15 (Unspoken)

2.5K 215 3
                                    

Play the media and turn the music on

-

Seorang siswa SMA tengah asik bercengkrama dengan seorang gadis yang ia temui di aplikasi Ooh! dan semua kesenangannya buyar karena terganggu oleh dentuman nyaring di pintu kamarnya yang disebabkan oleh kakak kandungnya. Laki-laki yang berusia 17 tahun itu menoleh malas tepat ketika kakak perempuannya menjatuhkan diri di sampingnya.

"Lagi ngomong sama siapa lo?" Ajeng memasang wajah jahilnya sambil menatap Danang, adiknya.

"Tadi lagi video call sama cewek cantik, eh lo datang-datang ganggu aja. Kok tumben sih ke sini?" Danang menjawab cuek pertanyaan Ajeng sambil kemudian kembali sibuk dengan ponselnya.

"Dasar generasi nunduk! Gak asik masa SMA lo, mana sih ceweknya. Gaya banget lo sama gue,"

"Jangan ngadu ke gebetan gue ya mba!"

"Iya udah sini mana," ucap Ajeng sedikit memaksa.

Danang dengan pasrah membuka lagi aplikasi chatting dan menunjukkan profil seorang gadis seumurannya dengan nama Rya Pamungkas. Gadis berwajah keturunan arab-indo yang cantik.

"Kok gue kayak pernah liat mukanya ya," komentar Ajeng.

"Perasaan lo aja kali,"

"Beneran deh, anak mana tuh?"

"Jogja, katanya sih ortunya emang campuran gitu. Cuman udah nggak ada dua-duanya, bokapnya meninggal waktu ada kisruh gitu dulu di Arab. Terus dia dibawa sama ibunya ke Indonesia, eh nggak lama ibunya lagi yang sakit. Jadi sekarang tinggal berdua sama kakaknya. Cuman masih sering gitu tiap liburan ke Arab katanya datangin keluarga, kayaknya kakaknya sih tajir," Danang menjelaskan panjang lebar.

"Etdah, banyak banget lo tau. Beda kota gimana caranya coba?"

"Punya kakak pinter tapi bego ya. Pake internet lah, gue ketemu di aplikasi Ooh! nih,"

"Apaan tuh?"

"Random chat anonymous gitu deh, mau coba juga? Siapa tau dapat cowok baru lo. Kemarin kata Mas Adli kan lo habis tragis gitu," ucap Danang mengusili balik kakaknya.

"Sok tau lo anak kecil," kata Ajeng menanggapi sambil cemberut.

"Gue udah legal age, ya!"

"Nginep rumah gue yuk, bosen gue sendirian. Dua minggu full banget proyek, gue traktir es krim deh lo," kini Ajeng bangkit dari kasur Danang dan menarik kaki adiknya.

"Woi! Gue nggak mau, rumah lo nggak ada Wi-Fi. Gue nggak bisa chatting sama Rya!"

"Gue beliin paket lo udah nggak usah bawel," kata Ajeng memaksa kemudian menarik Danang keluar dari kamarnya dengan paksa.

-

Adli tengah berada di ruang operasi, berusaha setenang mungkin menangani pasiennya yang nyawanya hampir terancam. Suhu di ruang operasi tersebut dan suasana tegang yang menyelimuti para perawat dan dokter yang berada di ruangan tersebut membuat beberapa peluh muncul di dahi Adli.

Operasi berjalan lebih lambat dari yang ia perkirakan dan ini kali pertama sejak setahun ia praktek sebagai spesialis anestesi. Jantungnya berdegup kencang takut jika tiba-tiba obat bius yang ia berikan berhenti bekerja sebelum waktunya membuat sang pasien sadar.

Beberapa dokter spesialis bedah tengah bekerja keras mempertahankan sang pasien. Mulut Adli tidak hentinya berdoa agar operasi dapat berakhir dengan lancar. Sebagai dokter muda momen seperti ini perdana bagi Adli ia rasakan.

The BridesmaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang