"Dari mana saja kau?" Tanya B.I saat ia keluar dari kamar mandi.
Chanwoo yang baru saja memasuki dapur. Mengambil segelas air minum dan tidak menghiraukan pertanyaan B.I.
B.I melihat jam dinding di dekat meja tv di ruang tamu. Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas lewat tujuh belas menit.
Anggota Ikon yang lain sudah tidur terlebih dahulu. Untuk saat ini lebih banyak kegiatan sendiri-sendiri dibanding kelompok. Comeback mereka pun kemungkinan masih lama.
"Apa yang terjadi padamu? Kenapa akhir-akhir ini kau terlihat sering sekali tidak di rumah?" Tanya B.I sekali lagi.
Chanwoo meletakkan gelas yang sudah diminumnya di atas nampan yang berisi gelas-gelas. "Aku hanya ada urusan. Lanjutkan saja tidurmu hyeong." Jawab Chanwoo tidak dingin dan juga tidak ramah, biasa-biasa saja.
Chanwoo berjalan meninggalkan dapur dan berjalan ke arah B.I, lebih tepatnya arah toilet. Chanwoo mendorong pelan pundak B.I karena ia menghalangi jalan Chanwoo menuju toilet.
***
Sinar matahari menembus gorden kamar para personil Ikon. Satu-satunya mulai bangun dari tidur lelapnya.
DongHyuk berjalan ke arah dapur untuk mengambil minum. Ia melihat sekotak kue dengan catatan kecil yang tertempel di atasnya.
Makanan ini belum dibayar. Silahkan hubungi nomor telepon di bawah ini atau membayarnya langsung di kafe ini.
010-53657xxx
"Hyeong!!! Siapa yang melakukan pemesanan dan belum dibayar?" Teriak Donghyuk dari arah dapur.
Sebenarnya siapa yang melakukan pemesanan dan belum dibayar tidak masalah. Masalahnya adalah dikirim ke alamat ini. Bagaimana jika orang yang mengirim mengetahui bahwa anggota Ikon tinggal di apartement ini dan setiap harinya orang itu ke sini atau ia menyebarluaskan bahwa anggota Ikon tinggal di apartement ini. Tamatlah sudah. Hidupnya tidak akan tenang.
"Pemesanan apa?" Tanya Bobby menghampiri Donghyuk lalu mencabut kertas memo tempel tersebut. "Siapa yang melakukan pemesanan?" Teriak Bobby sambil mengangkat kertas memo itu ke udara.
"Oh itu. Aku yang melakukannya. Aku lupa membayarnya karena ada panggilan pekerjaan mendadak." Jawab Yunhyeong menghampiri mereka dan mengambil memo kecil itu. "Tapi kenapa kotak ini di sini kalau belum dibayar?" Tanya Yunhyeong bingung dan dijawab Donghyuk dan Bobby dengan pundaknya yang naik.
"Aku menemukannya berada di depan pintu apartement kemarin saat aku kembali." Jawab Jinhwan sambil menatap ponselnya dan berjalan mengambil segelas air putih.
Yunhyeong pun menghubungi nomor yang tertera di atas memo tempel itu. Bon pembayaran juga tertempel di salah satu kotak makanan itu.
Bobby dan Donghyuk kembali melakukan aktivitas mereka begitupun dengan Yunhyeong yang sibuk menghubungi pemilik ponsel itu.
"Bagaimana? Diangkat?" Tanya Jinhwan.
"Tidak. Ponselnya mati." Sahut Yunhyeong. "Apa kau bisa membantuku?"
"Bantu apa?" Jinhwan menoleh ke arah Yunhyeong.
"Antarkan uang pembayaran ini."
"Kau meminta ke orang yang salah. Aku sibuk hari ini. Kau minta tolong B.I, Junhoe atau Chanwoo saja. Mereka tidak sibuk sepertinya."
"Chanwoo belum bangun sepertinya. Akhir-akhir ini dia sering pulang malam, dia pasti lelah. Junhoe, kalau dia aku pasti dimarahi duluan sebelum aku berbicara. B.I hyeong saja." Kata Yunhyeong kemudian berjalan ke kamar B.I.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Another Boy
Fanfiction"Aku ingin sekali bertemu dengannya untuk yang terakhir kali dan mengucapkan terima kasih atas bantuannya." Kata seorang gadis bernama Park Jin Hee. "Akankah aku bertemu dengan teman masa kecilku lagi? Aku merindukannya. Aku juga belum sempat menya...