35

34 10 0
                                    

Tadi malam menjadi malam yang berarti bagi Chanwoo dan Jin Hee. Mereka tertidur di atas kasur dengan tubuh Chanwoo yang memeluk erat tubuh Jin Hee seakan melindunginya dari berbagai macam bahaya.

Chanwoo menatap Jin Hee yang tertidur dengan tenang sambil sesekali mengelus wajahnya. Rasa memiliki pun semakin besar dalam diri Chanwoo. Ia ingin secepatnya meresmikan hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius.

"Sudah bangun?" Chanwoo menatap Jin Hee yang baru saja membuka matanya. Karena merasa malu, gadis di hadapannya pun menutupi wajahnya dengan selimut.

Chanwoo yang melihat kegemasannya pun memeluk gadis itu dengan erat dan membuka selimutnya perlahan. Ia mencium keningnya lalu saling menatap sambil tersenyum.

***

"Kenapa baru pulang?" Tanya Bobby saat melihat Chanwoo bersenandung ria dengan senyumannya yang terukir jelas di wajahnya.

Chanwoo menatap Bobby lalu tersenyum. "Habis bertemu dengan tuan putri."

"Tuan putri? Jin Hee?" Tanya Junhoe kemudian.

Chanwoo berpindah duduk di samping B.I yang sedang membaca sebuah majalah fashion. Ia mengambil buah apel di dalam keranjang buah-buahan yang terletak di atas meja di hadapannya.

Chanwoo menata B.I, begitupun sebaliknya. "Iya. Tuan putri tercintaku." Katanya lalu memakan apel di dalam genggamannya.

B.I yang menatapnya pun geram dengan sendirinya. Sudah tahu B.I sangat mencintai gadis itu. Tapi kenapa sikap Chanwoo yang membicarakan tentang Jin Hee seakan-akan merasa bahwa ia sudah memiliki Jin Hee seutuhnya?

"Aku ingin bicara berdua denganmu." Kata B.I kemudian meletakkan majalah dalam genggamannya di atas meja lalu bangkit berdiri menuju pintu yang akan membawanya ke teras apartement.

Chanwoo mengikuti perkataan B.I. Ia sudah bisa menebak apa yang sebenarnya ingin dikatakan oleh sahabatnya itu. Dan kali ini, ia akan mengatakan yang sejujurnya dan sekaligus memohon restu sebagai sahabat sebelum memberi tahu yang lainnya.

"Ada apa?" Tanya Chanwoo setelah sampai dan bersandar pada balkon.

"Apa hubunganmu dan Jin Hee seserius itu?" Tanya B.I tanpa mengalihkan tatapannya yang tertuju pada memandangan seluruh kota Seoul yang dapat dilihatnya siang itu.

"Serius. Aku bahkan akan melanjutkan hubungan kami ke jenjang yang lebih serius. Yaitu pernikahan."

B.I menatap Chanwoo dengan raut wajah terkejutannya. "Kenapa cepat sekali? Kau tidak melakukan hal-ha yang buruk padanya, kan?"

"Apa kau gila? Tidak mungkin aku melakukan hal seperti itu!" Chanwoo balas menatapnya dengan tatapan penuh pengelakan.

"Jadi?" B.I mulai serius dalam pembicaraamnya saat ini.

"Jadi? Aku akan melamarnya kemudian menikah."

"Tapi menikah bukanlah hal yang mudah. Kau tidak bisa mengatakan kau ingin menikahinya hanya karena kau ingin menikah."

"Apa?! Menikah?! Siapa ingin menikah?!" Donghyuk berlari menghampiri keduanya yang sedang bersandar pada balkon sambil berbicara tentang 'pernikahan'. "Aku tidak salah dengar? Chanwoo-ah, kau ingin menikah?"

Chanwoo mengangguk.

"Lalu kenapa kau tidak membicarakannya dengan kami dan hanya membicarakannya dengan B.I?" Donghyuk segera berlari ke dalam sambil berteriak memberikan kabar yang entah menurut mereka adalah kabar gembira atau kabar duka.

"Baiklah jika kau ingin menikah dengannya. Aku tidak tahu harus mengatakan apa lagi. Tapi, aku hanya ingin memperingatimu. Jangan pernah sakiti Jin Hee! Jika kau sakiti dia sekali saja, maka saat itulah aku akan merebutnya darimu!" Katanya kemudian pergi meninggalkan Chanwoo seorang diri yang sedang berpikir sejenak.

Tidak mungkin ia main-main demgan perkataannya. Menikah adalah hal yang bukan untuk dijadikan permainan. Tekad ia sudah bulat. Ia ingin segera menikahi Jin Hee. Toh, usianya saat ini juga tidak bisa dibilang muda lagi. Usianya saat ini sudah cukup untuk membina rumah tangga.

Chanwoo masuk ke dalam dan membicarakan tentang pernikahan dengan member Ikon lainnya sambil meminta pendapat mereka.

***

"Bagaimana dengan bunganya? Apakah sudah siap semua?" Tanya Chanwoo pada Bobby sebagai orang yang berpartisipasi dalam kejutan yang dibuat Chanwoo.

Benar, hari ini Chanwoo memutuskan untuk melamar Jin Hee sesuai hasil dari diskusi Chanwoo dan sahabat-sahabatnya beberapa hari lalu. Dan memang benar, hubungan mereka bisa dibilang baru sebagai pasangan. Namun, rasa saling mencintai telah dimulai sejak kecil dan perlahan-lahan tumbuh hingga sekarang saatnyalah Chanwoo untuk melamarnya.

Jin Hee yang mendapatkan undangan untuk datang ke sebuah restoran mahal yang telah di-booking oleh Chanwoo sendiri pun merasa sedikit gugup. Entah apa yang Chanwoo persiapkan untuknya hingga ia dikirimi sebuah gaun yang sangat indah serta sepatu dan tas yang begitu terlihat elegan. Ia juga menyuruh Jin Hee untuk terlihat sangat cantik malam ini.

Jin Hee telah sampai di depan restoran yang dimaksud. Terlihat sepi, sama sekali tidak ada orang jika dilihat dari luar. Hal ini mengingatkan Jin Hee akan traumanya beberapa tahun lalu yang membuatnya tidak sadarkan diri dalam beberapa hari hingga dinyatakan telah meninggal.

Jin Hee berjalan mendekati pintu masuk seakan mengintip apakah ada orang di dalam. Dan ternyata ada. Ada beberapa pelayan yang sedang berdiri di sudut-sudut ruangan dan ada yang berada di meja kasir.

Seorang pelayan datang untuk membukakan pintu untuk sang gadis yang sudah menunggu di depan pintu masuk. Pelayan mempersilahkan gadis itu masuk dengan memastikan bahwa gadis itu benar-benar Jin Hee.

Jin Hee duduk di kursi sambil melihat sekelilingnya. Seorang pria yang membawa satu buket bunga yang sangat besar yang isinya bisa diperkirakan berjumlah sekitar seratus tangai bunga mawar merah berjalan menghampirinya secara perlahan.

Chanwoo sengaja menutup wajahnya dengan rangkaian bunga tersebut sambil berjalan perlahan ke arah Jin Hee. Walaupun wajahnya sudah tertutupi, Jin Hee dapat dengan jelas mengenali pria itu. Jin Hee bangkit berdiri lalu menghampirinya juga.

Setelah saling berhadapan, Chanwoo memberikan rangkaian bunga tersebut dan diterimanya dengan senyuman bahagia dari Jin Hee. Chanwoo berlutut sambil mengeluarkan sebuah cincin indah sebagai tanda bahwa gadis itu akan segera menjadi miliknya.

"Will you marry me?"

Sebuah kata yang terucap dengan lantanh dari mulut Chanwoo membuat Jin Hee bahagia, sangat bahagia. Tanpa banyak berkata, gadis itu langsung mengangguk. Chanwoo memasangkan cincin tersebut di jari manis Jin Hee. Pria itu berjalan mendekati Jin Hee dan mengecup singkat bibir lembutnya.

Suara tepuk tangan yang tiba-tiba terdengar pun mengalihkan pandangan mereka. Tepuk tangan tanda kesuksesan acara malam ini. Kesuksesan akan cinta yang telah lama terpendam. Telah lama mengalami banyak rintangan. Berperang terhadap waktu. Pada akhirnya mereka pun bersama.

Semuanya memulai makan malam mereka dan menikmati wine tanda kebahagiaan.

Just Another BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang