Astrid, wanita berusia 25 tahun, seorang dokter gigi yang menjalin hubungan jarak jauh dengan pacarnya yang sedang studi lanjutan di Abu Dhabi. Saat ini, Astrid tinggal di Jakarta. Setelah pindah sementara waktu ke Surabaya dan menyelesaikan studi SMAnya di Surabaya. Saat kuliah, Astrid kembali lagi ke Jakarta. Tempat kelahirannya.
Setelah 3 hari yang lalu ia mendapat berita bahwa sahabatnya, Hanum Narendra akan menikah, Astrid bersama dengan Kesha dan Levi yang juga menetap di Jakarta bersama-sama pada Jumat pagi mereka menempuh perjalanan darat dengan kereta api menuju Jogjakarta untuk menghadiri family gathering yang diadakan di rumah Hanum.
Setelah menempuh perjalanan selama 8 jam lebih, akhirnya mereka sampai bersamaan dengan Vero yang juga baru sampai dari Surabaya. Setelah menyewa sebuah mobil untuk mengantar mereka ke sebuah apartemen, ponsel Kesha bergetar.
Sebuah panggilan dari Ajeng.
"Assalamualaikum, Sha. Kalian udah sampai Jogja?" suara Ajeng terdengar di ujung telpon sana.
"Walaikumsalam, udah nih lagi di jalan menuju apartemen. Lo kapan ke sini?"
"Rencananya sih, besok pagi dari Solo sama Mas Adli baru ke sana. Gue bawa mobil pribadi sih. Gue join kamar apartemen kalian aja ya, bisa kan? Ntar jalan-jalan pake mobil gue, deh,"
"Bisa aja sih, kebetulan ada dua kamar tidur ini satu apartemen. Mas Adli bisa bareng Levi. Gue bareng Astrid sama Vero, nih. Kita berempat nih sekamar gakpapa?"
"Iya, gakpapa. Ntar gue ikut bayar sewa apartemennya bareng kalian aja. Oke? Mas Adli siang ini masih ada operasi, jadi gue baru bisa ke sana besok pagi. Biar tu dokter istirahat dulu lah, kan dua hari berikutnya bakal jadi supir dia,"
"Ya ampun, kasian banget dokter ganteng gitu dijadiin supir,"
"Biarin lah. Ya udah kalo gitu besok gue telpon lagi, wassalamualaikum,"
"Walaikumsalam," Kesha memutuskan sambungan tepat setelah menjawab salam Ajeng.
"Masih aja tuh dia sahabatan sama Mas Adli?" Levi menyahut dari arah kursi depan.
"Masih nih, akur banget keknya sekarang," jawab Kesha.
"Pada inget taruhan jaman SMA dulu nggak, sih?" Astrid akhirnya bersuara.
"Taruhan Ajeng-Adli?" Vero ikut menimpali.
"Nah, iya bener. Inget gak? Taruhan diem-diem kita kira-kira mereka bakalan jadian atau enggak," jawab Astrid sambil tersenyum usil.
"Inget, gue sama cowoknya kan pada yakin kalau mereka bakal berubah jadi cinta," jawab Levi.
"Kalau gue sih, engga. Mereka udah deket banget, kayaknya sama-sama takut mengorbankan hubungan yang sekarang. Lagian, mereka sahabatannya juga professional," jawab Vero.
"Setuju," imbuh Kesha.
"Liat aja nanti," sahut Astrid diiringi tawanya.
***
Seorang calon mempelai pengantin wanita tengah sibuk mempersiapkan acara family gathering yang akan dilaksanakan besok malam di halaman belakang rumahnya. Berbagai persiapan telah di lakukan mulai dari memeriksa perlengkapan acara sampai dengan makanan yang akan dihidangkan besok malam. Kebiasaan perfeksionis Hanum membuatnya menginginkan acara family gathering ini berlangsung lancar.
Hanum juga sudah menyiapkan beberapa hal yang akan ia bicarakan bersama teman-temannya nanti. Saat sedang berkutat dengan laptopnya untuk menyiapkan kelompok desain pakaian gaun pengantin dan kebaya yang akan dipakai dan desain gaun untuk para bridemaids, ponsel milik Hanum bergetar menunjukkan sebuah pesan dari Line baru saja masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bridesmaid
ЧиклитSudah dua tahun terakhir Hanum, Kesha, Ajeng, Astrid, Rara, Vero, dan Alya yang bersahabat sejak SMA tidak pernah bertemu lagi. Hal ini disebabkan oleh kesibukan di puncak karir mereka. Cita-cita yang mereka idamkan telah berhasil mereka raih. Namun...