chanwoo di ujung sana. Pria itu sama sekali tidak ikut tertawa bahkan pria itu terlihat sama sekali tidak mengikuti pembicaraan teman-teman mereka. Ia hanya asyik menyantap makanannya dan tidak juga mengalihkan pandangannya dari makanannya. Ada apa dengan pria itu?
Setelah semuanya selesai makan, mereka semua kembali ke kamar mereka masing-masing dan mulai membersihkan diri karena sebentar lagi mereka akan pergi untuk bersenang-senang. Jin Hee yang terakhir meninggalkan meja makan di ujung sana. Ia menatap Chanwoo yang baru saja meninggalkan meja tanpa menatapnya sama sekali. Padahal biasanya dialah yang selalu mengganggu Jin Hee duluan atau sekedar menyapanya. Tapi, hari ini berbeda. Ia sama sekali tidak menatap Jin Hee.
Jin Hee berjalan mendekati Chanwoo dan menarik lengannya. "Kau kenapa?" Tanya wanita itu.
"Aku tidak apa-apa. Memangnya aku kenapa?" Tanya Chanwoo dengan senyumnya yang biasa.
Walaupun tersenyum biasa seperti itu, Jin Hee tetap bisa melihat ada sesuatu yang ia sembunyikan dari sorot matanya. "Kau yakin?" Tanya Jin Hee memastikan.
"Aku yakin." Chanwoo melepas genggaman tangan Jin Hee dan berjalan meninggalkan wanita itu.
Jin Hee tahu betul pasti ada sesuatu yang pria itu sembunyikan. Tidak mungkin kan ia bersikap seperti itu secara tiba-tiba. Apalagi ia sudah mengetahui fakta tentang wanita bernama Stephanie itu adalah Jin Hee. Ia tidak mungkin bersikap seperti itu kalau tidak ada sesuatu yang terjadi.
***
Chanwoo berjalan menuju tempat tidurnya melewati teman-temannya yang sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Pria itu langsung berbaring menelungkup di kasur dan menutup wajahnya dengan bantal di sebelahnya.
Teman-temannya yang berada di dalam kamar pun merasa ganjil dengan tingkah laku Chanwoo hari ini. Bobby berjalan menghampiri pria itu dan menepuk salah satu kakinya. "Chanwoo-ah, ada apa denganmu?" Tanya pria itu.
Chanwoo tidak menanggapi pertanyaan dari Bobby. "Kau tidak bersiap-siap? Sebentar lagi kita akan jalan menuju tempat wisata." Tanya Bobby lagi.
"Tidak-ah, Hyeong. Kalian saja yang pergi." Jawab Chanwoo memperbaiki posisinya. "Aku lelah."
Bobby mengedikkan kepalanya ke arah teman-temannya bergantian dengan raut wajah bertanya-tanya. Ia berjalan mendekati B.I di ujung sana yang sedang merapikan kopernya. "Kenapa dia?" Bisik Bobby.
"Mana ku tahu." Jawab B.I kemudian menatap Chanwoo yang terbaik di tempat tidur. "Kemarin sepertinya dia baik-baik saja. Tidak tahu hari ini kenapa."
"Bagaimana? Bagaimana?" Tanya Jin Hee dengan suara lantang sesampainya di dalam kamar. "Apa kalian sudah siap?"
Semuanya terdiam menatap wanita yang baru saja masuk. Jin Hee merasa ada sesuatu yang salah dengan perbuatannya. Bagaimana tidak? Ia mendapat tatapan mematikan dari anak asuhnya sekarang. Tatapan 'lebih baik kau diam atau kau akan mati sekarang juga'.
"Kenapa?" Tanya Jin Hee tanpa mengeluarkan suaranya hanya mulutnya saja yang bergerak.
Bobby menujuk Chanwoo yang tertidur di atas tempat tidur lalu memberikan isyarat bahwa Chanwoo tidak dalam mood yang bagus hari ini.
"Kenapa?" Tanya Jin Hee lagi tanpa mengeluarkan suaranya.
Bobby mengedikkan bahunya lalu bangkit berdiri dan memilih melanjutkan kegiatannya yang lain dibandingkan berdiam diri terkurung dalam suasana yang kurang menyenangkan seperti ini. Teman-teman yang lain pun begitu. Mereka melanjutkan aktivitasnya yang lain setelah Bobby mengambil keputusannya saat itu.
Jin Hee berjalan mendekati Chanwoo dan duduk di sampingnya. Ia menyentuh punggung Chanwoo dan bertanya, "Chanwoo-ah, kau kenapa? Cerita saja padaku jika kau ada masalah. Siapa tahu aku bisa bantu."
Chanwoo tetap saja diam dan tidak bersuara sekalipun. Jin Hee tau bahwa Chanwoo hanya pura-pura tertidur. Ia sengaja tidak menjawab pertanyaan Jin Hee sedikitpun.
"Baiklah kalau kau memang tidak ingin bercerita. Tidak apa-apa. Tapi kau yakin akan berdiam diri di dalam kamar hotel selama kami pergi? Kau yakin tidak ingin ikut bersenang-senang?" Tanya Jin Hee dan tetap saja, Chanwoo hanya diam dan tidak menjawab. "Baiklah kalau begitu. Kalau ada apa-apa telepon aku atau teman-temanmu yang lain." Kata Jin Hee kemudian bangkit berdiri dan menggelengkan kepalanya kepada para member yang lain seperti memberi mengisyaratkan 'biarkan Chanwoo sendiri untuk saat ini'.
***
Drt... drt... drt...
Getaran ponsel yang berada di samping Chanwoo membuat pria itu terbangun dari tidurnya saat itu juga. Chanwoo menggeser tombol hijau pada ponselnya dan mendekatkannya di telinga.
"Apa?!" Mata Chanwoo seketika terbuka lebar. Pria itu duduk di atas tempat tidur sambil menggenggam ponselnya. "Coba ulangi perkataanmu sekali lagi. Coba katakan dengan jelas. Apa maksudmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Another Boy
Fanfiction"Aku ingin sekali bertemu dengannya untuk yang terakhir kali dan mengucapkan terima kasih atas bantuannya." Kata seorang gadis bernama Park Jin Hee. "Akankah aku bertemu dengan teman masa kecilku lagi? Aku merindukannya. Aku juga belum sempat menya...