Jam dinding menunjukkan pukul sembilan malam dan para pria telah kembali ke apartemen yang disewa Hanum. Meninggalkan para wanita di rumah milik Rara bersama. Malam itu ditemani dengan suara katak, mereka memutar album dari band Magic!.
Ajeng tengah berkonsentrasi dengan seni yang sedang ia kerjakan di atas kulit tangan kanan Vero. Mulutnya komat kamit mengikuti lirik sambil sesekali berjoget. Rara tengah sibuk bermain dengan rambut panjang Kesha untuk mengepangnya. Sedangkan Hanum bersama Alya masih berbincang tentang bagaimana Yunani dan sebagainya.
Tepat ketika musik dari ponsel Ajeng memutar lagu Don't Kill The Magic, Ajeng mulai bersuara. Memulai percakapan mereka.
"Gue mau kasih tau sesuatu,"
Semua orang yang ada di sana kini memusatkan perhatiannya kepada Ajeng.
"Gue bakal kuliah di MIT," satu kalimat pendek yang membungkam Hanum dan Alya namun sukses membuat Kesha dan Rara heboh. Vero yang ada di hadapannya hanya mampu menganga karena terlalu terkejut dengan pernyataan Ajeng barusan.
"Gue baru kasih tau orang tua gue dan kalian. Mas Adli belom tau, dia taunya gue baru tes doang, sebenernya gue udah keterima," ucap Ajeng lagi.
"Gila lo!" sahut Hanum.
"Gue cuman nggak tau caranya ngasih tau ke Mas Adli gimana," kata Ajeng lirih.
"Do you love him?" tanya Vero pelan-pelan.
"No! I am not!" jawab Ajeng spontan.
"Yes! You are!" pekik Kesha kemudian langsung beranjak ke atas kasur, tempat dimana Vero dan Ajeng sedang berada.
"Lo nggak bisa ngasih tau karena lo bingung harus gimana. Hal yang bikin lo bingung adalah lo sebenernya nggak rela ninggalin dia. Jeng, it's more than just being best friend! Lo cuman nggak mau pisah sama Mas Adli," ucap Kesha.
"What? No!" Ajeng berkilah.
"Lo ngerasain apa waktu tau lo lulus?" tanya Alya kali ini.
"Gue ngerasa, bahagia. Mimpi gue selama ini terwujud," ucap Ajeng dengan ringan.
"Yakin?" kali ini Hanum yang bersuara.
Ajeng bungkam.
"Lo cuman bahagia atau lo terlalu gengsi mengakui kalau lo sedih harus ninggalin Mas Adli?" Kesha lagi-lagi mencecar Ajeng dengan kalimatnya.
Ajeng masih diam sembari menarik nafas panjang.
"Gue pernah nyium Mas Adli!" kata Ajeng akhirnya separuh memekik.
Astrid yang baru keluar dari toilet dan langsung mendengar ucapan Ajeng seketika ikutan memekik kaget. Pengakuan Ajeng barusan sangat mengejutkan semuanya. Hal yang selama ini hanya diketahui oleh Adli dan Ajeng kali ini diketahui oleh semua sahabat Ajeng.
"Well, technically not right on the lips, on his cheek," kata Ajeng lagi kali ini lebih lirih.
"Kapan?" tanya Astrid kini ikut naik di atas kasur.
"Malam waktu gue kacau banget gara-gara Farhan. Setelah itu, entahlah gue ngerasa ada yang beda antara gue sama Mas Adli. Gue nggak paham ini salah di gue atau Mas Adli juga ngerasain," jelas Ajeng.
Rara yang seperti biasa memperhatikan dan mendengarkan lebih dulu, akhirnya memilih bersuara.
"You do love him, Jeng!" kata Hanum sebelum Rara sempat mengeluarkan kalimatnya.
"Lo waktu nyium Mas Adli nggak tau itu sebagai bentuk terimakasih atau sebagai bentuk bahagia karena dia tetap ada di sana sama lo, kan?" kata Rara.
![](https://img.wattpad.com/cover/73083107-288-k661089.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bridesmaid
ЧиклитSudah dua tahun terakhir Hanum, Kesha, Ajeng, Astrid, Rara, Vero, dan Alya yang bersahabat sejak SMA tidak pernah bertemu lagi. Hal ini disebabkan oleh kesibukan di puncak karir mereka. Cita-cita yang mereka idamkan telah berhasil mereka raih. Namun...